30 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Edy Terbuka Minta Dukungan Demokrat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahyamadi kembali menyindir DPD Golkar Sumatera Utara yang dinilai kerap memberikan kritikan terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.

“Orang yang baru ini (di DPD Golkar Sumut) bully aku,” ujar Gubernur Edy saat memberikan sambutan saat peringatan HUT Demokrat ke-21 dan peresmian Kantor DPD Demokrat Sumut di Jalan Sudirman, Kota Medan, Jumat (9/9) siang.

Dalam acara tersebut, dihadiri sejumlah kader Golkar Sumut. Gubernur Edy bercerita saat menjadi prajurit TNI, setelah lulus Akademi Militer (Akmil) 1985. Ia mendapat tugas pengawalan terhadap Siti Hardijanti Hastuti yang akrab disapa dengan mbak Tutut. Saat itu, merupakan kader Golkar. “Dia (kader Golkar) tak tahu dari tahun 1987 saya ngawal Golkar itu, Bu Tutut dan mengawal kader Golkar adalah TNI,” ucap Gubernur Edy.

Gubernur Edy terus menyampaikan sindiran kepada Golkar. Sedangkan, partai berlambang pohon beringin ini merupakan partai pengusung Edy Rahyamadi dan Musa Rajekshah (ERAMAS) pada Pilkada Sumut tahun 2018, lalu. “Sekarang Golkar-Golkar yang baru ini, awak pula yang dibullynya,” tutur mantan Ketua Umum PSSI itu.

Gurbernur Edy mengungkapkan sejak menjadi prajurit TNI dirinya dekat sama Golkar, terutama dalam tugas pengawasan terhadap mbak Tutut merupakan putri mantan Presiden ke-2, Soeharto. “Ini dia baru jadi Golkar, kemarin (tidak tahu sejarah),” kata mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Namun begitu, Gubernur Edy meminta dan mengharapkan semua partai politik dapat berbuat untuk untuk kepentingan rakyat. Bukan untuk kepentingan partai, kelompok atau diri sendiri. “Pastikan itu. Kalian biru, kalian kuning, putih. Bukan untuk kalian, tapi untuk rakyat,” kata Gurbernur Edy.

Di sisi lain, Gubernur Edy juga meminta dukungan kepada DPD Demokrat Sumut untuk mengusung dirinya kembali di Pilkada Sumut tahun 2024.

Pada Pilkada Sumut 2018, lalu. Partai berlambang mercy ini, merupakan salah satu partai politik mengusung Eramas. Untuk mengusung Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sumut memiliki setidaknya 20 kursi di DPRD Sumut. Sedangkan, Fraksi Demokrat DPRD Sumut hanya 9 kursi. “Kalau kalian bisa, 20 kursi. Kalian usung aku lagi, aku tak perlu lagi partai lain. Itu tak mau ngomong, aku ada motivasi. Walaupun, aku harus istiqoroh untuk maju lagi (di Pilkada Sumut 2024),” kata Gubernur Edy.

Gubernur Edy sempat menyindir Kantor DPD Demokrat Sumut persis didepan Kantor DPD Golkar Sumut. Mantan Pangkostrad ini pun, dengan bercanda, ingin juga mendirikan kantor Pemenangan Pilkada Sumut 2024 di sebelah Kantor Demokrat Sumut.

“Aku bikin di sebelah sini, kantor pemenangan. Siapa punya di sini, kalau berantam orang ini, aku yang nyetop,” ucap Gubernur Edy disambut gelak tawa.

Sementara itu, Ketua DPD Demokrat Sumatera Utara, Muhammad Lokot Nasution mengatakan, Partai Demokrat membuka pintu selebar-lebarnya bagi masyarakat untuk menyampaikannya aspirasi penolakannya kenaikan harga BBM tersebut. “Hari ini, diresmikan kantor partai kami ini, seadanya dan sederhana mungkin. Bentuk empati kami. Saudara kami, adik-adik kami mahasiswa, senang berjuang di jalanan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,” ungkap Lokot.

