30 C
Medan
Monday, October 28, 2024
spot_img

Imlek Bisnis Sepi

Momen Tahun Baru China, Imlek, tampaknya betul-betul dimanfaatkan warga untuk berkumpul dengan keluarga. Beberapa pusat perbelanjaan di Medan terlihat tak seramai biasanya. Geliat bisnis pun sepi.

LENTERA: Sebuah keluarga etnis Tionghoa melepaskan lentera  sudah digantungkan kertas permohonan   udara  lapangan Maha Vihara Maitreya Jalan Cemara Boulevard Utara No 8 Komplek Cemara Asri Medan, Sabtu (9/2) lalu.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
LENTERA: Sebuah keluarga etnis Tionghoa melepaskan lentera yang sudah digantungkan kertas permohonan ke udara di lapangan Maha Vihara Maitreya Jalan Cemara Boulevard Utara No 8 Komplek Cemara Asri Medan, Sabtu (9/2) lalu.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Setidaknya hal ini terlihat dari pantauan Sumut Pos di Sun Plaza, Plaza Medan Fair, Palladium Mall, dan Medan Mall. Bahkan, beberapa gerai yang ada di Sun Plaza Medan tak beroperasi alias tutup.

Terlihat beberapa Sales Promotion Girl (SPG) hilir mudik mempromosikan barang yang dijual  dan ‘big sale’ bagi pengunjung mall khusus imlek. Hasilnya, transaksi tak sesuai keinginan.

“Hari ini (kemarin, Red) saja yang sepi karena biasanya Imlek digunakan untuk berkumpul dengan keluarga. Jadi, untuk jalan-jalan keluar atau ke mall itu kurang,” ujar Supervisor City Ice Cream Cafe Palladium Mall, Fendy.

Tak hanya mall, suasana toko dan  jalan yang ada di Kota Medan juga tampak sepi dari hari biasanya. Para pemilik toko di Kota Medan yang mayoritasnya adalah warga etnis Tionghoa menutup usahanya hingga beberapa hari ke depan. Hal ini tampak jelas di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Zainul Arifin, dan Pandu yang merupakan kawasan pusat perdagangan. Padahal sebelum imlek, kawasan ini terkenal sebagai daerah yang rawan macet karena padatnya aktivitas penjual dan pengunjung pasar. Namun, kawasan ini sama sekali tidak ada aktivitas perdagangan.

Suasan di pusat bisnis jelas berbeda dengan tempat ibadah. Deretan lampion, pohon meihua, gapura ular, replika sepasang naga raksasa didampingi dengan 6 replika naga kecil, replika hewan 12 shio serta sepasang boneka lucu di kiri dan kanan depan Maha Vihara Maitreya Medan menyambut kedatangan ribuan pengunjung yang ingin merayakan Imlek 2564, Minggu (10/2).

Lishan, seorang pengurus Vihara bagian departmen Informatika mengatakan bahwa perayaan imlek di Vihara Maitreya selalu terbuka untuk umum. “Buddha Maitreya memiliki ikrar, dunia satu keluarga, sehingga perayaan Imlek ini dapat dinikamati oleh semua orang. Karena tujuan Imlek sendiri adalah untuk mengasihi antarsesama tanpa perbedaan,” ujarnya.

Aktivitas di vihara, lanjutnya, diawali dengan kebaktian malam bersama yang dipimpin oleh Maha Pandita Citrawira dan kemarin umat buddha melakukan sembahyang kemudian menulis harapan dan menggantungkannya ke pohon meihua.

“Mulai malam, sudah banyak yang datang bersembahyang, namun jumlahnya meningkat sejak pagi tadi (kemarin, Red) dan diperkirakan sampai tadi malam,,” katanya.

Ajang Berbagi Rezeki

Seorang pengunjung Anggerina Lim (18) menyampaikan bahwa ia bersama keluarganya sengaja datang ke vihara untuk sembahyang dan berdoa agar tahun baru ini semua manusia menjadi insan yang penuh kasih. “Doa saya agar menjadi orang yang penuh kasih, bahagia, sehat, sukses dan dikasih rezeki yang melimpah,” ujarnya.

Sementara di Vihara Borobudur tampak sejumlah masyarakat Tionghoa yang datang bersembahyang sambil membawa bunga segar seperti anggrek, mawar, dan sedap malam. Dikatakan oleh Sahat Budiawang, seorang tim pengamanan yang dipercaya untuk Vihara yang terletak di Jalan Imam Bonjol itu, makna bunga hidup yang dibawa adalah sebagai lambang keceriaan dan keberuntungan menjelang Tahun Baru China.

