31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Antisipasi Melonjaknya Pasien Covid-19, RS Mulai Dirikan Tenda Darurat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah rumah sakit di Kota Medan mulai mendirikan tenda darurat untuk melayani pasien Covid-19. Hal ini dilakukan, guna mengantisipasi membludaknya pasien, mengingat kasus Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut), khususnya Kota Medan yang sedang tinggi.

TENDA DARURAT: Sejumlah petugas bersiap untuk memasang tenda darurat di halaman RS USU guna mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien Covid-19.

Rumah sakit yang sudah mendirikan tenda darurat untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat, diantaranya RS Hermina di Jalan Asrama Medan, dan RS USU, Jalan Dr Mansyur Medan. Manager Pemasaran Rumah Sakit Hermina Medan, Andrew Richi mengakui, pihaknya membangun tenda darurat menyusul keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) yang sudah penuh. “Kita di sini ada 60 tempat tidur untuk pasien Covid-19 termasuk ICU dan sampai saat ini penuh,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (9/8).

Hendrew menjelaskan, peningkatan keterisian tempat tidur Covid-19 di rumah sakit itu bahkan sudah berlangsung kurang lebih satu bulan, akibat lonjakan kasus yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Dia menyebutkan, bahkan dalam sehari bisa lima sampai enam pasien Covid-19 yang dirujuk ke RS ini.

Oleh karena itu, untuk mampu melayani pasien Covid-19, maka kata dia, pihaknya membangun dua buah tenda darurat di bagian halaman belakang. “Karena ruang perawatan dan waiting list-nya memang penuh. Kita juga tidak mungkin membiarkan pasien terlantar, jadi kita memutuskan untuk mendirikan tenda,” ucapnya.

Dia menambahkan, tenda darurat tersebut diperuntukkan untuk penanganan pasien Covid-19 dengan kondisi sedang hingga berat. “Total ada sembilan tempat tidur di tenda ini,” sebutnya.

Namun, tenda itu hanya digunakan untuk menampung sementara pasien Covid-19 sebelum dirawat di ruangan RSU Hermina. “Rata-rata bisa sampai lima atau enam pasien itu (masuk) daftar tunggu karena memang ruang perawatannya penuh. Kami tidak mungkin membiarkan pasien terlantar. Jadi kami memutuskan menambah tenda supaya pasien yang tidak bisa menemukan rujukan ke rumah sakit lain lain karena penuh bisa untuk sementara menunggu di situ,” tandasnya.

Humas RS USU, M Zeinizen juga membenarkan, mereka ada membangun tenda di tempatnya. Namun dia mengatakan, tenda itu bantuan dari BNPB yang tujuannya untuk menjaga kemungkinan membludaknya pasien positif Covid-19. “Ya ada bantuan dari BNPB ini menjaga kemungkinan membeludaknya pasien positif Covid-19 dan ruang rawat untuk pasien Covid-19 kita juga full,” imbuhnya.

Terpisah, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan dr Mardohar Tambunan mengatakan, jika pihaknya telah melakukan pembongkaran terhadap keberadaan tenda darurat yang ditujukan bagi pasien Covid-19 khususnya yang didirikan di RS Hermina. Dia menyebutkan, sesuai Pergub dan Perwal yang menyatakan peruntukan 30 persen ruangan untuk pasien Covid-19, apabila sudah terpenuhi, dia menyarankan agar RS merujuk pasien ke RS lain saja. “Iya sudah dibongkar, tadi kita turun. Kalau untuk pasien, bila sudah penuh ya dirujuk saja, kan rumah sakit kita masih banyak yang kosong,” jelasnya.

Dia juga menegaskan, saat ini tidak ada satupun RS yang masih mendirikan tenda darurat untuk melayani Covid-19 termasuk screening. Sebab menurutnya, bila tenda darurat tetap didirikan, dikhawatirkan justru nanti akan menjadi persoalan yang baru. “Tapi mudah-mudahan lonjakan pasien Covid-19 tidak terjadi. Sejauh ini kita tetap bisa menangani,” tandasnya.

Sementara itu, berdasarkan data milik Pemprov Sumut pertanggal 6 Agustus 2021, jumlah keterisian BOR di Sumut telah mencapai 67 persen. Di mana, dari total 6.018 tempat tidur yang tersedia, sebanyak 4.008 di antaranya sudah terisi. Adapun untuk daerah dengan keterisian BOR tertinggi atau di atas 70 persen adalah, Toba 100 persen, Tanjungbalai 88 persen, Labura 87 persen, Karo 86 persen, Deliserdang 80 persen, Humbahas 75 persen, Medan 74 persen dan Siantar 71 persen.

