30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Kondisi Bayi Usus di Luar Masih Stabil, Dokter Sarankan Tinggal Lama di Rumah Sakit

istimewa/SUMUT POS
DIRAWAT: Alifa Adzkiya Shakila Ritonga, dengan kondisi usus di luar tubuh, tengah mendapatkan perawatan di RSUP H Adam Malik Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kondisi bayi dengan usus di luar masih stabil di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan. Tim Medis yang dikomandoi dr Erjan Fikri SpBA (K) terus merawat intensif bayi yang ususnnyna kini dibungkus menggunakan pembalut khusus.

Hal itu akan terus dilakukan hingga waktu yang tidak ditentukan. “Tidak bisa diprediksi sampai kapan. Pokoknya lamalah. Dulu juga pernah ada bayi seperti ini, sampai sudah bisa berjalan bayi itu baru pulang dari rumah sakit,” ungkap Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Rosa Dorothy Simanjuntak saat diwawancarai Sumut Pos, Rabu (7/11).

Kata Ocha, memilih bayi itu untuk tinggal lama di rumah sakit untuk menghindari kekhawatiran, termasuk perawatannya dan sterilisasi pencernaan dan kesehatannya. Menurut Ocha, kondisi usus bayi di luar itu sangat rentan infeksi dan harus dilakukan tindakan yang kompleks. Terlebih selaput yang menutupi usus sang bayi itu sudah pecah, dan harus dioperasi.

“Jadi seperti kata dokter kemarin, dilakukan tindakan konservatif. Terus dilakukan perawatan sampai selaput yang menutupi usus menjadi kulit sehingga usus kembali berada di dalam tubuh, “ sambung Ocha.

Soal biaya perawatan sang bayi selama di rumah sakit, Ocha menyebutkan bahwa bayi asal Kisaran, Asahan itu berstatus sebagai pasien BPJS Kesehatan. Jadi, selama berada di rumah sakit, ayah sang bayi, Nurul Azmi Ritonga yang menjaga sang bayi.

Ocha mengakui bahwa pihaknya juga meminta agar keluarga sang bayi selalu ada di rumah sakit.

Sebelumnya, Dokter Penanggungjawab Pasien, dr Erjan Fikri SpBA (K) kepada wartawan di RSUP H Adam Malik, Jumat (2/11) mengatakan bayi itu dirawat di Ruang Feto Maternal-Neonatologi. Karena usus berada di luar perut, bayi itu diberi tindakan konservatif. Apabila ada timbul inveksi di tubuh, akan dilakukan tindakan yang kompleks.

“ Memang dari pertama masuk ke ruangan, diberi asupan makanan bayi untuk melihat respon pada ususnya. Saat buang air besar dan buang air kecil masih bagus, bahkan tidak muntah, “ ujar dr Erjan.

Lebih lanjut, Erjan Fikri menuturkan meski usus bayi rujukan RSUD H Abdul Manan Simatupang Kisaran Asahan itu tidak berada di dalam badan, namun masih terbungkus selaput. Artinya, Meski tipis dan tembus pandang serta bukan kulit namun masih ada pembungkusnya.

Menurut Erjan dengan perawatan intensif, masku selaputnya bisa berubah menjadi kulit.

Namun, ada kalanya kondisi yang dialami bayi baru lahir ini, selaputnya pecah sehingga terpaksa dilakukan operasi. Selain ada selaput yang menutupi, jenis yang lain bayi memang lahir ususnya di luar dan tidak ada pembungkus sama sekali. Untuk kasus ini, harus mendapat pertolongan segera.

“Untuk semua kasus ini, sebenarnya sangat tergantung dari perawatan sebelum dilahirkan. Sebab sebelum bayi dilahirkan, saat hamil sudah terdeteksi oleh ahli kandungan, “ sambungnya.

Untuk faktor, Erjan mengaku yang menyebabkan terjadinya kasus usus di luar ini di antaranya, terpapar asap rokok, ibu kurang gizi dan ada penyakit tertentu yang diderita ibu saat hamil.

Menurut Erjan, kasus bayi dengan usus di luar tubuh itu, mortalitasnya cukup tinggi. Untuk itu, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit agar tidak terkena infeksi.

“Jadi perlu kita anjurkan hendaknya, rumah sakit daerah memiliki ahli obgyn dan alat USG. Dengan begitu sejak masih dalam kandungan sudah diketahui ada kelainan. Saat melahirkan bisa dirujuk ke rumah sakit untuk tindakan sesar. Bila melahirkan normal risiko pecah, robek, kena infeksi cukup tinggi. Selain itu bayi bisa langsung dikirim ke tempat khusus, dan ditangani dokter ahli neonatilogis, “ papar Erjan.