Efeknya, rezeki membanjir bagi penjual bunga. Anai, seorang pedagang bunga di depan vihara ini mengatakan kalau dia dan suaminya menjual bunga seharga Rp15 ribu per ikat dan hingga siang kemarin mereka sudah berhasil menjual 100 ikat.

Sedangkan di Vihara Gunung Timur Jalan Hang Tuah Medan, lain lagi berkah rezekinya. Pengunjung yang bersembahyang dan berdoa tampak memberikan sumbangan di kotak besi besar yang disediakan di vihara itu. Menurut Sopian, salah satu pengurus Vihara, kota sumbangan itu akan dibuka setahun sekali. Uang yang terkumpul dipergunakan untuk amal dan kebutuhan vihara seperti renovasi dan membayar segala biaya yang diperlukan. “Kami beri sumbangan supaya tempat sembahyang kami tetap terawat dan bersih. Ini hari yang tepat kita beri sumbangan ke semua yang butuh khusunya kotak amal vihara ini,” terang Rian Dani, seorang pengunjung.

Suasana yang sama mengemuka di Pekong Dewi Kuan Im di Jalan KL Yossudarso Km 19 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan. Warga Etnis Tionghoa silih berganti memasuki bangunan itu. Selain dipadati warga yang hendak sembahyang dan berdoa, lokasi pekong yang berada di atas lahan seluas lebih kurang 1 hektar itu, juga dipenuhi puluhan pengemis yang menunggu di depan pintu utama untuk mengharapkan pemberian angpao.

Selain di tempat ibadah, kesemarakan Imlek juga terlihat di beberapa rumah tokoh yang menggelar open house. Seperti di Komplek Perumahan Taman Kasuari Indah Blok A 8 F Medan yang merupakan tempat kediaman Sofyan Tan. “Imlek harus dapat dilaksanakan dengan bentuk sosial terhadap orang di sekeliling kita,” ungkap Sofyan Tan.

Sofyan menambahkan, memasuki tahun ular saat ini, yang harus kita tiru adalah hal-hal positif dari ulari. “Jangan ditiru sifat jeleknya ular yakni licik dan cepat puas terhadap capaian yang dimilikinya,” papar Sofyan.

Gus-Chairuman Berpelukan

Di sisi lain, perayaan Tahun Baru Imlek, tampaknya cocok untuk menjadi ajang meningkatkan tali silaturahmi.Buktinya, dua Cagubsu Gus Irawan Pasaribu dan Chairuman Harahap berpelukan ketika menghadiri Open House Imlek di Jalan Plaju Medan, Minggu (10/2).

Open House Imlek yang digelar tokoh etnis Tionghoa, Supandi Kusuma ini berlangsung cukup meriah. Berbagai para pejabat datang ke Yayasan Kusuma Wushu Indonesia di Jalan Plaju Medan. Di antaranya adalah Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Cornelius Hutagaol, Wakil Wali Kota Medan Drs Dzulmi Eldin, Konjen Jepang di Medan Yuji Hamada, Anggota DPD RI Rahmad Shah, Anggota DPRD Medan Lily MBA dan Sony Firdaus, cawagubsu Jumiran Abdi, dan undangan lainnya.

“Saudara-saudara kita sedang merayakan Imlek, jadi wajib kita datangi untuk meningkatkan tali silaturahmi,” ujar Chairuman.

Hal yang sama juga dikatakan Gus Irawan Pasaribu. Menurutnya, Hari Raya Imlek ini memang cocok untuk meningkatkan tali silaturahmi antara sesama warga Indonesia. “Melalui perayaan Imlek ini, saya berharap agar tali silaturahmi antara sesama semakin meningkat untuk membangun Sumatera Utara ini,” katanya.

Yang menarik lagi dari perayaan Imlek ini, Ketua Indonesia Tinghoa (INTI) Kota Medan Dra Lily MBA sempat mendendangkan lagu  Batak  ‘Boru Panggoaran’ dan lagu Minang ‘Onde’ ketika diminta untuk menyanyi. Suara Lily sempat membuat Anggota DPD RI Rahmad Shah merasa kagum. (mag-12/mag-13/mag-5/mag-9/mag-17/mag-7)

Momen Tahun Baru China, Imlek, tampaknya betul-betul dimanfaatkan warga untuk berkumpul dengan keluarga. Beberapa pusat perbelanjaan di Medan terlihat tak seramai biasanya. Geliat bisnis pun sepi.

