30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Usung Budaya Indonesia, Sajikan Martebe dan Rendang

Sambut ASEAN Open Sky Policy 2015 (2/habis)

Jurus jitu Garuda menghadapi ASEAN Open Sky 2015, memang harus berani bermain dengan berbagai trik. Mulai dari trik bersaing harga di pasar, hingga mengusung konsep Garuda Indonesia Experience. Kedua trik ini kiranya mampu menggaet pasar domestik hingga pasar
di Eropa nantinya.

LAILA AZIZAH, Medan

Harus diakui, harga avtur di Indonesia lebih mahal 8-10 persen dibanding harga avtur di luar negeri. Artinya, Garuda Indonesia nantinya harus mampu bersaing harga di pasar. Tapi ini bukan pekerjaan mudah. Sebab, persoalan penentuan harga jual avtur di Indonesia merupakan kebijakan pemerintah kita.

Harusnya, pemerintah kita juga punya sikap yang lentur untuk penentuan harga jual avtur dalam menghadapi ASEAN Open Sky 2015. Jika pemerintah tidak bisa membantu persoalan harga avtur ini, alamat bakal susah bagi Garuda Indonesia bisa bersaing harga dengan pesaing dari luar negerin
Memang, menghadapi ASEAN Open Sky 2015, tak cukup mudah bagi ‘paruh’ Garuda bisa ‘mematuk’ burung besi dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Tentu saja perusahaan penerbangan milik BUMN ini harus punya trik lain. Tapi, trik lain itu nyatanya jauh-jauh hari sudah dipersiapkan Garuda Indonesia. Ya, trik jitu itu lainnya itu adalah dalam pelayanan dan keamanan. Trik ini diberi nama Garuda Indonesia Experience, sebuah trik yang mampu membawa budaya khas Indonesia.

Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Pujobroto bilang, konsep pelayanan yang diusung Garuda Indonesia adalah Garuda Indonesia Experience. Konsep ini memadukan konsep layanan suasana dan keramahtamahan khas Indonesia. “Garuda Indonesia Experience merupakan konsep layanan yang menonjolkan kekayaan budaya Indonesia, seperti pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight, dan post- journey,” kata Pujobroto lagi.

Pujobroto merinci, konsep Garuda Indonesia Experience yang membawa budaya khas Indonesia, di antaranya, Garuda menyajikan makanan dan minuman khas yang tentu ala Indonesia. Seperti, menghadirkan nasi tumpeng dan rendang. Menu rendang malah menjadi salah satu sajian utama Garuda Indonesia sehingga semakin terkenal di manca negara.

Lalu, Garuda Indonesia juga menghadirkan menu minuman Jus Martebe (Markisa Terong Belanda). Di Medan, tentunya jus ini sudah tak asing lagi, namanya Jus Martabe, bukan Martebe. Jus inilah yang menjadi ciri Kota Medan. Tapi syukur jugalah kalau Garuda Indonesia akhirnya punya ide menghadirkan jus Martebe yang sama persis dengan jus Martabe. Yang penting, rasanya tetap sama, enak dan punya ciri sendiri ala Indonesia untuk dikenalkan ke manca negara.

Garuda Indonesia lalu menggandeng musisi terkenal Indonesia, Addie MS untuk mengaransemen lagu bertema Sound of Indonesia. Lagu ini berisikan lagu-lagu tradisional, seperti lagu Rasa Sayange, Ayo Mama, Tanah Airku dan lainnya. “Lagu-lagu tersebut diperdengarkan untuk penumpang Garuda selama penerbangan,” bilang Pujo.

Setelah itu, penumpang Garuda juga akan dimanjakan dengan aromatherapy di dalam kabin selama penerbangan. Aromanya tentu saja aroma rempah-rempah. “Untuk aromatherapy ini diberi nama Garuda Aromatic Fragrance,” kata Pujo.

Masih mengusung ciri Indonesia, pada desain interior di pesawat-pesawat Garuda yang baru, yaitu  Boeing 737-800 dan Airbus 330-300/200, Garuda menggunakan motif tradisional Indonesia, seperti motif ‘gedek’ yang menempel di dinding pemisah ruang kabin di pesawat. “Sedangkan seragam awak kabin Garuda mengenakan kebaya yang modifikasi. Kita tahu kan kebaya adalah baju khas milik Indonesia,” ujarnya.

