25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Di Medan, Gerhana Mulai 06.27 WIB hingga 08.27 WIB

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Proses gerhana matahari sebagian (GMS) terlihat di atas gedung Kampus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Denai, Medan, Rabu (9/3). Fenomena gerhana matahari total dan sebagian terlihat di sejumlah wilayah di Indonesia pada tahun ini setelah sebelumnya terjadi pada tahun 1983.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Proses gerhana matahari sebagian (GMS) terlihat di atas gedung Kampus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Denai, Medan, Rabu (9/3). Fenomena gerhana matahari total dan sebagian terlihat di sejumlah wilayah di Indonesia pada tahun ini setelah sebelumnya terjadi pada tahun 1983.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa gerhana matahari total (GMT) yang terjadi Rabu (9/3) pagi, benar-benar menyedot perhatian masyarakat Kota Medan dan sekitarnya. Meski gerhana matahari yang terjadi di Kota Medan hanya 77 persen, namun antusiasme warga Kota Medan sekitarnya untuk menyaksikan peristiwa langka tersebut sangat luar biasa.

Ribuan orang berbondong-bondong mendatangi Kampus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), di Jalan Denai, Medan Denai. Sejak subuh sekira pukul 05.30 WIB, masyarakat telah memadati kampus tersebut. Baik itu anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua berdatangan. Bahkan, mereka yang tinggal cukup jauh dari kampus tersebut rela datang untuk menyaksikan gerhana dan juga salat sunah gerhana berjamaah.

Kepadatan terjadi sekitar pukul 07.00 WIB menjelang puncak gerhana. Dimana, masyarakat terus berdatangan hingga petugas satpam kampus kewalahan. Sebagian dari masyarakat yang datang sempat kecewa lantaran tak diizinkan masuk ke dalam gedung untuk melihat dari lantai 7 dengan menggunakan teropong. Karenanya, warga pun menyaksikan gerhana matahari dari halaman kampus tersebut melalui empat unit teropong yang telah disiapkan. Sementara yang lainnya melihat dari layar yang disediakan pihak kampus dan juga secara langsung menggunakan kacamata.

Ayu (21), mahasiswi Fakultas Ekonomi UMSU mengaku, datang bersama temannya sejak pukul 06.00 WIB. Karena fenomena alam itu bertepatan dengan hari besar keagamaan, Ayu bersama dua temannya mengendarai sepeda motor dari tempat kosnya di Jalan Krakatau.

“Iya mau lihat gerhana matahari, sayang kalau dilewatkan begitu saja karena jarang terjadi. Kebetulan hari ini (kemarin, red) libur, tanggal merah,” ujar Ayu.

Begitu juga dengan Asyro (43), yang datang bersama istri dan seorang anaknya. Ayah tiga anak ini mengaku memang sudah berencana untuk datang menyaksikan gerhana di Kampus Pasca Sarjana UMSU.

“Setelah salat subuh, saya sama istri dan anak berangkat dari rumah di daerah Amplas. Setelah sampai di tempat ini jam 6 kurang ternyata sudah ramai. Selain ingin menyaksikan, kami juga ingin mengikuti salat gerhana berjamaah. Karena peristiwa dan ibadah ini sangat jarang terjadi,” tutur pria yang berprofesi sebagai guru ini.

Tak hanya masyarakat Kota Medan yang antusias, warga luar kota juga datang. Salah satunya Titin, asal Siantar yang merupakan mahasiswi UMSU, dan datang bersama teman-temannya sejak subuh. Bahkan, seorang warga negara asing, Theresa Kim (24), tak mau ketinggalan momen berharga sepanjang hidupnya ini.

Gadis asal Korea Selatan ini mengaku bersyukur dan senang bisa menyaksikan secara langsung gerhana matahari di Indonesia. Sebab, di tempat asalnya belum tentu terjadi.

“Saya sengaja datang pagi-pagi ke sini untuk menyaksikan gerhana matahari, dan ini pertama kali dalam hidup saya. Kebetulan, saya lagi di Medan dan sudah dua bulan. Saya di Medan dalam rangka studi bersama teman. Saya juga aktif di lembaga swadaya masyarakat (Heavenly Culture World Peace Restoration Light),” ujar Theresa dalam Bahasa Inggris yang mengenakan kemeja putih dipadu kerudung dan tas selempang hitam, saat ditemui dari gedung Observatorium Ilmu Falak (OIF) Pasca Sarjana UMSU di lantai 7.

