MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tender lelang proyek pengadaan dan pengelolaan transportasi massal berupa Bus dengan skema pembelian jasa layanan atau Buy The Service (BTS) di Kota Medan telah memasuki tahapan lelang proyek. Prosesnya pun berlangsung di pusat yakni dilakukan langsung oleh Kementerian Perhubungan.
Hingga saat ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan belum mengetahui berapa banyak pengusaha yang telah mendaftarkan diri dan mengikuti proses lelang proyek tersebut.
“Bus BTS ini lelangnya langsung dilakukan oleh kementerian (Perhubungan), bukan oleh kita. Jadi saya juga tidak tahu sudah berapa banyak dan siapa-siapa saja yang sudah mengikuti proses lelangnya di pusat,” ucap Kepala Dishub Kota Medan, Iswar S.SiT MT kepada Sumut Pos, Selasa (10/3).
Oleh karena itu, kata Iswar, pihaknya tidak dapat memastikan bahwa para pengusaha lokal di Kota Medan yang mengikuti lelang proyek tersebut bakal diutamakan apalagi sampai dipastikan untuk menang.
“Lelangnya kan di pusat, mana lah bisa kita pastikan kalau pengusaha lokal di Medan yang akan memenangkan lelang ini, mana bisa kita intervensi itu,” ujarnya.
Namun begitu, terang Iswar, pihaknya meyakini bahwa bila para pengusaha lokal dapat memenuhi semua persyaratan yang diajukan oleh kementerian pusat dalam proses lelangnya sebagai pihak pengelola Bus BTS, maka tentu pengusaha lokal akan menjadi prioritas.
“Logikanya, kalau pengusaha lokal dan pengusaha luar (Kota Medan) sama-sama mampu memenuhi persyaratan yang diminta oleh Kementerian dalam proses lelang itu, tentu lah pengusaha lokal yang akan diprioritaskan, tak mungkin pengusaha luar. Sebab, pengusaha lokal sudah pasti lebih paham kondisi Kota Medan seperti apa,” terangnya.
Namun, bila ternyata pengusaha lokal tidak mampu untuk memenuhi persyaratan dalam proses lelang itu dan ternyata ada pengusaha luar yang mampu dan berkompeten untuk mengelola Bus BTS di Kota Medan, maka tidak tertutup kemungkinan Bus BTS akan dikelola oleh pengusaha luar Kota Medan.
“Pertama, lelang itu tidak bisa KKN. Kedua, kita tidak bisa prioritaskan pengusaha lokal untuk menang apabila mereka tidak memenuhi ketentuan yang ada. Ketiga, kita ingin memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kota Medan.
Kalau ternyata pengusaha lokal tidak bisa memberikan yang terbaik, tidak mungkin juga kita paksakan. Sebab jelas, Bus BTS ini prioritasnya adalah layanan kepada masyarakat luas, bukan sekadar untuk kepentingan para pengusaha,” tegasnya.
Untuk itu, Iswar mengimbau agar semua pengusaha lokal di Kota Medan yang mengikuti proses lelang tersebut bisa dan mau memenuhi semua ketentuan yang ada.
“Saya imbau begitu karena saya sangat yakin, kalau pengusaha lokal mampu memenuhi semua ketentuan yang dibuat pemerintah pusat, maka pengusaha lokal pasti akan diprioritaskan untuk menang dan mengelola Bus BTS di Kota Medan,” tandasnya.
Seperti diketahui, Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution telah meninjau dan melakukan uji coba Bus BTS di koridor 2 yakni rute Lapangan Merdeka Medan – Terminal Amplas yang berjarak 9,6 Km pada Rabu (5/2) yang lalu. Hasilnya, butuh waktu 20 menit dari lapangan Merdeka menuju Terminal Amplas dengan kecepatan normal.
Awalnya, Bus BTS yang diprediksi akan beroperasi sejak April nanti dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat luas dengan e-money non saldo selama 1 tahun masa uji cobanya. Namun, melihat proses lelang yang mundur dari waktu yang seharusnya, maka kemungkinan beroperasinya Bus BTS di Kota Medan pada bulan April juga diprediksi akan mundur dari waktu yang telah ditargetkan.
Ada 5 koridor yang akan dibangun untuk Bus BTS tersebut, dan keseluruhannya berpusat di Lapangan Mereka Medan dengan total armada sebanyak 81 bus dan 343 halte.
Rinciannya, koridor pertama dengan tujuan Terminal Pinangbaris akan menggunakan 46 halte dengan armada sebanyak 11 bus berukuran besar, koridor kedua dengan tujuan Terminal Amplas akan menggunakan 56 halte dengan armada sebanyak 11 bus berukuran besar.
Kemudian, koridor ketiga dengan tujuan Belawan akan menggunakan 112 halte dengan armada sebanyak 21 bus berukuran sedang, koridor keempat dengan tujuan Tuntungan akan menggunakan 87 halte dengan armada sebanyak 17 bus berukuran sedang dan koridor kelima dengan tujuan Tembung akan menggunakan 42 halte dengan armada sebanyak 10 bus berukuran sedang. (map/ila)