Nah, dengan peningkatan pelayanan yang Garuda lakukan, tak heran bila Garuda Indonesia mendapat award The Worlds Most Improved Airline dari SkyTrax, Inggris, dan award Turn Around Airline of the Year dari CAPA, Australia beberapa waktu lalu.

Pujo memastikan, Garuda Indonesia siap bertarung melawan pesaing di ASEAN Open Sky 2015. Bahkan, Garuda Indonesia masih banyak memiliki jurus-jurus jitu yang bakal dikeluarkannya untuk ‘mematuk’ lawan.

Sehingga, layanan Garuda Indonesia Experience yang juga merupakan bagian dari Program Quantum Leap Garuda Indonesia hingga tahun 2015, sebagai upaya Garuda Indonesia menjadi airline yang kompetitif dan mampu bersaing di pasar internasional, termasuk dalam ASEAN Open Sky 2015.
Dan, bagi Garuda Indonesia, tak hanya kesiapan maskapai bangsa ini saja dituntut siap menghadapai ASEAN Open Sky 2015, tapi juga kesiapan infrastruktur lima bandara yang ditunjuk Kemenhub, termasuk Bandara Kualanamu.

“Di Bandara Cengkareng Jakarta saat ini sudah sangat padat pesawat. Kepadatan itu kadang-kadang mengganggu ketepatan waktu penerbangan bahkan merugikan avtur bila pesawat berlama-lama parkir. Ya harapan kita di Bandara Kualanamu yang bakal jadi bandara internasional nanti, bisa mampu mengatasi kepadatan pesawat sehingga benar-benar siap menghadapi ASEAN Open Sky 2015,” harap Pujo.
Lalu, bagaimana kesiapan Bandara Kualanamu sendiri?

Seperti diutarakan Wisnu Budi Septianto, Kepala Seksi Hukum, Humas dan Umum PT Angkasa Pura II (AP II) Kualanamu, meski Bandara Kualanamu masih dalam proses pengerjaan penyelesaian proyek pembangunan, tapi saat ini sudah mencapai 80 persen pencapaian pembangunannya. “Saat ini yang sudah terbangun yakni, Taxiway, apron, terminal kargo, perkantoran, areal parkir dan beberapa lainnya,” ujar Wisnu yang dihubungi penulis melalui telepon selulernya di nomor 08136213xxxx pada Kamis sore (5/4) lalu.

Sedangkan 20 persen lainnya, sambung Wisnu, dalam tahap pembangunan berikutnya. Seperti navigator, conter check-in dan run way. Ditargetkan, pada akhir tahun 2012 akan rampung. “Sedangkan pengerjaan di luar Bandara Kualanamu seperti jalan tol, jalur kereta api yang menghubungkan ke Bandara Kualanamu ditargetkan selesai tahun 2013,” papar Wisnu.

Menurut Wisnu, untuk menghadapi ASEAN Open Sky 2015, Bandara Kualanamu akan siap menyambutnya. Ini karena di tahun 2015, Bandara Kualanamu sudah beroperasi dan siap menampung pesawat berbadan lebar. “Bandara Kualanamu mampu menampung 33 pesawat berbadan lebar. Kalau Bandara Polonia hanya mampu menampung 11 pesawat,” bilang Wisnu.

Wisnu meyakini, maskapai milik domestik akan mampu menghadapi pesaing yang datang dari luar negeri. Apalagi, keandalan pesawat Garuda Indonesia yang beberapa kali mendapat penghargaan di luar negeri, kata Wisnu, akan mampu menghadapi ASEAN Open Sky 2015.

Garuda Indonesia dan Bandara Kualanamu sama-sama sudah menyatakan siap menghadapi ASEAN Open Sky 2015. Diharapkan, pemerintah Kota Medan juga mampu mengemas pariwisatanya agar turis mancanegara yang datang dari Eropa ke Medan bisa terkesan dengan kota metropolis ini. (*) Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba karya tulis jurnalis Kota Medan GATF 2012.

