26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Perwira Polsek Medan Kota Ditodong Senpi di Kantornya

MEDAN- Aksi premanisme terjadi di Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Medan Kota, Senin (10/6) sekitar pukul 05.00 WIB. Seorang perwira petugas pengawas (Pawas), Ipda A Samosir, ditodong dengan senjata api (senpi) laras pendek, diduga jenis FN, persis di bawah tiang bendera.

Karikatur //sumut pos
Karikatur //sumut pos

Pelakunya berpostur tinggi, berkulit putih dan rambut cepak. Bersama orang tak dikenal (OTK) bersenpi itu, diduga ada tiga pria lainnya. Satu ikut merangsek ke Mapolsek, dua lainnya menunggu di mobil Toyota Fortuner hitam Hitam BK 90 FW, diduga plat palsu, yang diparkir di halaman Mapolsek.

Menurut informasi, sekelompok OTK bersenjata itu mengambil kunci kontak mobil Honda Jazz BK 1605 IN yang juga diduga menggunakan nomor polisi palsu. Kunci tersebut merupakan barang bukti pengaduan penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan OTK terhadap Jamila (32), warga Jalan Marendal Gang Sari Medan. Kabarnya, Ipda A Samosir yang bertugas sebagai Perwira Pembantu Unit (Panit) I Reskrim Polsekta Medan tersebut, terpaksa menyerahkan barang bukti kunci di bawah ancaman senpi.

Menurut kronologis yang dihimpun Sumut Pos, saat kejadian Jamila sedang membuat laporan pengaduan. Capten waitress di tempat hiburan malam, Heaven Hell di Jalan Pegadaian Medan itu tidak dengan kelakuan para OTK tersebut saat nongkrong di sebuah warung kopi di Jalan Samanhudi, di sekitar RS Elisabeth Medan. Jamila nongkrong bersama rekanya bernama Antoni, Ruly dan Juni.

Di warkop tersebut, Jamila mengaku didatangi lima pria. Dia disiram air, dilempar kunci mobil Hoda Jazz milik pelaku dengan nomor plat polisi BK 1605 IN dan dipukul mengunakan tas.

Mendapat perlakuan tak senonoh itu, Jamila langsung membawa kabur kunci mobil tersebut ke Mapolsekta Medan Kota, membuat laporan dengan barang bukti kunci tersebut.

Menurut Kanit Reskrim Polsekta Medan Kota, Iptu Gunawan, kejadian di Warkop Jalan Samanhudi merupakan buntut dari cekcok Jamila dengan pelaku saat pelaku berkunjung di Heaven Hell, beberapa saat sebelumnya.

“Ada 8 orang duduk di TKP, termasuk Jamila ini. Karena penganiyaan menggunakan kunci, langsung kunci diambil, kemudian dibawa ke Polsekta Medan Kota untuk membuat laporan,” ujar Gunawan.

Ditanya jenis senpi yang digunakan pelaku, Gunawan mengatak masih lidik. “Kalau air softgun tidak main kokang, tapi ini main kongkang sebelum diarahkan kepada anggota. Kalau tampaknya peluru hampa, kita lidik dulu lah,” katanya. “Sudah kita lakukan pemeriksaan dan meminta keterangan sejumlah saksi,” tandasnya.

Kapolsekta Medan Kota, Kompol Paulus Hotman Sinaga menegaskan, OTK tersebut datang 15 menit setelah Jamila membuat laporan pengaduan. “(Jamila) datang melapor bersama teman-temannya,” Kompol Paulus di Mapolsekta Medan Kota.

Kapolsek membenarkan anak buahnya ditodong pelaku di bawah tiang bendera Mapolsekta. Menurut Kompol Paulus, sempat terjadi duel antara Ipda SInaga dan dua pelaku sebelum satu dari OTK menodongkan senpi.

“Itu, di bawah tiang bendera, anggota main dengan pelaku, dimana pelaku mengeluarkan senjata. Anggota masuk untuk mengeluar senjata, tapi pelaku duluan kabur membawa kunci tersebut. Barulah wanita (Jamila, Red) teriak bahwa itu pelaku yang menganiya dirinya. Saat dikejar sudah melarikan diri,” jelas Kapolsekta.

Ditanya kemungkinan pelaku adalah oknum aparat, Kompol Paulus hanya berkata, “No coment, tahunya kalian itu pelakunya,” ucapnya kepada wartawan.

