26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

2021, Tol dan Jalan Layang Medan-Berastagi Kembali Diusulkan Pemprovsu

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski rencana pembangunan jalan tol dan jalan layang (fly over) Medan-Berastagi tak diakomodir Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR), Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi tetap optimis infrastruktur prestisius tersebut saat ini hanya tertunda. Menurutnya, infrastruktur tersebut membutuhkan biaya yang tak sedikit untuk membangunnya.

“Enggaklah, enggak. Proses itu. Saya kan sudah datang ke sana (Kementerian PUPR). Ini proses. Persoalannya ini uang negara. Ini ‘kan menyangkut APBN. Penundaan saja itu… soal waktu saja,” katanya menjawab Sumut Pos, usai melantik pejabat eselon II dilingkungan Pemprovsu di Kantor Gubsu, Jumat (9/8).

Edy yakin, pada tahun anggaran mendatang (2021), Pemprovsu tetap dapat mengusulkan lagi pembangunan jalan tol dan atau fly over Medan-Berastagi tersebut. “Ya kita harus tetap optimis bisa. Ini ‘kan menyangkut kesanggupan APBN juga,” ujarnya.

Gubsu sendiri sebelumnya menyambut baik konsep pembangunan jalan tol Medan-Berastagi. Rencana itu menurutnya dapat menjadi solusi kemacetan yang kerap terjadi pada jalur lintas yang menghubungkan tiga kabupaten/kota di Sumut.

“Ini sangat baik sekali, karena ini merupakan solusi untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi pada jalan tersebut,” ujarnya saat menerima audiensi Ikatan Cendikiawan Karo (ICK) yang dipimpin Budi Sinulingga, di ruang kerjanya, Kantor Gubsu Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Rabu (27/2) lalu.

Selain itu, katanya, bila rencana ini bisa diwujudkan akan menjadikan masyarakat Kabupaten Karo lebih sejahtera. “Masyarakat Kabupaten Karo akan lebih sejahtera, karena hasil alamnya yang terkenal berupa sayuran dapat dijangkau dan disalurkan lebih cepat dengan perbaikan infrastruktur ini,” katanya.

Karenanya, ia mengajak kepada ICK untuk segera menyusun konsep jalan tol terkait solusi kemacetan tersebut. “Mari kita bersatu, Pemprovsu punya anggaran. Apa yang bisa kita lakukan dengan anggaran ini dan apa yang bisa para cendikiawan gambarkan tapi riil, bukan seremonial,” katanya, seraya menambahkan Pemprovsu akan menindaklanjuti akan rencana tersebut.

Sebenarnya, mengenai rencana pembangunan infrastruktur yang menghubungkan Kota Medan dan Kabupaten Karo tersebut, Dinas Perhubungan Sumut sudah menegaskan bahwa belum prioritas dilakukan saat ini. Disampaikan kalau untuk mengatasi kemacetan dan kepadatan lalu lintas pada ruas Medan-Berastagi, mulai tahun depan fokus pelebaran jalan akan dilakukan di beberapa titik pada ruas dimaksud.

“Memang kita sudah ada rencana jangka pendek dan menengah untuk mengantisipasi semakin padatnya ruas Medan-Berastagi ini. Salah satu rencana yang sudah dimasukkan adalah pelebaran jalan,” kata Kepala Bidang Pengembangan dan Perkeretaapian Dishub Sumut, Agustinus Panjaitan menjawab Sumut Pos, akhir Juni 2019 lalu.

Menurutnya usulan program tersebut dibahas pada waktu musrembang 2020 di Jakarta. Ia sendiri hadir pada waktu musrembang itu. D imana tidak ada usulan terkait pembangunan jembatan layang maupun jalan tol yang dibahas di Sumut, termasuk ruas Medan-Berastagi.

“Kalau jalan tol, kita memang belum sampai ke situ. Ada beberapa titik waktu itu kita usul untuk di shotcut (jalan lurus) seperti PDAM Tirtanadi, sebab topografi yang sekarang memang menghambat pergerakan. Kalau itu sudah kita bahas. Tapi kalau tol belum,” katanya.

Menurut dia, program tersebut mulai ada penanganan pada 2020. Konkritnya apakah masih bikin spot-spot untuk jalan lurusnya, ia kurang tahu. “Namun sudah ada penanganan (di 2020). Kalau semua dilebarkan juga tidak mungkin, jadi ada beberapalah. Kayak PDAM Tirtanadi, jika ditarik garis lurusnya justru malah mengganggu. Kita berharap 2020 sudah ada penanganan dan memberi manfaat untuk lalu lintas sekitar situ,” pungkasnya. (prn)

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski rencana pembangunan jalan tol dan jalan layang (fly over) Medan-Berastagi tak diakomodir Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR), Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi tetap optimis infrastruktur prestisius tersebut saat ini hanya tertunda. Menurutnya, infrastruktur tersebut membutuhkan biaya yang tak sedikit untuk membangunnya.

