25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Terkendala Pembebasan Lahan

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
BANJIR: Sejumlah kendaraan melintasi genangan air saat diguyur hujan di Jalan
Bahagia By Pass Medan, Minggu (9/9). Buruknya saluran drainase di jalan tersebut membuat air di drainase meluap tumpah ke jalan.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan penanganan banjir di Kota Medan dan kawasan Medan Utara. Namun penanganan tersebut mengalami kendala dengan pembebasan lahan.

“Untuk Medan khususnya, Sumatera Utara banyak. Medan dan sekitarnya banjir juga, sudah ditangani banjirnya beberapa tahun ini ya. Kita terkendala pembebasan lahan untuk Kota Medan,” kata Direktur Jendral Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Hari Suprayogi kepada wartawan, usai menghadiri pembukaan acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia ke-35 di Auditorium Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Jumat (7/9) malam.

Hari mengungkapkan, kendala pembebasan lahan tersebut untuk normalisasi dan pelebaran Sungai yang ada di Medan. Tapi, dengan kondisi kota terbesar nomor 3 di Indonesia padat penduduk membuat lahan untuk penanganan banjir sulit untuk dilakukan pengadaan oleh Kementerian PUPR.

“Walaupun tanah susah di Medan, kita akan tetap melakukan penanganan untuk banjir Belawan. Untuk Sungai Deli dan sekitarnya. Sudah dianggaran, tapi tanah tidak ada. Jadinya, anggaran hangus,” jelas Hari.

Dengan kondisi tersebut, Hari menjelaskan sudah membuat konsep yang dilakukan dengan memfungsikan Sungai di sekitar Kota Medan, seperti Sungai Sei Padang, Kota Tebing Tinggi..”Kita kontruksi sudah ada, selama tanah ada. Tidak jadi masalah ini, seperti Sungai Deli, Sungai Babura. Tahu sendiri kanan-kiri sungai sudah padat penduduk,” papar Hari.

Untuk drainase perumahan, menurut Hari itu, yang mengurusinya Pemerintah Kota (Pemko) Medan dan silakan Pemko Medan menangani itu.”Kemudian air baku-baku kita siapkan, dengan air tanah, sumur dalam. Untuk alat sumur bor 150 meter juga kita siapkan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II, Roy Panagom Pardede mengungkapkan pihak juga melakukan langkah-langkah untuk mengatasi banjir di Kota Medan dan sejumlah daerah di Sumut ini.

“Untuk di Sumatera Utara soal Banjir dan persedian air baku dan pola pengaturan debit air. Masyarakat buang sampah, berakibat banjir,” kata Roy kepada wartawan di USU.

Roy menyebutkan Balai Wilayah Sungai Sumatera II sudah melakukan upaya untuk untuk mengatasi banjir di Medan dengan melakukan pengerukan dan pemiliharan Sungai-sungai yang ada di Medan dengan setiap tahun ada anggaran untuk hal tersebut.

“Bukan di Sungai Deli, tapi Sungai Seikambing, Sungai Babura. Namun, nilainya tidak terlalu besar. Karena ini, kita mengajak semua pihak dari Pemerintah Kota sinergitas untuk sama-sama mengerjakannya. Seperti penanganan banjir Jalan Tinta? sebagai modal kerjasama kita lakukan,” tutur Roy.

Disinggung soal  Kanal yang ada di Medan tidak berfungsi, Roy menjelaskan Kanal tersebut sudah berfungsi secara otomatis. Bila debit air di Sungai Deli sudah tinggi akan mengalir ke Kanal itu.”Untuk Kanal bukan tidak berfungsi. Tapi, tetap difungsikan. Difungsikan dimana sungai Deli alirannya besar bisa dialirkan melalui kanal,” kata Roy.

Ia menambahkan bahwa Kota Medan berada didataran rendah. Dengan itu, perlu dilakukan normalisasi sungai perlu dilakukan.”Sedangkan, Untuk merelokasi masyarakat di pinggir sungai, saya tidak bisa mengatakan itu. Itu tidak bisa diselesaikan Balai, tapi bersama dengan Pemerintah Kota juga,” pungkasnya.

 

Diminta Antisipasi Musim Penghujan

Masih terkait soal banjir, Pemerintah Kota Medan diminta untuk sedini mungkin mengantisipasi datangnya musim penghujan yang kemungkinan menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat di Kota Medan.