Lokot mendukung upaya dilakukan kelompok masyarakat dan mahasiswa yang sedang berjuang menyampaikan aspirasi penolakan kenaikan BBM yang ditetapkan oleh Presiden RI, Joko Widodo, baru-baru ini.

“Untuk itu, dengan kesederhanaan ini dapat menerima dan bersama-sama, Kantor Demokrat ini, kami paksa diresmikan dan dibuka. Kantor DPD Demokrat ini, adalah rumah yang bisa tempat mereka mengaduh dan tempat mereka bisa menyampaikan aspirasinya,” kata Lokot.

Lokot mengungkapkan bahwa usia ke-21 tahun, partai Demokrat sudah cukup dewasa. Sehingga arah politik, jelas berjuang bersama rakyat untuk kepentingan rakyat bersama.

“Partai Demokrat akan terus berjuang bersama rakyat. Silakan bandingkan 10 tahun bersama Demokrat dengan sekarang. Kita punya hak menyampaikan itu. Bagaimana kita mengelola negara ini,” sebut Lokot.

Lokot juga bercerita tentang kontribusi partai Demokrat bagi tanah air ini atas kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pemimpin negara ini, sebagai Presiden RI ke-6. “Hari ini, kawan-kawan partai kita sudah cukup dewasa. Kita pernah, berada di pemerintahan selama 10 tahun dan 2 periode di bawah kepemimpinan SBY. Kita masih bersama beliau (SBY),” ucap Lokot.

Lokot mengklaim kepemimpinan Demokrat 10 tahun di tanah air ini sangat dirasakan oleh masyarakat. Terutama terkait dengan pertumbuhan ekonomi. “10 tahun berkuasa banyak dirasakan, Insyaallah tahun 2024, apa yang sudah kita lakukan 10 tahun ini, tentu partai sahabat. Kita ciptakan Sumatera Utara bermartabat,” pungkas Lokot. (gus/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahyamadi kembali menyindir DPD Golkar Sumatera Utara yang dinilai kerap memberikan kritikan terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.

“Orang yang baru ini (di DPD Golkar Sumut) bully aku,” ujar Gubernur Edy saat memberikan sambutan saat peringatan HUT Demokrat ke-21 dan peresmian Kantor DPD Demokrat Sumut di Jalan Sudirman, Kota Medan, Jumat (9/9) siang.

Dalam acara tersebut, dihadiri sejumlah kader Golkar Sumut. Gubernur Edy bercerita saat menjadi prajurit TNI, setelah lulus Akademi Militer (Akmil) 1985. Ia mendapat tugas pengawalan terhadap Siti Hardijanti Hastuti yang akrab disapa dengan mbak Tutut. Saat itu, merupakan kader Golkar. “Dia (kader Golkar) tak tahu dari tahun 1987 saya ngawal Golkar itu, Bu Tutut dan mengawal kader Golkar adalah TNI,” ucap Gubernur Edy.

Gubernur Edy terus menyampaikan sindiran kepada Golkar. Sedangkan, partai berlambang pohon beringin ini merupakan partai pengusung Edy Rahyamadi dan Musa Rajekshah (ERAMAS) pada Pilkada Sumut tahun 2018, lalu. “Sekarang Golkar-Golkar yang baru ini, awak pula yang dibullynya,” tutur mantan Ketua Umum PSSI itu.

Gurbernur Edy mengungkapkan sejak menjadi prajurit TNI dirinya dekat sama Golkar, terutama dalam tugas pengawasan terhadap mbak Tutut merupakan putri mantan Presiden ke-2, Soeharto. “Ini dia baru jadi Golkar, kemarin (tidak tahu sejarah),” kata mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Namun begitu, Gubernur Edy meminta dan mengharapkan semua partai politik dapat berbuat untuk untuk kepentingan rakyat. Bukan untuk kepentingan partai, kelompok atau diri sendiri. “Pastikan itu. Kalian biru, kalian kuning, putih. Bukan untuk kalian, tapi untuk rakyat,” kata Gurbernur Edy.