Kemudian untuk BOR isolasi tertinggi atau di atas 70 persen, yakni Toba 100 persen, Tanjungbalai 88 persen, Labura dan Karo 87 persen, Deliserdang 81 persen, Humbahas 75 persen serta Medan dan Siantar 74 persen. Selanjutnya untuk BOR ICU tertinggi atau di atas 70 persen, yakni Padanglawas 100 persen, Taput 86 persen, Karo dan Sibolga 75 persen serta Medan 71 persen.

Isoter Asrama Haji Dioperasikan

Mengantisipasi membludaknya pasien Covid di RS, Satgas Penanganan Covid-19 Sumut mulai mengoperasikan Asrama Haji Medan sebagai tempat isolasi terpusat (Isoter) bagi pasien Covid-19, hari ini (10/8). Ada 16 orang dokter dan 34 orang perawat yang disiagakan di sana.

“Kita siapakan di sana 16 dokter, tapi yang baru ada saat ini 10 dokter. Dan 34 perawat atau bidan untuk melayani atau menangani saudara-saudara kita yang melakukan isolasi,” kata Gubernur Sumut yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Edy Rahmayadi kepada wartawan, Senin (9/8).

Asrama Haji Medan yang berada di Jalan Jenderal Besar AH Nasution, akan dijadikan sebagai tempat isolasi terpusat bagi warga Sumut yang terpapar virus Corona kategori ringan dan sedang, maupun tanpa gejala. “Dikhususkan kepada orang-orang gejala ringan maupun yang tanpa gejala,” ujar mantan Pangkostrad itu.

Adapun pengoperasional awal, hanya 400 unit tempat tidur yang disediakan di Asrama Haji Medan dari rencana 1.000 unit tempat tidur. Edy berharap, jumlah itu mampu menekan angka bed occupancy rate (BOR) di Sumut. Bahkan bisa menekan angka penularan Covid-19 di Sumut yang belakangan melonjak. “BOR kita hari ini 64 persen. Mudah-mudahan kasus Covid-19 bisa melandai,” ucapnya.

Terkait obat-obatan, diakuinya sudah melaporkan kepada pemerintah pusat untuk menambah ketersediaannya. Terlebih mengingat kasus Covid-19 di Sumut terus meningkat, bahkan sempat menembus 2 ribu angka konfirmasi positif per hari. Sehingga untuk mengantisipasi kekosongan obat, pemprov meminta jaminan agar stok obat-obatan di Sumut turut menjadi perhatian serius pemerintah pusat.

“Bukan hanya Sumut. Kita dengan kondisi terkonfirmasi yang begitu besar di Indonesia ini, pasti banyak membutuhkan obat. Itu yang sudah kita berikan masukan kepada pusat. Karena obat-obat ini bukan kewenangan daerah. Untuk itu sudah kita sarankan, kita usulkan keberadaan obat ini harus cukup,” pungkasnya sembari menyebut untuk wacana perpanjangan PPKM lagi, akan menunggu keputusan dari Presiden RI, Joko Widodo.

Sementara itu, berdasarkan update data kasus Covid-19 milik Kemenkes yang disampaikan oleh BNPB, Provinsi Sumut kembali memperoleh penambahan 1.035 orang, sehingga akumulasinya meningkat dari 71.849 menjadi 72.844 orang. Dengan penambahan itu, Sumut juga tercatat menjadi Provinsi terbanyak kelima dalam menyumbangkan 20.709 kasus nasional.

Selanjutnya untuk angka kesembuhan, Sumut memperoleh penambahan 666 orang, sehingga akumulasinya naik 45.462 menjadi 46.128 orang. Namun dengan penambahan itu, Sumut hanya menjadi Provinsi terbanyak ke-17 yang menyumbangkan 44.959 kasus sembuh di Indonesia.

Lalu untuk kasus kematian, Sumut mencatatkan penambahan 28 orang, sehingga akumulasinya naik dari 1.663 menjadi 1.691 orang, sekaligus menjadi Provinsi terbanyak ke-12 yang menyumbangkan 1.475 kasus kematian di tanah ir. Karena itu, melalui data tersebut maka saat ini kasus aktif di Sumut juga ikut mengalami kenaikan dari 24.724 menjadi 25.065 orang. (ris/map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah rumah sakit di Kota Medan mulai mendirikan tenda darurat untuk melayani pasien Covid-19. Hal ini dilakukan, guna mengantisipasi membludaknya pasien, mengingat kasus Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut), khususnya Kota Medan yang sedang tinggi.