LENTERA: Sebuah keluarga etnis Tionghoa melepaskan lentera  sudah digantungkan kertas permohonan   udara  lapangan Maha Vihara Maitreya Jalan Cemara Boulevard Utara No 8 Komplek Cemara Asri Medan, Sabtu (9/2) lalu.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
LENTERA: Sebuah keluarga etnis Tionghoa melepaskan lentera yang sudah digantungkan kertas permohonan ke udara di lapangan Maha Vihara Maitreya Jalan Cemara Boulevard Utara No 8 Komplek Cemara Asri Medan, Sabtu (9/2) lalu.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Setidaknya hal ini terlihat dari pantauan Sumut Pos di Sun Plaza, Plaza Medan Fair, Palladium Mall, dan Medan Mall. Bahkan, beberapa gerai yang ada di Sun Plaza Medan tak beroperasi alias tutup.

Terlihat beberapa Sales Promotion Girl (SPG) hilir mudik mempromosikan barang yang dijual  dan ‘big sale’ bagi pengunjung mall khusus imlek. Hasilnya, transaksi tak sesuai keinginan.

“Hari ini (kemarin, Red) saja yang sepi karena biasanya Imlek digunakan untuk berkumpul dengan keluarga. Jadi, untuk jalan-jalan keluar atau ke mall itu kurang,” ujar Supervisor City Ice Cream Cafe Palladium Mall, Fendy.

Tak hanya mall, suasana toko dan  jalan yang ada di Kota Medan juga tampak sepi dari hari biasanya. Para pemilik toko di Kota Medan yang mayoritasnya adalah warga etnis Tionghoa menutup usahanya hingga beberapa hari ke depan. Hal ini tampak jelas di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Zainul Arifin, dan Pandu yang merupakan kawasan pusat perdagangan. Padahal sebelum imlek, kawasan ini terkenal sebagai daerah yang rawan macet karena padatnya aktivitas penjual dan pengunjung pasar. Namun, kawasan ini sama sekali tidak ada aktivitas perdagangan.

Suasan di pusat bisnis jelas berbeda dengan tempat ibadah. Deretan lampion, pohon meihua, gapura ular, replika sepasang naga raksasa didampingi dengan 6 replika naga kecil, replika hewan 12 shio serta sepasang boneka lucu di kiri dan kanan depan Maha Vihara Maitreya Medan menyambut kedatangan ribuan pengunjung yang ingin merayakan Imlek 2564, Minggu (10/2).

Lishan, seorang pengurus Vihara bagian departmen Informatika mengatakan bahwa perayaan imlek di Vihara Maitreya selalu terbuka untuk umum. “Buddha Maitreya memiliki ikrar, dunia satu keluarga, sehingga perayaan Imlek ini dapat dinikamati oleh semua orang. Karena tujuan Imlek sendiri adalah untuk mengasihi antarsesama tanpa perbedaan,” ujarnya.

Aktivitas di vihara, lanjutnya, diawali dengan kebaktian malam bersama yang dipimpin oleh Maha Pandita Citrawira dan kemarin umat buddha melakukan sembahyang kemudian menulis harapan dan menggantungkannya ke pohon meihua.

“Mulai malam, sudah banyak yang datang bersembahyang, namun jumlahnya meningkat sejak pagi tadi (kemarin, Red) dan diperkirakan sampai tadi malam,,” katanya.

Ajang Berbagi Rezeki

Seorang pengunjung Anggerina Lim (18) menyampaikan bahwa ia bersama keluarganya sengaja datang ke vihara untuk sembahyang dan berdoa agar tahun baru ini semua manusia menjadi insan yang penuh kasih. “Doa saya agar menjadi orang yang penuh kasih, bahagia, sehat, sukses dan dikasih rezeki yang melimpah,” ujarnya.

Sementara di Vihara Borobudur tampak sejumlah masyarakat Tionghoa yang datang bersembahyang sambil membawa bunga segar seperti anggrek, mawar, dan sedap malam. Dikatakan oleh Sahat Budiawang, seorang tim pengamanan yang dipercaya untuk Vihara yang terletak di Jalan Imam Bonjol itu, makna bunga hidup yang dibawa adalah sebagai lambang keceriaan dan keberuntungan menjelang Tahun Baru China.