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Proses gerhana matahari sebagian (GMS) terlihat di atas gedung Kampus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Denai, Medan, Rabu (9/3). Fenomena gerhana matahari total dan sebagian terlihat di sejumlah wilayah di Indonesia pada tahun ini setelah sebelumnya terjadi pada tahun 1983.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Proses gerhana matahari sebagian (GMS) terlihat di atas gedung Kampus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Denai, Medan, Rabu (9/3). Fenomena gerhana matahari total dan sebagian terlihat di sejumlah wilayah di Indonesia pada tahun ini setelah sebelumnya terjadi pada tahun 1983.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa gerhana matahari total (GMT) yang terjadi Rabu (9/3) pagi, benar-benar menyedot perhatian masyarakat Kota Medan dan sekitarnya. Meski gerhana matahari yang terjadi di Kota Medan hanya 77 persen, namun antusiasme warga Kota Medan sekitarnya untuk menyaksikan peristiwa langka tersebut sangat luar biasa.

Ribuan orang berbondong-bondong mendatangi Kampus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), di Jalan Denai, Medan Denai. Sejak subuh sekira pukul 05.30 WIB, masyarakat telah memadati kampus tersebut. Baik itu anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua berdatangan. Bahkan, mereka yang tinggal cukup jauh dari kampus tersebut rela datang untuk menyaksikan gerhana dan juga salat sunah gerhana berjamaah.

Kepadatan terjadi sekitar pukul 07.00 WIB menjelang puncak gerhana. Dimana, masyarakat terus berdatangan hingga petugas satpam kampus kewalahan. Sebagian dari masyarakat yang datang sempat kecewa lantaran tak diizinkan masuk ke dalam gedung untuk melihat dari lantai 7 dengan menggunakan teropong. Karenanya, warga pun menyaksikan gerhana matahari dari halaman kampus tersebut melalui empat unit teropong yang telah disiapkan. Sementara yang lainnya melihat dari layar yang disediakan pihak kampus dan juga secara langsung menggunakan kacamata.

Ayu (21), mahasiswi Fakultas Ekonomi UMSU mengaku, datang bersama temannya sejak pukul 06.00 WIB. Karena fenomena alam itu bertepatan dengan hari besar keagamaan, Ayu bersama dua temannya mengendarai sepeda motor dari tempat kosnya di Jalan Krakatau.

“Iya mau lihat gerhana matahari, sayang kalau dilewatkan begitu saja karena jarang terjadi. Kebetulan hari ini (kemarin, red) libur, tanggal merah,” ujar Ayu.

Begitu juga dengan Asyro (43), yang datang bersama istri dan seorang anaknya. Ayah tiga anak ini mengaku memang sudah berencana untuk datang menyaksikan gerhana di Kampus Pasca Sarjana UMSU.

“Setelah salat subuh, saya sama istri dan anak berangkat dari rumah di daerah Amplas. Setelah sampai di tempat ini jam 6 kurang ternyata sudah ramai. Selain ingin menyaksikan, kami juga ingin mengikuti salat gerhana berjamaah. Karena peristiwa dan ibadah ini sangat jarang terjadi,” tutur pria yang berprofesi sebagai guru ini.

Tak hanya masyarakat Kota Medan yang antusias, warga luar kota juga datang. Salah satunya Titin, asal Siantar yang merupakan mahasiswi UMSU, dan datang bersama teman-temannya sejak subuh. Bahkan, seorang warga negara asing, Theresa Kim (24), tak mau ketinggalan momen berharga sepanjang hidupnya ini.

Gadis asal Korea Selatan ini mengaku bersyukur dan senang bisa menyaksikan secara langsung gerhana matahari di Indonesia. Sebab, di tempat asalnya belum tentu terjadi.

“Saya sengaja datang pagi-pagi ke sini untuk menyaksikan gerhana matahari, dan ini pertama kali dalam hidup saya. Kebetulan, saya lagi di Medan dan sudah dua bulan. Saya di Medan dalam rangka studi bersama teman. Saya juga aktif di lembaga swadaya masyarakat (Heavenly Culture World Peace Restoration Light),” ujar Theresa dalam Bahasa Inggris yang mengenakan kemeja putih dipadu kerudung dan tas selempang hitam, saat ditemui dari gedung Observatorium Ilmu Falak (OIF) Pasca Sarjana UMSU di lantai 7.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/