TENDA DARURAT: Sejumlah petugas bersiap untuk memasang tenda darurat di halaman RS USU guna mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien Covid-19.

Rumah sakit yang sudah mendirikan tenda darurat untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat, diantaranya RS Hermina di Jalan Asrama Medan, dan RS USU, Jalan Dr Mansyur Medan. Manager Pemasaran Rumah Sakit Hermina Medan, Andrew Richi mengakui, pihaknya membangun tenda darurat menyusul keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) yang sudah penuh. “Kita di sini ada 60 tempat tidur untuk pasien Covid-19 termasuk ICU dan sampai saat ini penuh,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (9/8).

Hendrew menjelaskan, peningkatan keterisian tempat tidur Covid-19 di rumah sakit itu bahkan sudah berlangsung kurang lebih satu bulan, akibat lonjakan kasus yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Dia menyebutkan, bahkan dalam sehari bisa lima sampai enam pasien Covid-19 yang dirujuk ke RS ini.

Oleh karena itu, untuk mampu melayani pasien Covid-19, maka kata dia, pihaknya membangun dua buah tenda darurat di bagian halaman belakang. “Karena ruang perawatan dan waiting list-nya memang penuh. Kita juga tidak mungkin membiarkan pasien terlantar, jadi kita memutuskan untuk mendirikan tenda,” ucapnya.

Dia menambahkan, tenda darurat tersebut diperuntukkan untuk penanganan pasien Covid-19 dengan kondisi sedang hingga berat. “Total ada sembilan tempat tidur di tenda ini,” sebutnya.

Namun, tenda itu hanya digunakan untuk menampung sementara pasien Covid-19 sebelum dirawat di ruangan RSU Hermina. “Rata-rata bisa sampai lima atau enam pasien itu (masuk) daftar tunggu karena memang ruang perawatannya penuh. Kami tidak mungkin membiarkan pasien terlantar. Jadi kami memutuskan menambah tenda supaya pasien yang tidak bisa menemukan rujukan ke rumah sakit lain lain karena penuh bisa untuk sementara menunggu di situ,” tandasnya.

Humas RS USU, M Zeinizen juga membenarkan, mereka ada membangun tenda di tempatnya. Namun dia mengatakan, tenda itu bantuan dari BNPB yang tujuannya untuk menjaga kemungkinan membludaknya pasien positif Covid-19. “Ya ada bantuan dari BNPB ini menjaga kemungkinan membeludaknya pasien positif Covid-19 dan ruang rawat untuk pasien Covid-19 kita juga full,” imbuhnya.

Terpisah, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan dr Mardohar Tambunan mengatakan, jika pihaknya telah melakukan pembongkaran terhadap keberadaan tenda darurat yang ditujukan bagi pasien Covid-19 khususnya yang didirikan di RS Hermina. Dia menyebutkan, sesuai Pergub dan Perwal yang menyatakan peruntukan 30 persen ruangan untuk pasien Covid-19, apabila sudah terpenuhi, dia menyarankan agar RS merujuk pasien ke RS lain saja. “Iya sudah dibongkar, tadi kita turun. Kalau untuk pasien, bila sudah penuh ya dirujuk saja, kan rumah sakit kita masih banyak yang kosong,” jelasnya.

Dia juga menegaskan, saat ini tidak ada satupun RS yang masih mendirikan tenda darurat untuk melayani Covid-19 termasuk screening. Sebab menurutnya, bila tenda darurat tetap didirikan, dikhawatirkan justru nanti akan menjadi persoalan yang baru. “Tapi mudah-mudahan lonjakan pasien Covid-19 tidak terjadi. Sejauh ini kita tetap bisa menangani,” tandasnya.

Sementara itu, berdasarkan data milik Pemprov Sumut pertanggal 6 Agustus 2021, jumlah keterisian BOR di Sumut telah mencapai 67 persen. Di mana, dari total 6.018 tempat tidur yang tersedia, sebanyak 4.008 di antaranya sudah terisi. Adapun untuk daerah dengan keterisian BOR tertinggi atau di atas 70 persen adalah, Toba 100 persen, Tanjungbalai 88 persen, Labura 87 persen, Karo 86 persen, Deliserdang 80 persen, Humbahas 75 persen, Medan 74 persen dan Siantar 71 persen.