Efeknya, rezeki membanjir bagi penjual bunga. Anai, seorang pedagang bunga di depan vihara ini mengatakan kalau dia dan suaminya menjual bunga seharga Rp15 ribu per ikat dan hingga siang kemarin mereka sudah berhasil menjual 100 ikat.

Sedangkan di Vihara Gunung Timur Jalan Hang Tuah Medan, lain lagi berkah rezekinya. Pengunjung yang bersembahyang dan berdoa tampak memberikan sumbangan di kotak besi besar yang disediakan di vihara itu. Menurut Sopian, salah satu pengurus Vihara, kota sumbangan itu akan dibuka setahun sekali. Uang yang terkumpul dipergunakan untuk amal dan kebutuhan vihara seperti renovasi dan membayar segala biaya yang diperlukan. “Kami beri sumbangan supaya tempat sembahyang kami tetap terawat dan bersih. Ini hari yang tepat kita beri sumbangan ke semua yang butuh khusunya kotak amal vihara ini,” terang Rian Dani, seorang pengunjung.

Suasana yang sama mengemuka di Pekong Dewi Kuan Im di Jalan KL Yossudarso Km 19 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan. Warga Etnis Tionghoa silih berganti memasuki bangunan itu. Selain dipadati warga yang hendak sembahyang dan berdoa, lokasi pekong yang berada di atas lahan seluas lebih kurang 1 hektar itu, juga dipenuhi puluhan pengemis yang menunggu di depan pintu utama untuk mengharapkan pemberian angpao.

Selain di tempat ibadah, kesemarakan Imlek juga terlihat di beberapa rumah tokoh yang menggelar open house. Seperti di Komplek Perumahan Taman Kasuari Indah Blok A 8 F Medan yang merupakan tempat kediaman Sofyan Tan. “Imlek harus dapat dilaksanakan dengan bentuk sosial terhadap orang di sekeliling kita,” ungkap Sofyan Tan.

Sofyan menambahkan, memasuki tahun ular saat ini, yang harus kita tiru adalah hal-hal positif dari ulari. “Jangan ditiru sifat jeleknya ular yakni licik dan cepat puas terhadap capaian yang dimilikinya,” papar Sofyan.

Gus-Chairuman Berpelukan

Di sisi lain, perayaan Tahun Baru Imlek, tampaknya cocok untuk menjadi ajang meningkatkan tali silaturahmi.Buktinya, dua Cagubsu Gus Irawan Pasaribu dan Chairuman Harahap berpelukan ketika menghadiri Open House Imlek di Jalan Plaju Medan, Minggu (10/2).

Open House Imlek yang digelar tokoh etnis Tionghoa, Supandi Kusuma ini berlangsung cukup meriah. Berbagai para pejabat datang ke Yayasan Kusuma Wushu Indonesia di Jalan Plaju Medan. Di antaranya adalah Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Cornelius Hutagaol, Wakil Wali Kota Medan Drs Dzulmi Eldin, Konjen Jepang di Medan Yuji Hamada, Anggota DPD RI Rahmad Shah, Anggota DPRD Medan Lily MBA dan Sony Firdaus, cawagubsu Jumiran Abdi, dan undangan lainnya.

“Saudara-saudara kita sedang merayakan Imlek, jadi wajib kita datangi untuk meningkatkan tali silaturahmi,” ujar Chairuman.

Hal yang sama juga dikatakan Gus Irawan Pasaribu. Menurutnya, Hari Raya Imlek ini memang cocok untuk meningkatkan tali silaturahmi antara sesama warga Indonesia. “Melalui perayaan Imlek ini, saya berharap agar tali silaturahmi antara sesama semakin meningkat untuk membangun Sumatera Utara ini,” katanya.

Yang menarik lagi dari perayaan Imlek ini, Ketua Indonesia Tinghoa (INTI) Kota Medan Dra Lily MBA sempat mendendangkan lagu  Batak  ‘Boru Panggoaran’ dan lagu Minang ‘Onde’ ketika diminta untuk menyanyi. Suara Lily sempat membuat Anggota DPD RI Rahmad Shah merasa kagum. (mag-12/mag-13/mag-5/mag-9/mag-17/mag-7)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/