Di sisi lain, Gubernur Edy juga meminta dukungan kepada DPD Demokrat Sumut untuk mengusung dirinya kembali di Pilkada Sumut tahun 2024.

Pada Pilkada Sumut 2018, lalu. Partai berlambang mercy ini, merupakan salah satu partai politik mengusung Eramas. Untuk mengusung Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sumut memiliki setidaknya 20 kursi di DPRD Sumut. Sedangkan, Fraksi Demokrat DPRD Sumut hanya 9 kursi. “Kalau kalian bisa, 20 kursi. Kalian usung aku lagi, aku tak perlu lagi partai lain. Itu tak mau ngomong, aku ada motivasi. Walaupun, aku harus istiqoroh untuk maju lagi (di Pilkada Sumut 2024),” kata Gubernur Edy.

Gubernur Edy sempat menyindir Kantor DPD Demokrat Sumut persis didepan Kantor DPD Golkar Sumut. Mantan Pangkostrad ini pun, dengan bercanda, ingin juga mendirikan kantor Pemenangan Pilkada Sumut 2024 di sebelah Kantor Demokrat Sumut.

“Aku bikin di sebelah sini, kantor pemenangan. Siapa punya di sini, kalau berantam orang ini, aku yang nyetop,” ucap Gubernur Edy disambut gelak tawa.

Sementara itu, Ketua DPD Demokrat Sumatera Utara, Muhammad Lokot Nasution mengatakan, Partai Demokrat membuka pintu selebar-lebarnya bagi masyarakat untuk menyampaikannya aspirasi penolakannya kenaikan harga BBM tersebut. “Hari ini, diresmikan kantor partai kami ini, seadanya dan sederhana mungkin. Bentuk empati kami. Saudara kami, adik-adik kami mahasiswa, senang berjuang di jalanan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,” ungkap Lokot.

Lokot mendukung upaya dilakukan kelompok masyarakat dan mahasiswa yang sedang berjuang menyampaikan aspirasi penolakan kenaikan BBM yang ditetapkan oleh Presiden RI, Joko Widodo, baru-baru ini.

“Untuk itu, dengan kesederhanaan ini dapat menerima dan bersama-sama, Kantor Demokrat ini, kami paksa diresmikan dan dibuka. Kantor DPD Demokrat ini, adalah rumah yang bisa tempat mereka mengaduh dan tempat mereka bisa menyampaikan aspirasinya,” kata Lokot.

Lokot mengungkapkan bahwa usia ke-21 tahun, partai Demokrat sudah cukup dewasa. Sehingga arah politik, jelas berjuang bersama rakyat untuk kepentingan rakyat bersama.

“Partai Demokrat akan terus berjuang bersama rakyat. Silakan bandingkan 10 tahun bersama Demokrat dengan sekarang. Kita punya hak menyampaikan itu. Bagaimana kita mengelola negara ini,” sebut Lokot.

Lokot juga bercerita tentang kontribusi partai Demokrat bagi tanah air ini atas kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pemimpin negara ini, sebagai Presiden RI ke-6. “Hari ini, kawan-kawan partai kita sudah cukup dewasa. Kita pernah, berada di pemerintahan selama 10 tahun dan 2 periode di bawah kepemimpinan SBY. Kita masih bersama beliau (SBY),” ucap Lokot.

Lokot mengklaim kepemimpinan Demokrat 10 tahun di tanah air ini sangat dirasakan oleh masyarakat. Terutama terkait dengan pertumbuhan ekonomi. “10 tahun berkuasa banyak dirasakan, Insyaallah tahun 2024, apa yang sudah kita lakukan 10 tahun ini, tentu partai sahabat. Kita ciptakan Sumatera Utara bermartabat,” pungkas Lokot. (gus/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/