Selama ini, permasalahan selalu datang saat musim penghujan tiba seperti banjir yang menggenangi ruas jalan protokol di Medan, yang semestinya permasalahan itu sudah bisa ditangani.”Selama ini permasalahan banjir dan genangan air lebih disebabkan karena buruknya saluran drainase yang tidak terintegrasi dengan baik,” ungkap Anggota Komisi D DPRD Medan, Ilhamsyah, kemarin.

Anggota dewan dari Fraksi Partai Golkar ini menekankan, pentingnya pengerjaan infrastruktur yang memiliki konsep yang baik dengan kondisi Kota Medan sekarang ini. “Pengerjaan proyek infrastruktur harus diperhatikan dengan baik, karena baiknya pengerjaan infrastruktur akan sangat berpengaruh terhadap kondisi ke depan,” jelasnya.

Begitu juga dalam pengerjaan proyek, Ilham melihat cara pengerjaannya banyak dijumpai tidak memiliki konsep yang baik. “Semisal pengorekan lumpur dari sendimentasi saluran drainase dibiarkan di jalan hingga mengganggu kenyamanan berkendaraan,” jelasnya seraya menekankan agar pola pengerjaan seperti ini tidak dilakukan lagi.

Sebagai contoh, pengerjaan proyek drainase di Jalan Harapan Pasti, Ilham melihat pengerjaan proyek drainase yang seharusnya membawa manfaat bagi warga, sejak awal malah merugikan warga. “Jadi ini harus benar-benar ditekankan, agar supaya Medan benar-benar menjadi ‘Rumah Kita’ bersama,” ucapnya.

Menghadapi musim penghujan tahun ini, Ilham mengajak masyarakat dan Pemerintah Kota Medan beserta jajarannya untuk memperhatikan lingkungannya bersama-sama. “Tidak hanya kepada Pemerintah Kota Medan, kita juga mengajak kepada masyarakat dan kita bersama untuk memperhatikan lingkungan kita agar benar benar nyaman untuk ditinggali,” jelasnya.

Sementara, data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan menyebutkan hingga beberapa hari ke depan diprediksi Kota Medan akan dilanda hujan dengan intensitas ringan hingga berat. Hujan yang akan terjadi juga berpotensi disertai angin dan kilat/petir. Selain Medan, hujan yang bakal melanda beberapa kabupaten/kota lainnya di kawasan Sumatera Utara. (gus/ris/ila)

 

 

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
BANJIR: Sejumlah kendaraan melintasi genangan air saat diguyur hujan di Jalan
Bahagia By Pass Medan, Minggu (9/9). Buruknya saluran drainase di jalan tersebut membuat air di drainase meluap tumpah ke jalan.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan penanganan banjir di Kota Medan dan kawasan Medan Utara. Namun penanganan tersebut mengalami kendala dengan pembebasan lahan.

“Untuk Medan khususnya, Sumatera Utara banyak. Medan dan sekitarnya banjir juga, sudah ditangani banjirnya beberapa tahun ini ya. Kita terkendala pembebasan lahan untuk Kota Medan,” kata Direktur Jendral Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Hari Suprayogi kepada wartawan, usai menghadiri pembukaan acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia ke-35 di Auditorium Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Jumat (7/9) malam.

Hari mengungkapkan, kendala pembebasan lahan tersebut untuk normalisasi dan pelebaran Sungai yang ada di Medan. Tapi, dengan kondisi kota terbesar nomor 3 di Indonesia padat penduduk membuat lahan untuk penanganan banjir sulit untuk dilakukan pengadaan oleh Kementerian PUPR.

“Walaupun tanah susah di Medan, kita akan tetap melakukan penanganan untuk banjir Belawan. Untuk Sungai Deli dan sekitarnya. Sudah dianggaran, tapi tanah tidak ada. Jadinya, anggaran hangus,” jelas Hari.

Dengan kondisi tersebut, Hari menjelaskan sudah membuat konsep yang dilakukan dengan memfungsikan Sungai di sekitar Kota Medan, seperti Sungai Sei Padang, Kota Tebing Tinggi..”Kita kontruksi sudah ada, selama tanah ada. Tidak jadi masalah ini, seperti Sungai Deli, Sungai Babura. Tahu sendiri kanan-kiri sungai sudah padat penduduk,” papar Hari.

Untuk drainase perumahan, menurut Hari itu, yang mengurusinya Pemerintah Kota (Pemko) Medan dan silakan Pemko Medan menangani itu.”Kemudian air baku-baku kita siapkan, dengan air tanah, sumur dalam. Untuk alat sumur bor 150 meter juga kita siapkan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II, Roy Panagom Pardede mengungkapkan pihak juga melakukan langkah-langkah untuk mengatasi banjir di Kota Medan dan sejumlah daerah di Sumut ini.

