MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bagi warga Kota Medan yang hendak berbuka puasa di Ramadhan Fair, sebaiknya berhati-hati dalam memilih makanan.
Sebab, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Medan menemukan makanan jenis mie yang dijual pedagang bakso, mengandung formalin.
Positifnya mie mengandung formalin berdasarkan hasil uji sampel laboratorium yang diambil petugas di arena Ramadhan Fair pada Rabu (8/5) sore lalu.
Kepala BBPOM Medan, Yulius Sacramento Tarigan yang dikonfirmasi tak menampik jika dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan pihaknya berhasil menemukan adanya satu stand pedagang yang menjual mie mengandung bahan berbahaya formalin.
Formalin yang juga digunakan untuk bahan peledak, agar bahan makanan mampu bertahan lama dari biasanya.”Ya, dari sidak kemarin itu (Rabu, 8/5) kita ada menemukan mie kuningn
berformalin dari salah satu pedagang bakso di Ramadhan Fair,” ungkap Sacramento, Jumat (10/5).
Namun demikian, lanjutnya, meski ditemukan tetap kandungan formalin yang ada dalam mie kuning basah tersebut tidak begitu mencolok. Artinya, makanan yang dijual di Ramadhan Fair masih dalam kategori aman. “Sudah relatif lebih aman lah kalau kita menilainya pada tahun ini dibanding tahun sebelumnya,” ujar Sacramento.
Diakui dia, temuan mie berformalin di Ramadhan Fair bukan baru kali ini. Namun, beberapa tahun belakangan sudah ditemukan. Oleh karenanya, terhadap temuan itu pihaknya saat ini tengah melakukan penelusuran guna mencari dimana sumber produsen mie berformalin tersebut.
“Kita telusuri pasti yang seperti ini untuk keamanan masyarakat di mana produsen mie berformalin tersebut. Sedangkan kepada pedagang akan diberikan edukasi agar lebih berhati-hati,” tukasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pemeriksaan BBPOM Medan, Fajar mengatakan, dalam sidak tersebut pihaknya menurunkan 5 orang petugas di Ramadan Fair. Sidak itu dilakukan, dengan cara melakukan pemeriksaan dari sampling jajanan yang kemungkinan mengandung borax, formalin dan pewarna textile.
“Kalau positif mengandung bahan berbahaya, maka produknya akan kita tarik. Selanjutnya bila penjualnya membuat sendiri tanpa kesengajaan, maka akan kita edukasi. Tapi kalau dia membelinya dari industri rumah tangga, maka akan kita lakukan penelusuran lebih lanjut,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Medan, OK Zulfi yang dikonfirmasi belum berhasil. Sebab, ketika dihubungi nomor ponselnya berkali-kali tidak menerima panggilan masuk atau memblokir panggilan yang tak dikenal. Sedangkan pesan singkat yang dikirimkan tak kunjung dibalas. (ris)