26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

ESJA Dinilai Membumi

MEDAN-  Tokoh masyarakat Melayu Zaidan BS  menilai alur pemikiran pasangan calon Effendi MS Simbolon dan Jumiran Abdi (‘ESJA’) dinilai sosok yang membumi dan berbudaya. “Menyimak pernyataan dan gerakan mereka, saya menyimpulkan alur berpikir ‘ESJA’ membumi dan berbudaya, inklusif, egaliter, akomodatif, dan adaptif. Ini yang membuat saya dan tertarik dengan ‘ESJA’ ini,” katanya, kemarin.

Menurut tokoh senior Partai Golkar ini alur berpikir dan pola gerakan yang dilakukan ‘ESJA’ dalam bersosialisasi sangat humanis, pluralis, populis, dan  kultural.

Mengutip penelitian futurolog Francis Fukuyama, Zaidan mengatakan, paradigma pembangunan masyarakat  abad ini harus menyentuh aspek–aspek kemanusiaan dan kultural. ‘’Saya lihat ‘ESJA’ melakukan keseimbangan alamiah, tak latah mengikuti alur pikir metropolis yang materialistis,” kata politisi yang juga  budayawan ini. Zaidan mengaku terharu saat Djumiran meminta restu dari tokoh–tokoh Melayu. Kendati  Djumiran datang  sendiri saat itu. (rel)
eamu.

‘’Saya kenal Djumiran sebagai orang yang dekat dengan komunitas Melayu. Dia lahir dan besar di lingkungan Melayu Batubara. Bila Jumiran paham, saya yakin Effendi juga paham,” katanya. (uma)

MEDAN-  Tokoh masyarakat Melayu Zaidan BS  menilai alur pemikiran pasangan calon Effendi MS Simbolon dan Jumiran Abdi (‘ESJA’) dinilai sosok yang membumi dan berbudaya. “Menyimak pernyataan dan gerakan mereka, saya menyimpulkan alur berpikir ‘ESJA’ membumi dan berbudaya, inklusif, egaliter, akomodatif, dan adaptif. Ini yang membuat saya dan tertarik dengan ‘ESJA’ ini,” katanya, kemarin.

Menurut tokoh senior Partai Golkar ini alur berpikir dan pola gerakan yang dilakukan ‘ESJA’ dalam bersosialisasi sangat humanis, pluralis, populis, dan  kultural.

Mengutip penelitian futurolog Francis Fukuyama, Zaidan mengatakan, paradigma pembangunan masyarakat  abad ini harus menyentuh aspek–aspek kemanusiaan dan kultural. ‘’Saya lihat ‘ESJA’ melakukan keseimbangan alamiah, tak latah mengikuti alur pikir metropolis yang materialistis,” kata politisi yang juga  budayawan ini. Zaidan mengaku terharu saat Djumiran meminta restu dari tokoh–tokoh Melayu. Kendati  Djumiran datang  sendiri saat itu. (rel)
eamu.

‘’Saya kenal Djumiran sebagai orang yang dekat dengan komunitas Melayu. Dia lahir dan besar di lingkungan Melayu Batubara. Bila Jumiran paham, saya yakin Effendi juga paham,” katanya. (uma)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/