“Untuk di Sumatera Utara soal Banjir dan persedian air baku dan pola pengaturan debit air. Masyarakat buang sampah, berakibat banjir,” kata Roy kepada wartawan di USU.

Roy menyebutkan Balai Wilayah Sungai Sumatera II sudah melakukan upaya untuk untuk mengatasi banjir di Medan dengan melakukan pengerukan dan pemiliharan Sungai-sungai yang ada di Medan dengan setiap tahun ada anggaran untuk hal tersebut.

“Bukan di Sungai Deli, tapi Sungai Seikambing, Sungai Babura. Namun, nilainya tidak terlalu besar. Karena ini, kita mengajak semua pihak dari Pemerintah Kota sinergitas untuk sama-sama mengerjakannya. Seperti penanganan banjir Jalan Tinta? sebagai modal kerjasama kita lakukan,” tutur Roy.

Disinggung soal  Kanal yang ada di Medan tidak berfungsi, Roy menjelaskan Kanal tersebut sudah berfungsi secara otomatis. Bila debit air di Sungai Deli sudah tinggi akan mengalir ke Kanal itu.”Untuk Kanal bukan tidak berfungsi. Tapi, tetap difungsikan. Difungsikan dimana sungai Deli alirannya besar bisa dialirkan melalui kanal,” kata Roy.

Ia menambahkan bahwa Kota Medan berada didataran rendah. Dengan itu, perlu dilakukan normalisasi sungai perlu dilakukan.”Sedangkan, Untuk merelokasi masyarakat di pinggir sungai, saya tidak bisa mengatakan itu. Itu tidak bisa diselesaikan Balai, tapi bersama dengan Pemerintah Kota juga,” pungkasnya.

 

Diminta Antisipasi Musim Penghujan

Masih terkait soal banjir, Pemerintah Kota Medan diminta untuk sedini mungkin mengantisipasi datangnya musim penghujan yang kemungkinan menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat di Kota Medan.

Selama ini, permasalahan selalu datang saat musim penghujan tiba seperti banjir yang menggenangi ruas jalan protokol di Medan, yang semestinya permasalahan itu sudah bisa ditangani.”Selama ini permasalahan banjir dan genangan air lebih disebabkan karena buruknya saluran drainase yang tidak terintegrasi dengan baik,” ungkap Anggota Komisi D DPRD Medan, Ilhamsyah, kemarin.

Anggota dewan dari Fraksi Partai Golkar ini menekankan, pentingnya pengerjaan infrastruktur yang memiliki konsep yang baik dengan kondisi Kota Medan sekarang ini. “Pengerjaan proyek infrastruktur harus diperhatikan dengan baik, karena baiknya pengerjaan infrastruktur akan sangat berpengaruh terhadap kondisi ke depan,” jelasnya.

Begitu juga dalam pengerjaan proyek, Ilham melihat cara pengerjaannya banyak dijumpai tidak memiliki konsep yang baik. “Semisal pengorekan lumpur dari sendimentasi saluran drainase dibiarkan di jalan hingga mengganggu kenyamanan berkendaraan,” jelasnya seraya menekankan agar pola pengerjaan seperti ini tidak dilakukan lagi.

Sebagai contoh, pengerjaan proyek drainase di Jalan Harapan Pasti, Ilham melihat pengerjaan proyek drainase yang seharusnya membawa manfaat bagi warga, sejak awal malah merugikan warga. “Jadi ini harus benar-benar ditekankan, agar supaya Medan benar-benar menjadi ‘Rumah Kita’ bersama,” ucapnya.

Menghadapi musim penghujan tahun ini, Ilham mengajak masyarakat dan Pemerintah Kota Medan beserta jajarannya untuk memperhatikan lingkungannya bersama-sama. “Tidak hanya kepada Pemerintah Kota Medan, kita juga mengajak kepada masyarakat dan kita bersama untuk memperhatikan lingkungan kita agar benar benar nyaman untuk ditinggali,” jelasnya.

Sementara, data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan menyebutkan hingga beberapa hari ke depan diprediksi Kota Medan akan dilanda hujan dengan intensitas ringan hingga berat. Hujan yang akan terjadi juga berpotensi disertai angin dan kilat/petir. Selain Medan, hujan yang bakal melanda beberapa kabupaten/kota lainnya di kawasan Sumatera Utara. (gus/ris/ila)

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/