Kemudian untuk BOR isolasi tertinggi atau di atas 70 persen, yakni Toba 100 persen, Tanjungbalai 88 persen, Labura dan Karo 87 persen, Deliserdang 81 persen, Humbahas 75 persen serta Medan dan Siantar 74 persen. Selanjutnya untuk BOR ICU tertinggi atau di atas 70 persen, yakni Padanglawas 100 persen, Taput 86 persen, Karo dan Sibolga 75 persen serta Medan 71 persen.

Isoter Asrama Haji Dioperasikan

Mengantisipasi membludaknya pasien Covid di RS, Satgas Penanganan Covid-19 Sumut mulai mengoperasikan Asrama Haji Medan sebagai tempat isolasi terpusat (Isoter) bagi pasien Covid-19, hari ini (10/8). Ada 16 orang dokter dan 34 orang perawat yang disiagakan di sana.

“Kita siapakan di sana 16 dokter, tapi yang baru ada saat ini 10 dokter. Dan 34 perawat atau bidan untuk melayani atau menangani saudara-saudara kita yang melakukan isolasi,” kata Gubernur Sumut yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Edy Rahmayadi kepada wartawan, Senin (9/8).

Asrama Haji Medan yang berada di Jalan Jenderal Besar AH Nasution, akan dijadikan sebagai tempat isolasi terpusat bagi warga Sumut yang terpapar virus Corona kategori ringan dan sedang, maupun tanpa gejala. “Dikhususkan kepada orang-orang gejala ringan maupun yang tanpa gejala,” ujar mantan Pangkostrad itu.

Adapun pengoperasional awal, hanya 400 unit tempat tidur yang disediakan di Asrama Haji Medan dari rencana 1.000 unit tempat tidur. Edy berharap, jumlah itu mampu menekan angka bed occupancy rate (BOR) di Sumut. Bahkan bisa menekan angka penularan Covid-19 di Sumut yang belakangan melonjak. “BOR kita hari ini 64 persen. Mudah-mudahan kasus Covid-19 bisa melandai,” ucapnya.

Terkait obat-obatan, diakuinya sudah melaporkan kepada pemerintah pusat untuk menambah ketersediaannya. Terlebih mengingat kasus Covid-19 di Sumut terus meningkat, bahkan sempat menembus 2 ribu angka konfirmasi positif per hari. Sehingga untuk mengantisipasi kekosongan obat, pemprov meminta jaminan agar stok obat-obatan di Sumut turut menjadi perhatian serius pemerintah pusat.

“Bukan hanya Sumut. Kita dengan kondisi terkonfirmasi yang begitu besar di Indonesia ini, pasti banyak membutuhkan obat. Itu yang sudah kita berikan masukan kepada pusat. Karena obat-obat ini bukan kewenangan daerah. Untuk itu sudah kita sarankan, kita usulkan keberadaan obat ini harus cukup,” pungkasnya sembari menyebut untuk wacana perpanjangan PPKM lagi, akan menunggu keputusan dari Presiden RI, Joko Widodo.

Sementara itu, berdasarkan update data kasus Covid-19 milik Kemenkes yang disampaikan oleh BNPB, Provinsi Sumut kembali memperoleh penambahan 1.035 orang, sehingga akumulasinya meningkat dari 71.849 menjadi 72.844 orang. Dengan penambahan itu, Sumut juga tercatat menjadi Provinsi terbanyak kelima dalam menyumbangkan 20.709 kasus nasional.

Selanjutnya untuk angka kesembuhan, Sumut memperoleh penambahan 666 orang, sehingga akumulasinya naik 45.462 menjadi 46.128 orang. Namun dengan penambahan itu, Sumut hanya menjadi Provinsi terbanyak ke-17 yang menyumbangkan 44.959 kasus sembuh di Indonesia.

Lalu untuk kasus kematian, Sumut mencatatkan penambahan 28 orang, sehingga akumulasinya naik dari 1.663 menjadi 1.691 orang, sekaligus menjadi Provinsi terbanyak ke-12 yang menyumbangkan 1.475 kasus kematian di tanah ir. Karena itu, melalui data tersebut maka saat ini kasus aktif di Sumut juga ikut mengalami kenaikan dari 24.724 menjadi 25.065 orang. (ris/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/