Sambut ASEAN Open Sky Policy 2015 (2/habis)

Jurus jitu Garuda menghadapi ASEAN Open Sky 2015, memang harus berani bermain dengan berbagai trik. Mulai dari trik bersaing harga di pasar, hingga mengusung konsep Garuda Indonesia Experience. Kedua trik ini kiranya mampu menggaet pasar domestik hingga pasar
di Eropa nantinya.

LAILA AZIZAH, Medan

Harus diakui, harga avtur di Indonesia lebih mahal 8-10 persen dibanding harga avtur di luar negeri. Artinya, Garuda Indonesia nantinya harus mampu bersaing harga di pasar. Tapi ini bukan pekerjaan mudah. Sebab, persoalan penentuan harga jual avtur di Indonesia merupakan kebijakan pemerintah kita.

Harusnya, pemerintah kita juga punya sikap yang lentur untuk penentuan harga jual avtur dalam menghadapi ASEAN Open Sky 2015. Jika pemerintah tidak bisa membantu persoalan harga avtur ini, alamat bakal susah bagi Garuda Indonesia bisa bersaing harga dengan pesaing dari luar negerin
Memang, menghadapi ASEAN Open Sky 2015, tak cukup mudah bagi ‘paruh’ Garuda bisa ‘mematuk’ burung besi dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Tentu saja perusahaan penerbangan milik BUMN ini harus punya trik lain. Tapi, trik lain itu nyatanya jauh-jauh hari sudah dipersiapkan Garuda Indonesia. Ya, trik jitu itu lainnya itu adalah dalam pelayanan dan keamanan. Trik ini diberi nama Garuda Indonesia Experience, sebuah trik yang mampu membawa budaya khas Indonesia.

Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Pujobroto bilang, konsep pelayanan yang diusung Garuda Indonesia adalah Garuda Indonesia Experience. Konsep ini memadukan konsep layanan suasana dan keramahtamahan khas Indonesia. “Garuda Indonesia Experience merupakan konsep layanan yang menonjolkan kekayaan budaya Indonesia, seperti pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight, dan post- journey,” kata Pujobroto lagi.

Pujobroto merinci, konsep Garuda Indonesia Experience yang membawa budaya khas Indonesia, di antaranya, Garuda menyajikan makanan dan minuman khas yang tentu ala Indonesia. Seperti, menghadirkan nasi tumpeng dan rendang. Menu rendang malah menjadi salah satu sajian utama Garuda Indonesia sehingga semakin terkenal di manca negara.

Lalu, Garuda Indonesia juga menghadirkan menu minuman Jus Martebe (Markisa Terong Belanda). Di Medan, tentunya jus ini sudah tak asing lagi, namanya Jus Martabe, bukan Martebe. Jus inilah yang menjadi ciri Kota Medan. Tapi syukur jugalah kalau Garuda Indonesia akhirnya punya ide menghadirkan jus Martebe yang sama persis dengan jus Martabe. Yang penting, rasanya tetap sama, enak dan punya ciri sendiri ala Indonesia untuk dikenalkan ke manca negara.

Garuda Indonesia lalu menggandeng musisi terkenal Indonesia, Addie MS untuk mengaransemen lagu bertema Sound of Indonesia. Lagu ini berisikan lagu-lagu tradisional, seperti lagu Rasa Sayange, Ayo Mama, Tanah Airku dan lainnya. “Lagu-lagu tersebut diperdengarkan untuk penumpang Garuda selama penerbangan,” bilang Pujo.

Setelah itu, penumpang Garuda juga akan dimanjakan dengan aromatherapy di dalam kabin selama penerbangan. Aromanya tentu saja aroma rempah-rempah. “Untuk aromatherapy ini diberi nama Garuda Aromatic Fragrance,” kata Pujo.

Masih mengusung ciri Indonesia, pada desain interior di pesawat-pesawat Garuda yang baru, yaitu  Boeing 737-800 dan Airbus 330-300/200, Garuda menggunakan motif tradisional Indonesia, seperti motif ‘gedek’ yang menempel di dinding pemisah ruang kabin di pesawat. “Sedangkan seragam awak kabin Garuda mengenakan kebaya yang modifikasi. Kita tahu kan kebaya adalah baju khas milik Indonesia,” ujarnya.

