Dalam kalimat yang singkat, Filipina seperti apa dalam enam tahun ke depan setelah masa kepresidenan anda?
Filipina yang kuat, bersih, dan aman. (Dia lalu menjelaskan bahwa tiga kata itu mewakili sesuatu yang sangat luas. Seperti kuat itu adalah termasuk juga tidak ada lagi kelompok separatis dan solid sebagai sebuah negara. Bersih bukan hanya lingkungannya, tapi juga pemerintahannya).
Bagaimana anda melihat Indonesia, dan apa yang akan anda lakukan pertama kali dengan Presiden Jokowi?
Kami sangat memandang Indonesia sebagai partner yang strategis untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan regional. Indonesia termasuk negara pertama yang akan saya datangi. Saya optimis bisa bekerjasama baik dengan Presiden Jokowi.
Hingga detik ini (kemarin, Red) masih ada empat WNI yang menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf. Juga beberapa warga negara lainnya. Bagaimana anda menyelesaikan permasalahan itu?
Soal keamanan adalah yang nomor satu. Orang banyak bilang bahwa sesungguhnya masalah utama Filipina bukanlah resesi atau infrastruktur. Tapi, masalah keamanan. Hanya, saya melakukan pembedaan jenis kriminal dan penanganannya.
Pembedaan?
Betul. Jika para bandit jalanan sepeti perampok, pedagang narkoba, pembunuh, saya tak peduli disebut melanggar HAM. Saya akan melakukan seperti apa yang saya lakukan di sini (Davao, Red). Sebaiknya, jangan melakukan hal itu di Filipina. Saya akan membunuh mereka.
(Di Davao, meski tak pernah mengakuinya secara resmi, Duterte membentuk paramiliter gelap bernama Davao Death Squad. Mereka melakukan apa yang di Indonesia disebut petrus).
Lalu bagaimana dengan Abu Sayyaf?
Jika kelompok itu masalahnya lain. Akar permasalahannya berbeda. Ada kesenjangan kesejahteraan, ada pendidikan ideologi, kompleks. Tapi, jelas, saya akan menghentikan dan menghapus kelompok-kelompok seperti itu. Beri saya waktu, pasti akan saya bereskan.
Soal sandera, saya tidak berani menjanjikan akan bisa membebaskan. Tapi, saya menjamin kami akan sekuat tenaga untuk membebaskan mereka. Bukan hanya Indonesia saja, tetapi juga sandera dari negara lain.
Untuk kebijakan luar negeri, terutama soal Laut Cina Selatan, masyarakat Filipina menginginkan reaksi yang lebih kuat. Apa yang akan anda lakukan?
Jelas saya akan meresponnya lebih kuat. Termasuk opsi untuk meminta Amerika membuat pangkalan di sini (Filipina) akan dipertimbangkan. Tapi, langkah pertama saya justru akan mengajak negara-negara yang bersengketa dengan Tiongkok, terutama Indonesia, untuk menjadi mitra penyelesaian. (*/ano/jpg/ril)