Disinggung soal tindakan yang akan dilakukan terhadap bayi dengan usus di luar perut yang sedang ditangani, Erjan menyebut akan dilakukan operasi. Tapi, ditegaskannya hal itu menunggu bayi sampai bayi lebih besar dan lebih kuat. (ain/azw)

istimewa/SUMUT POS
DIRAWAT: Alifa Adzkiya Shakila Ritonga, dengan kondisi usus di luar tubuh, tengah mendapatkan perawatan di RSUP H Adam Malik Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kondisi bayi dengan usus di luar masih stabil di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan. Tim Medis yang dikomandoi dr Erjan Fikri SpBA (K) terus merawat intensif bayi yang ususnnyna kini dibungkus menggunakan pembalut khusus.

Hal itu akan terus dilakukan hingga waktu yang tidak ditentukan. “Tidak bisa diprediksi sampai kapan. Pokoknya lamalah. Dulu juga pernah ada bayi seperti ini, sampai sudah bisa berjalan bayi itu baru pulang dari rumah sakit,” ungkap Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Rosa Dorothy Simanjuntak saat diwawancarai Sumut Pos, Rabu (7/11).

Kata Ocha, memilih bayi itu untuk tinggal lama di rumah sakit untuk menghindari kekhawatiran, termasuk perawatannya dan sterilisasi pencernaan dan kesehatannya. Menurut Ocha, kondisi usus bayi di luar itu sangat rentan infeksi dan harus dilakukan tindakan yang kompleks. Terlebih selaput yang menutupi usus sang bayi itu sudah pecah, dan harus dioperasi.

“Jadi seperti kata dokter kemarin, dilakukan tindakan konservatif. Terus dilakukan perawatan sampai selaput yang menutupi usus menjadi kulit sehingga usus kembali berada di dalam tubuh, “ sambung Ocha.

Soal biaya perawatan sang bayi selama di rumah sakit, Ocha menyebutkan bahwa bayi asal Kisaran, Asahan itu berstatus sebagai pasien BPJS Kesehatan. Jadi, selama berada di rumah sakit, ayah sang bayi, Nurul Azmi Ritonga yang menjaga sang bayi.

Ocha mengakui bahwa pihaknya juga meminta agar keluarga sang bayi selalu ada di rumah sakit.

Sebelumnya, Dokter Penanggungjawab Pasien, dr Erjan Fikri SpBA (K) kepada wartawan di RSUP H Adam Malik, Jumat (2/11) mengatakan bayi itu dirawat di Ruang Feto Maternal-Neonatologi. Karena usus berada di luar perut, bayi itu diberi tindakan konservatif. Apabila ada timbul inveksi di tubuh, akan dilakukan tindakan yang kompleks.

“ Memang dari pertama masuk ke ruangan, diberi asupan makanan bayi untuk melihat respon pada ususnya. Saat buang air besar dan buang air kecil masih bagus, bahkan tidak muntah, “ ujar dr Erjan.

Lebih lanjut, Erjan Fikri menuturkan meski usus bayi rujukan RSUD H Abdul Manan Simatupang Kisaran Asahan itu tidak berada di dalam badan, namun masih terbungkus selaput. Artinya, Meski tipis dan tembus pandang serta bukan kulit namun masih ada pembungkusnya.

Menurut Erjan dengan perawatan intensif, masku selaputnya bisa berubah menjadi kulit.

Namun, ada kalanya kondisi yang dialami bayi baru lahir ini, selaputnya pecah sehingga terpaksa dilakukan operasi. Selain ada selaput yang menutupi, jenis yang lain bayi memang lahir ususnya di luar dan tidak ada pembungkus sama sekali. Untuk kasus ini, harus mendapat pertolongan segera.

“Untuk semua kasus ini, sebenarnya sangat tergantung dari perawatan sebelum dilahirkan. Sebab sebelum bayi dilahirkan, saat hamil sudah terdeteksi oleh ahli kandungan, “ sambungnya.

Untuk faktor, Erjan mengaku yang menyebabkan terjadinya kasus usus di luar ini di antaranya, terpapar asap rokok, ibu kurang gizi dan ada penyakit tertentu yang diderita ibu saat hamil.

Menurut Erjan, kasus bayi dengan usus di luar tubuh itu, mortalitasnya cukup tinggi. Untuk itu, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit agar tidak terkena infeksi.

“Jadi perlu kita anjurkan hendaknya, rumah sakit daerah memiliki ahli obgyn dan alat USG. Dengan begitu sejak masih dalam kandungan sudah diketahui ada kelainan. Saat melahirkan bisa dirujuk ke rumah sakit untuk tindakan sesar. Bila melahirkan normal risiko pecah, robek, kena infeksi cukup tinggi. Selain itu bayi bisa langsung dikirim ke tempat khusus, dan ditangani dokter ahli neonatilogis, “ papar Erjan.

Disinggung soal tindakan yang akan dilakukan terhadap bayi dengan usus di luar perut yang sedang ditangani, Erjan menyebut akan dilakukan operasi. Tapi, ditegaskannya hal itu menunggu bayi sampai bayi lebih besar dan lebih kuat. (ain/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/