MEDAN- Sembilan imigran gelap berhasil diamankan petugas Imigrasi Bandara Polonia Medan, Minggu malam (10/2) sekitar pukul 20.30 WIB. Kesembilan imigran yang belakangan diketahui Warga Negara Asing (WNA) asal Srilanka itu diamankan saat berada di Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Polonia Medan. Malam itu juga, mereka langsung diboyong ke Kantor Imigrasi Klas I Polonia Jalan Mangkubumi Medan.
Berdasarkan data yang diperoleh, kesembilan imigran tersebut diantaranya Kandar (32), Sasikret (32), Jiwan (27), Rajh (28), Santokmah (34), Kajen (20), Satia (20), Danistra (19) dan bayinya yang masih berusia tiga bulan Wakiswaran. Kesembilan imigran gelap itu juga diamankan bersama seorang joki Kartik (26) warga Medan yang akan membawa mereka ke Jakarta.
Kepala Kantor Imigrasi Klas I Polonia Tani Rumafea mengatakan, para imigran gelap dan jokinya itu berencana diberangkatkan dengan nomor penerbangan JT 205 boarding 19.40 tujuan Medan Jakarta. Belum bisa dipastikan, apakah para imigran gelap ini meminta perlindungan ataupun pengungsi. Nantinya setelah dilakukan BAP akan dikirim ke Rundenim.
“Saat di check melalui kartu identitas, ternyata KTP nya palsu. Ada MOU terkait gugus tugas penanggulangan imigran ilegal. Apalagi saat ditemukan mereka memakai bahasa asing bukan bahasa Indonesia. Untuk Joki, ada dugaan sindikat trafficking, namun jaringan terputus. Makanya besok kita beri keterangan lebih lengkap,” ucapnya.
Kartik (26) Warga Medan yang menjadi joki kesembilan imigran gelap ini mengaku hanya menemani ke sembilan warga Srilanka itu ke Jakarta. Namun, dirinya mengaku tidak tahu dengan penagkapan itu. “Saya nggak ngerti masalah ini. Saya cuma menemani mereka. Nggak ada dapat biaya saya. Ada kawan saya yang mau ke Jakarta jadi sekalian mau berangkat,” ujarnya.
Warga Sri Lanka, Kandar, yang juga turut diamankan mengatakan tujuan mereka adalah ke Australia. Sembari menangis, Kandar menjelaskan dengan bahasa Inggris mengaku tinggal di Medan sudah dua hari. Namun dirinya mengatakan tidak mengetahui alamat yang selama ini mereka tinggali di Medan.
“Semuanya dari Sri Lanka. Kami juga pernah tinggal di Malaysia. Saya tidak tau di Medan tinggal di Jalan mana. Tujuan kami dari Jakarta mau ke Australia,” urainya sembari menangis. (far)