MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pola penyalahgunaan narkoba mempunyai pola yang hampir sama, pada tiga surve yang digelar BNN. Yakni, angka penyalahguna lebih tinggi pada laki -laki, cenderung lebih tinggi di kota dibanding kabupaten, dan lebih berisiko pada sekolah swasta.
“Selain itu, angka penyalahguna meningkat seiring dengan semakin tinggi jenjang sekolah dan penambahan umur responden,” kata Kepala Pusat Penelitian Data dan Informasi Badan Narkotika Nasional (Puslitdatin BNN) RI, Kombes Endang, dalam paparan hasil penelitian BNN tahun 2016 bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, , di Grand Sakura Hotel, Kamis (4/5/ 2017).
Demikian pula, lanjutnya, angka penyalahgunaan narkoba menurut tingkatan adiksi pada ketiga survei juga mengalami penurunan terutama pada kategori coba pakai dan teratur. Kecuali kategori pecandu yang sedikit mengalami peningkatan terutama pada tahun 2011.
“Temuan hasil dari ketiga survei menunjukkan bahwa ganja adalah jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan dalam setahun terakhir. Selain ganja,jenis narkoba yang dipakai adalah menghirup lem (9%) dan minum dextro 6%, obat penghilang rasa sakit/sakit kepala (6%) dan nipam/pil koplo (5%). Pola terhadap Jenis narkoba saat pertama kali menggunakan narkoba sama dengan jenis narkoba yang digunakan setahun terakhir.,” jelasnya.
Terkait perilaku merokok, minum al kohol dan seks pra nikah, berdasarkan hasil survei BNN terhadap pelajar dan mahasiswa Tahun 2011 lalu, diketahui bahwa perilaku merokok, minum alkohol dan seks pranikah merupakan perilaku yang mempengaruhi penyalahgunaan Narkoba.
Hasil survei Tahun 2011 tersebut menunjukkan pelajar/mahasiswa penyalahguna Narkoba jauh lebih banyak yang merokok bahkan 3-4 kali lebih banyak. Sama halnya dengan perilaku minum alkohol, pelajar dan mahasiswa penyalahguna yang minum alkohol jauh lebih banyak bisa sampai 8 – 9 kali.
Sedangkan untuk perilaku seks pranikah menunjukkan bahwa pelajar dan mahasiswa penyalahguna sebanyak 4 – 7 kali lebih banyak terkait perilaku seks pranikah.
Sosialisasi hasil penelitian BNN tahun 2016 itu dihadiri sejumlah pejabat utama BNNP SUMUT, yakni Kepala BNNP Sumut, Brigjend Pol Drs Andi Loedianto, Prof Budi Utomo dari UI, Kabag Umum BNNP Sumut, Karjono SP, Kabid Rehabilitasi BNNP Sumut, AKBP Magdalena Sirait SSi, Kabid P2M BNNP Sumut AKBP Drs Suyoso SH, serta pejabat dari instansi pemerintah di wilayah Sumatera Utara, baik sipil maupun TNI-Polri, dan dari dunia pendidikan. Total 40 peserta.
Sebelumnya, Kepala BNNP Sumut Brigjend Pol Drs Andi Loedianto, dalam kata sambutannya mengatakan, dari hasil penelitian Puslitdatin BNN tersebut, dapat diketahui angka prevalensi mengenai penyalahgunaan narkotika di Indonesia, khususnya Provinsi Sumut. “Data hasil survey Puslitdatin ini diharapkan menjadi referensi bagi lembaga terkait yang peduli terhadap penanggulangan bahaya narkoba, guna merumuskan berbagai rencana aksi untuk menurunkan penyalahgunaan narkoba, “ katanya. (mea/rel)