MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seluruh Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan di Sumatera Utara siaga. Selain itu, seluruh Kepala Lapas dan Kepala Rutan di jajaran Kanwil Kemenkumham Sumut, diminta berkoordinasi dan bekerjasma dengan Polres setempat untuk memperketat pengawasan.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Sumatera Utara Kemenkumham, Hermawan Yunianto mengungkapkan, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, terulang di Sumut. “Jadi, setiap Lapas dan Rutan yang ada Narapidana terorisnya, mereka sudah membangun koordinasi secara intensif dengan Polres setempat. Hal itu sudah kita laksanakan,” ungkap Hermawan Yunianto kepada Sumut Pos, Kamis (10/5) siang.
Lebih lanjut diakui Hermawan, kejadian di Mako Brimob itu, gaungnya sampai ke daerah-daerah. Oleh karena itu, pihaknya langsung merespon, meskipun untuk di Sumatera Utara, tinggal sekitar lima atau enam narapidana teroris lagi yang ditahan di Lapas dan Rutan. Disebutnya, narapidana teroris yang ditahan saat ini ada di Labuhan Ruku, Panyabungan, dan Rutan Perempuan.
“Semuanya itu kiriman dari Pulau Jawa. Walau tidak banyak, satu orang narapidana teroris biasanya ikhwannya banyak di seputar itu. Biasanya 1 orang dibesuk 15 sampai 20 orang,” tandas Hermawan.
Sementara Kepala Subbagian Penyusunan Pelaporan, Humas dan Teknologi Informasi Kanwil Kemenkumham Sumut, Josua Ginting mengatakan, pihaknya tetap mewaspasai kejadian di Mako Brimob, Depok. Oleh karena itu, diakui Josua pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepolisian. “Kita tetap siaga. Kita tetap antisipasi khusus untuk itu,” ujarnya.
Disinggung apa akan ada penambahan personel ke tahanan narapidana teroris, Josua mengaku tidak ada. Dikatakannya, hal itu karena kekurangan personel. Oleh karena itu, pihaknya meningkatkan pembinaan Narapidana. Hingga kini, ditegaskan Josua, untuk di Sumut masih aman dan kondusif.