30.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Pengembangan Wisata Danau Toba, Kemenpar: Manfaatkan Produk Lokal

Kerajinan danau Toba

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ditargetkan, tahun 2020 Danau Toba menjelma menjadi destinasi wisata berkelas yang wajib dikunjungi wisatawan, khususnya dari mancanegara. Untuk itu, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan terus melakukan promosi besar-besaran terhadap objek wisata yang ada di sana.

Hal itu diungkapkan Tenaga Ahli Menteri Bidang Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata (Kemenpar)n

Valerina Novita Daniel, pada acara Multistakholder Meeting Pariwisata Berkelanjutan Danau Toba di Biro Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), kemarin.

Valerina mengungkapkan, di sini diperlukan peran stakeholder untuk bekerja sama membangun Danau Toba lebih baik kedepannya.

“Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, promosi besar-besaran Danau Toba dimulai tahun depan. Karenanya, semua infrastruktur harus siap. Ada lima bulan lagi waktu kita melakukan persiapan agar pariwisata Danau Toba berkelas dunia,” ucap Valerina.

Valerina menjelaskan, dengan pembangunan dan pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, harus memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan begitu, pariwisata berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat.

Kemenpar juga menerapkan 3P dan 1M dalam pengembangan pariwisata nasional. “3P itu adalah People (masyarakat), Planet (lingkungan) dan Prosperity (ekonomi). Sedangkan 1 M itu adalah Manajemen,” sebut mantan presenter televisi nasional itu.

Valerina juga menjelaskan, pembangunan pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism development kini menjadi tren dalam setiap promosi wisata. Sebab, pembangunan pariwisata berkelanjutan mempertimbangkan 3P dan 1M.

“People (masyarakat) dalam hal ini bagaimana membangun masyarakat dan sumber daya lokal yang ada di kawasan Dana Toba. Kemudian Planet (lingkungan) bagaimana agar lingkungan Dana Toba dijaga agar tak tercemar, sehingga bisa menjadi kawasan pariwisata berkelas dunia,” ungkap Valerina.

Selanjutnya Prosperity (ekonomi), bagaimana agar pembangunan pariwisata memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyarakat lokal. Atas hal itu, Valerina mengatakan, aspek tersebut harus diperhatikan untuk pengembangan pariwisata kelas dunia seperti Danau Toba ini.

Dia juga menyatakan, masyarakat Sumut layak berbangga karena Danau Toba masuk kawasan strategis pariwisata nasional. Bahkan, pengembangan Danau Toba mendapat arahan khusus dari Presiden Jokowi.

“Percuma pemerintah membuat berbagai produk pariwisata, tapi tak bermanfaat bagi masyarakat lokal. Intinya, pembangunan pariwisata harus memanfaatkan produk lokal yang ada di daerah tersebut. Kearifan lokal harus dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat setempat,” pungkasnya.

Ketua Pokja PKDT&PB, Nurlisa Ginting mengatakan, berdasarkan hasil penelitian Bank Dunia, ada sejumlah isu paraiwisata berkelanjutan di Toba yang harus menjadi perhatian. Di antaranya pengelolaan limbah cair, pengelolaan limbah padat, pengelolaan air, kualitas air dan keberagaman produk pariwisata.

“Lokasi ter-update adalah masalah sanitasi dan limbah padat yang mencemari Dana Toba, di antaranya di kawasan Parapat dan sekitarnya, Pulau Samosir, Balige, dan Kecamatan Salah Sibangun,” tutur Nurlisa.

Sementara itu, Gubernur Sumut diwakili Asisten Pemerintahan, Jumsadi Damanik mengakui, Presiden Jokowi punya perhatian khusus pada Dana Toba. Melihat hal itu, menjadi peluang besar untuk pengembangan dunia pariwisata di Sumut seperti Danau Toba.