“Enggaklah, enggak. Proses itu. Saya kan sudah datang ke sana (Kementerian PUPR). Ini proses. Persoalannya ini uang negara. Ini ‘kan menyangkut APBN. Penundaan saja itu… soal waktu saja,” katanya menjawab Sumut Pos, usai melantik pejabat eselon II dilingkungan Pemprovsu di Kantor Gubsu, Jumat (9/8).

Edy yakin, pada tahun anggaran mendatang (2021), Pemprovsu tetap dapat mengusulkan lagi pembangunan jalan tol dan atau fly over Medan-Berastagi tersebut. “Ya kita harus tetap optimis bisa. Ini ‘kan menyangkut kesanggupan APBN juga,” ujarnya.

Gubsu sendiri sebelumnya menyambut baik konsep pembangunan jalan tol Medan-Berastagi. Rencana itu menurutnya dapat menjadi solusi kemacetan yang kerap terjadi pada jalur lintas yang menghubungkan tiga kabupaten/kota di Sumut.

“Ini sangat baik sekali, karena ini merupakan solusi untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi pada jalan tersebut,” ujarnya saat menerima audiensi Ikatan Cendikiawan Karo (ICK) yang dipimpin Budi Sinulingga, di ruang kerjanya, Kantor Gubsu Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Rabu (27/2) lalu.

Selain itu, katanya, bila rencana ini bisa diwujudkan akan menjadikan masyarakat Kabupaten Karo lebih sejahtera. “Masyarakat Kabupaten Karo akan lebih sejahtera, karena hasil alamnya yang terkenal berupa sayuran dapat dijangkau dan disalurkan lebih cepat dengan perbaikan infrastruktur ini,” katanya.

Karenanya, ia mengajak kepada ICK untuk segera menyusun konsep jalan tol terkait solusi kemacetan tersebut. “Mari kita bersatu, Pemprovsu punya anggaran. Apa yang bisa kita lakukan dengan anggaran ini dan apa yang bisa para cendikiawan gambarkan tapi riil, bukan seremonial,” katanya, seraya menambahkan Pemprovsu akan menindaklanjuti akan rencana tersebut.

Sebenarnya, mengenai rencana pembangunan infrastruktur yang menghubungkan Kota Medan dan Kabupaten Karo tersebut, Dinas Perhubungan Sumut sudah menegaskan bahwa belum prioritas dilakukan saat ini. Disampaikan kalau untuk mengatasi kemacetan dan kepadatan lalu lintas pada ruas Medan-Berastagi, mulai tahun depan fokus pelebaran jalan akan dilakukan di beberapa titik pada ruas dimaksud.

“Memang kita sudah ada rencana jangka pendek dan menengah untuk mengantisipasi semakin padatnya ruas Medan-Berastagi ini. Salah satu rencana yang sudah dimasukkan adalah pelebaran jalan,” kata Kepala Bidang Pengembangan dan Perkeretaapian Dishub Sumut, Agustinus Panjaitan menjawab Sumut Pos, akhir Juni 2019 lalu.

Menurutnya usulan program tersebut dibahas pada waktu musrembang 2020 di Jakarta. Ia sendiri hadir pada waktu musrembang itu. D imana tidak ada usulan terkait pembangunan jembatan layang maupun jalan tol yang dibahas di Sumut, termasuk ruas Medan-Berastagi.

“Kalau jalan tol, kita memang belum sampai ke situ. Ada beberapa titik waktu itu kita usul untuk di shotcut (jalan lurus) seperti PDAM Tirtanadi, sebab topografi yang sekarang memang menghambat pergerakan. Kalau itu sudah kita bahas. Tapi kalau tol belum,” katanya.

Menurut dia, program tersebut mulai ada penanganan pada 2020. Konkritnya apakah masih bikin spot-spot untuk jalan lurusnya, ia kurang tahu. “Namun sudah ada penanganan (di 2020). Kalau semua dilebarkan juga tidak mungkin, jadi ada beberapalah. Kayak PDAM Tirtanadi, jika ditarik garis lurusnya justru malah mengganggu. Kita berharap 2020 sudah ada penanganan dan memberi manfaat untuk lalu lintas sekitar situ,” pungkasnya. (prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/