Disinggung rekaman CCTV di Mapolsekta Medan Kota, kembali Kompol Sinaga berkata no coment. “Pastinya semua masih dalam penyeledikkan kita,” sebutnya.

Petugas bersenjata laras panjang sempat mengejar pelaku hingga ke warkop di Jalan Samanhudi, namun jejak pelaku tidak terendus lagi.

Ipda A Samosir menegaskan kembali ciri-ciri OTK yang menodongnya dari jarak 1,5 meter. Pelaku mengenakan kemeja warna putih, celan jeans biru dongker, postur tubuh tinggi tegap, kulit warna putih, rambut sedikit cepak.

Saat kejadian itu, dirinya menuturkan di Polsekta Medan hanya bertugas 6 personil polisi, termasuk dirinya. Dua polisi berjaga di SPK, dua lain menerima laporan, serta seorang anggota reskrim dan dirinya berada di ruang Penyidik.

Karena mendengar keributan di luar, Ipda Samosir menemui dua pria berpakaian sipil tersebut hingga terjadilah penodongan. “Kasih tidak kuncinya, aku tembak kau,” ungkap Ipda Samosir menirukan ucapan pelaku sembari mengokang senpinya.
Samosir lalu menyerahkan kunci lalu bergegas masuk. “(Saya) masuk ke dalam mengambil senjata juga, waktu keluar sudah kabur pelaku,” cetusnya.

Saat wartawan Sumut Pos menyambangi Heaven Hell, seorang karyawan yang enggan namannya disebutkan mengatakan, Jamila sudah bekerja dua bulan sebagai capten waiterss. “Masuk bulan ketiga lah dia (Jamila) bekerja di sini,” ujarnya.
Pria itu membenarkan kalau pelaku penganiaya Jamila dan penondongan senpi ke Polisi tersebut sempat berkunjung di Heaven Hell. Ia mengaku tidak tahu persis penyebab kedua kejadian tersebut. “Kejadian di luar, jadi kita tidak bisa mencapuri kali kasus ini,” ujarnya.

Pria mengenakan kaos berkera warna hitam ini juga mengungkapkan untuk secara detail mengarahkan wartawan untuk konfirmasi langsung kepada Jamila. “Sore segini belum datang, datang saja lagi Bang, biar tahu kejadiannya sebenarnya,” pungkasnya.(gus)

MEDAN- Aksi premanisme terjadi di Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Medan Kota, Senin (10/6) sekitar pukul 05.00 WIB. Seorang perwira petugas pengawas (Pawas), Ipda A Samosir, ditodong dengan senjata api (senpi) laras pendek, diduga jenis FN, persis di bawah tiang bendera.

Karikatur //sumut pos
Karikatur //sumut pos

Pelakunya berpostur tinggi, berkulit putih dan rambut cepak. Bersama orang tak dikenal (OTK) bersenpi itu, diduga ada tiga pria lainnya. Satu ikut merangsek ke Mapolsek, dua lainnya menunggu di mobil Toyota Fortuner hitam Hitam BK 90 FW, diduga plat palsu, yang diparkir di halaman Mapolsek.

Menurut informasi, sekelompok OTK bersenjata itu mengambil kunci kontak mobil Honda Jazz BK 1605 IN yang juga diduga menggunakan nomor polisi palsu. Kunci tersebut merupakan barang bukti pengaduan penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan OTK terhadap Jamila (32), warga Jalan Marendal Gang Sari Medan. Kabarnya, Ipda A Samosir yang bertugas sebagai Perwira Pembantu Unit (Panit) I Reskrim Polsekta Medan tersebut, terpaksa menyerahkan barang bukti kunci di bawah ancaman senpi.

Menurut kronologis yang dihimpun Sumut Pos, saat kejadian Jamila sedang membuat laporan pengaduan. Capten waitress di tempat hiburan malam, Heaven Hell di Jalan Pegadaian Medan itu tidak dengan kelakuan para OTK tersebut saat nongkrong di sebuah warung kopi di Jalan Samanhudi, di sekitar RS Elisabeth Medan. Jamila nongkrong bersama rekanya bernama Antoni, Ruly dan Juni.

Di warkop tersebut, Jamila mengaku didatangi lima pria. Dia disiram air, dilempar kunci mobil Hoda Jazz milik pelaku dengan nomor plat polisi BK 1605 IN dan dipukul mengunakan tas.

Mendapat perlakuan tak senonoh itu, Jamila langsung membawa kabur kunci mobil tersebut ke Mapolsekta Medan Kota, membuat laporan dengan barang bukti kunci tersebut.