“Pemerintah pusat sangat memperhatikan Dana Toba. Pak Presiden Jokowi sudah berkali-kali datang ke Danau Toba. Selain itu, anggaran APBN yang dikucurkan untuk Danau Toba mencapai Rp 3,5 triliun,” sebut Jumsadi. (gus)

Kerajinan danau Toba

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ditargetkan, tahun 2020 Danau Toba menjelma menjadi destinasi wisata berkelas yang wajib dikunjungi wisatawan, khususnya dari mancanegara. Untuk itu, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan terus melakukan promosi besar-besaran terhadap objek wisata yang ada di sana.

Hal itu diungkapkan Tenaga Ahli Menteri Bidang Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata (Kemenpar)n

Valerina Novita Daniel, pada acara Multistakholder Meeting Pariwisata Berkelanjutan Danau Toba di Biro Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), kemarin.

Valerina mengungkapkan, di sini diperlukan peran stakeholder untuk bekerja sama membangun Danau Toba lebih baik kedepannya.

“Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, promosi besar-besaran Danau Toba dimulai tahun depan. Karenanya, semua infrastruktur harus siap. Ada lima bulan lagi waktu kita melakukan persiapan agar pariwisata Danau Toba berkelas dunia,” ucap Valerina.

Valerina menjelaskan, dengan pembangunan dan pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, harus memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan begitu, pariwisata berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat.

Kemenpar juga menerapkan 3P dan 1M dalam pengembangan pariwisata nasional. “3P itu adalah People (masyarakat), Planet (lingkungan) dan Prosperity (ekonomi). Sedangkan 1 M itu adalah Manajemen,” sebut mantan presenter televisi nasional itu.

Valerina juga menjelaskan, pembangunan pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism development kini menjadi tren dalam setiap promosi wisata. Sebab, pembangunan pariwisata berkelanjutan mempertimbangkan 3P dan 1M.

“People (masyarakat) dalam hal ini bagaimana membangun masyarakat dan sumber daya lokal yang ada di kawasan Dana Toba. Kemudian Planet (lingkungan) bagaimana agar lingkungan Dana Toba dijaga agar tak tercemar, sehingga bisa menjadi kawasan pariwisata berkelas dunia,” ungkap Valerina.

Selanjutnya Prosperity (ekonomi), bagaimana agar pembangunan pariwisata memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyarakat lokal. Atas hal itu, Valerina mengatakan, aspek tersebut harus diperhatikan untuk pengembangan pariwisata kelas dunia seperti Danau Toba ini.

Dia juga menyatakan, masyarakat Sumut layak berbangga karena Danau Toba masuk kawasan strategis pariwisata nasional. Bahkan, pengembangan Danau Toba mendapat arahan khusus dari Presiden Jokowi.

“Percuma pemerintah membuat berbagai produk pariwisata, tapi tak bermanfaat bagi masyarakat lokal. Intinya, pembangunan pariwisata harus memanfaatkan produk lokal yang ada di daerah tersebut. Kearifan lokal harus dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat setempat,” pungkasnya.

Ketua Pokja PKDT&PB, Nurlisa Ginting mengatakan, berdasarkan hasil penelitian Bank Dunia, ada sejumlah isu paraiwisata berkelanjutan di Toba yang harus menjadi perhatian. Di antaranya pengelolaan limbah cair, pengelolaan limbah padat, pengelolaan air, kualitas air dan keberagaman produk pariwisata.

“Lokasi ter-update adalah masalah sanitasi dan limbah padat yang mencemari Dana Toba, di antaranya di kawasan Parapat dan sekitarnya, Pulau Samosir, Balige, dan Kecamatan Salah Sibangun,” tutur Nurlisa.

Sementara itu, Gubernur Sumut diwakili Asisten Pemerintahan, Jumsadi Damanik mengakui, Presiden Jokowi punya perhatian khusus pada Dana Toba. Melihat hal itu, menjadi peluang besar untuk pengembangan dunia pariwisata di Sumut seperti Danau Toba.

“Pemerintah pusat sangat memperhatikan Dana Toba. Pak Presiden Jokowi sudah berkali-kali datang ke Danau Toba. Selain itu, anggaran APBN yang dikucurkan untuk Danau Toba mencapai Rp 3,5 triliun,” sebut Jumsadi. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/