Nah, dengan peningkatan pelayanan yang Garuda lakukan, tak heran bila Garuda Indonesia mendapat award The Worlds Most Improved Airline dari SkyTrax, Inggris, dan award Turn Around Airline of the Year dari CAPA, Australia beberapa waktu lalu.

Pujo memastikan, Garuda Indonesia siap bertarung melawan pesaing di ASEAN Open Sky 2015. Bahkan, Garuda Indonesia masih banyak memiliki jurus-jurus jitu yang bakal dikeluarkannya untuk ‘mematuk’ lawan.

Sehingga, layanan Garuda Indonesia Experience yang juga merupakan bagian dari Program Quantum Leap Garuda Indonesia hingga tahun 2015, sebagai upaya Garuda Indonesia menjadi airline yang kompetitif dan mampu bersaing di pasar internasional, termasuk dalam ASEAN Open Sky 2015.
Dan, bagi Garuda Indonesia, tak hanya kesiapan maskapai bangsa ini saja dituntut siap menghadapai ASEAN Open Sky 2015, tapi juga kesiapan infrastruktur lima bandara yang ditunjuk Kemenhub, termasuk Bandara Kualanamu.

“Di Bandara Cengkareng Jakarta saat ini sudah sangat padat pesawat. Kepadatan itu kadang-kadang mengganggu ketepatan waktu penerbangan bahkan merugikan avtur bila pesawat berlama-lama parkir. Ya harapan kita di Bandara Kualanamu yang bakal jadi bandara internasional nanti, bisa mampu mengatasi kepadatan pesawat sehingga benar-benar siap menghadapi ASEAN Open Sky 2015,” harap Pujo.
Lalu, bagaimana kesiapan Bandara Kualanamu sendiri?

Seperti diutarakan Wisnu Budi Septianto, Kepala Seksi Hukum, Humas dan Umum PT Angkasa Pura II (AP II) Kualanamu, meski Bandara Kualanamu masih dalam proses pengerjaan penyelesaian proyek pembangunan, tapi saat ini sudah mencapai 80 persen pencapaian pembangunannya. “Saat ini yang sudah terbangun yakni, Taxiway, apron, terminal kargo, perkantoran, areal parkir dan beberapa lainnya,” ujar Wisnu yang dihubungi penulis melalui telepon selulernya di nomor 08136213xxxx pada Kamis sore (5/4) lalu.

Sedangkan 20 persen lainnya, sambung Wisnu, dalam tahap pembangunan berikutnya. Seperti navigator, conter check-in dan run way. Ditargetkan, pada akhir tahun 2012 akan rampung. “Sedangkan pengerjaan di luar Bandara Kualanamu seperti jalan tol, jalur kereta api yang menghubungkan ke Bandara Kualanamu ditargetkan selesai tahun 2013,” papar Wisnu.

Menurut Wisnu, untuk menghadapi ASEAN Open Sky 2015, Bandara Kualanamu akan siap menyambutnya. Ini karena di tahun 2015, Bandara Kualanamu sudah beroperasi dan siap menampung pesawat berbadan lebar. “Bandara Kualanamu mampu menampung 33 pesawat berbadan lebar. Kalau Bandara Polonia hanya mampu menampung 11 pesawat,” bilang Wisnu.

Wisnu meyakini, maskapai milik domestik akan mampu menghadapi pesaing yang datang dari luar negeri. Apalagi, keandalan pesawat Garuda Indonesia yang beberapa kali mendapat penghargaan di luar negeri, kata Wisnu, akan mampu menghadapi ASEAN Open Sky 2015.

Garuda Indonesia dan Bandara Kualanamu sama-sama sudah menyatakan siap menghadapi ASEAN Open Sky 2015. Diharapkan, pemerintah Kota Medan juga mampu mengemas pariwisatanya agar turis mancanegara yang datang dari Eropa ke Medan bisa terkesan dengan kota metropolis ini. (*) Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba karya tulis jurnalis Kota Medan GATF 2012.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/