Menurut Kanit Reskrim Polsekta Medan Kota, Iptu Gunawan, kejadian di Warkop Jalan Samanhudi merupakan buntut dari cekcok Jamila dengan pelaku saat pelaku berkunjung di Heaven Hell, beberapa saat sebelumnya.

“Ada 8 orang duduk di TKP, termasuk Jamila ini. Karena penganiyaan menggunakan kunci, langsung kunci diambil, kemudian dibawa ke Polsekta Medan Kota untuk membuat laporan,” ujar Gunawan.

Ditanya jenis senpi yang digunakan pelaku, Gunawan mengatak masih lidik. “Kalau air softgun tidak main kokang, tapi ini main kongkang sebelum diarahkan kepada anggota. Kalau tampaknya peluru hampa, kita lidik dulu lah,” katanya. “Sudah kita lakukan pemeriksaan dan meminta keterangan sejumlah saksi,” tandasnya.

Kapolsekta Medan Kota, Kompol Paulus Hotman Sinaga menegaskan, OTK tersebut datang 15 menit setelah Jamila membuat laporan pengaduan. “(Jamila) datang melapor bersama teman-temannya,” Kompol Paulus di Mapolsekta Medan Kota.

Kapolsek membenarkan anak buahnya ditodong pelaku di bawah tiang bendera Mapolsekta. Menurut Kompol Paulus, sempat terjadi duel antara Ipda SInaga dan dua pelaku sebelum satu dari OTK menodongkan senpi.

“Itu, di bawah tiang bendera, anggota main dengan pelaku, dimana pelaku mengeluarkan senjata. Anggota masuk untuk mengeluar senjata, tapi pelaku duluan kabur membawa kunci tersebut. Barulah wanita (Jamila, Red) teriak bahwa itu pelaku yang menganiya dirinya. Saat dikejar sudah melarikan diri,” jelas Kapolsekta.

Ditanya kemungkinan pelaku adalah oknum aparat, Kompol Paulus hanya berkata, “No coment, tahunya kalian itu pelakunya,” ucapnya kepada wartawan.

Disinggung rekaman CCTV di Mapolsekta Medan Kota, kembali Kompol Sinaga berkata no coment. “Pastinya semua masih dalam penyeledikkan kita,” sebutnya.

Petugas bersenjata laras panjang sempat mengejar pelaku hingga ke warkop di Jalan Samanhudi, namun jejak pelaku tidak terendus lagi.

Ipda A Samosir menegaskan kembali ciri-ciri OTK yang menodongnya dari jarak 1,5 meter. Pelaku mengenakan kemeja warna putih, celan jeans biru dongker, postur tubuh tinggi tegap, kulit warna putih, rambut sedikit cepak.

Saat kejadian itu, dirinya menuturkan di Polsekta Medan hanya bertugas 6 personil polisi, termasuk dirinya. Dua polisi berjaga di SPK, dua lain menerima laporan, serta seorang anggota reskrim dan dirinya berada di ruang Penyidik.

Karena mendengar keributan di luar, Ipda Samosir menemui dua pria berpakaian sipil tersebut hingga terjadilah penodongan. “Kasih tidak kuncinya, aku tembak kau,” ungkap Ipda Samosir menirukan ucapan pelaku sembari mengokang senpinya.
Samosir lalu menyerahkan kunci lalu bergegas masuk. “(Saya) masuk ke dalam mengambil senjata juga, waktu keluar sudah kabur pelaku,” cetusnya.

Saat wartawan Sumut Pos menyambangi Heaven Hell, seorang karyawan yang enggan namannya disebutkan mengatakan, Jamila sudah bekerja dua bulan sebagai capten waiterss. “Masuk bulan ketiga lah dia (Jamila) bekerja di sini,” ujarnya.
Pria itu membenarkan kalau pelaku penganiaya Jamila dan penondongan senpi ke Polisi tersebut sempat berkunjung di Heaven Hell. Ia mengaku tidak tahu persis penyebab kedua kejadian tersebut. “Kejadian di luar, jadi kita tidak bisa mencapuri kali kasus ini,” ujarnya.

Pria mengenakan kaos berkera warna hitam ini juga mengungkapkan untuk secara detail mengarahkan wartawan untuk konfirmasi langsung kepada Jamila. “Sore segini belum datang, datang saja lagi Bang, biar tahu kejadiannya sebenarnya,” pungkasnya.(gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/