29 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Tentang Rumah Kontrakan dan Tanggung Jawab

Sahur Bersama Ketua DPRD Kota Medan, Amiruddin

Kali ini Tim Sumut Pos berkesempatan mengunjungi kediaman Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, Amiruddin. Sambal terong dan rumah kontrakan di Perumahan Graha Tanjung Sari, Pasar II Padang Bulan, pun menyambut rombongan dalam suasana yang menyenangkan.

Adlansyah Nasution, Medan

Begitulah, tak perlu lama mencari, Sumut Pos langsung berhadapan dengan sebuah rumah putih berlantai dua dan berpagar hitam. Tampak seorang pemuda yang mengaku sebagai satpam menunggu kedatangan tim dengan berdiri tegak di sisi dalam pagar.

Tim langsung dipersilahkan masuk. Amiruddin muncul dengan mengenakan baju koko lengan panjang warna coklat dan mengenakan peci warna hitam.

Amiruddin pun tersenyum sembari mempersilahkan duduk. Sambil menunggu istrinya, Tati Arifin mempersiapkan santapan sahur, rombongan berbincang-bincang di ruangan tamu. “Tidak susah kan mencari rumah saya, ini lah rumah kontrakan saya. Kami pun baru tinggal satu bulan di sini. Karena rasanya sudah tidak layak tinggal di rumah laman
karena sudah terlalu ramai,” buka Amiruddin.

Amiruddin lalu bercerita mengenai lambang suatu kelembagaan dalam menjaga etika. Secara pribadi, Amiruddin sangat memerlukannya seperti rumah dinas yang tak dimiliki seorang ketua DPRD di Kota Medan.

“Saya tidak nuntut rumah dinas karena kepentingan pribadi. Hanya rumah dinas tersebut digunakan bila melaksanakan suatu pertemuan dengan Muspida. Untuk rumah dinas tidak perlu mewah, yang penting standar ukurannya. Permasalahannya, untuk Kabupaten saja Ketua DPRD memiliki rumah dinas. Di Medan malah tidak,” ucapnya.
Tepat pukul 04.00 WIB, Tati Arifin, yang mempunyai hobi memasak sudah mempersilahkan Amiruddin bersama Sumut Pos untuk menikmati santapan sahur yang sudah dipersiapkan di atas meja makan.

Menu yang disediakan tidak berlebihan. Air putih yang diletakkan bersebelahan dengan piring, diikuti nasi putih di dalam mangkuk. Begitu juga dengan lauk seperti sambal terong, rendang, sambal belut, dan sayur sawi.
“Tidak ada menu spesial. Bapak selalu lahap untuk memakannya, silahkan dinikmati,” ungkap Tati.

Usai menikmati santapan sahur, Tati tidak lupa menghidangkan bubur kacang hijau sebagai penutup. Setelah itu, rombongan bersama Amiruddin melanjutkan kembali perbincangan di ruang tamu dengan hidangan teh manis hangat.
“Tak pernah terpikir oleh saya untuk menjadi ketua DPRD, yang terpenting jabatan yang diberikan kepada saya adalah sebuah amanah. Bukan luar biasa, karena mempertanggungjawabkan amanah sangat berat,”sambungnya lagi.
Amiruddin sangat berharap bagaimana pencitraan DPRD ke depan menjadi lebih baik agar saling menghargai sesama anggota dewan. “Saya sangat sedih. Pencitraan lembaga ini masih dianggap tak bagus. Padahal, tak semua anggota dewan tak seperti itu,” cetusnya.

Lanjut Amiruddin, paradigma di kelembagaan sudah berbeda karena ketua DPRD dipilih berdasarkan kursi terbanyak bukan seperti dulu yang dipilih berdasarkan keputusan anggota dewan. “Untuk mengembangkan kepentingan pribadi sangat sulit karena lembaga yang dipimpin bukan struktural. Ini merupakan lembaga kebersamaan yang harus bisa mengakomodir sesuai dengan keinginan anggota dewan lainnya,” katanya lagi.

Tanpa terasa waktu imsak pun tiba. Amiruddin dan Tim Sumut Pos pun bersiap-siap melaksanakan Salat Subuh berjamaah di masjid lingkungan perumahan yang tak jauh dari rumah tersebut.(*)

Sahur Bersama Ketua DPRD Kota Medan, Amiruddin

Kali ini Tim Sumut Pos berkesempatan mengunjungi kediaman Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, Amiruddin. Sambal terong dan rumah kontrakan di Perumahan Graha Tanjung Sari, Pasar II Padang Bulan, pun menyambut rombongan dalam suasana yang menyenangkan.

Adlansyah Nasution, Medan

Begitulah, tak perlu lama mencari, Sumut Pos langsung berhadapan dengan sebuah rumah putih berlantai dua dan berpagar hitam. Tampak seorang pemuda yang mengaku sebagai satpam menunggu kedatangan tim dengan berdiri tegak di sisi dalam pagar.

Tim langsung dipersilahkan masuk. Amiruddin muncul dengan mengenakan baju koko lengan panjang warna coklat dan mengenakan peci warna hitam.

Amiruddin pun tersenyum sembari mempersilahkan duduk. Sambil menunggu istrinya, Tati Arifin mempersiapkan santapan sahur, rombongan berbincang-bincang di ruangan tamu. “Tidak susah kan mencari rumah saya, ini lah rumah kontrakan saya. Kami pun baru tinggal satu bulan di sini. Karena rasanya sudah tidak layak tinggal di rumah laman
karena sudah terlalu ramai,” buka Amiruddin.

Amiruddin lalu bercerita mengenai lambang suatu kelembagaan dalam menjaga etika. Secara pribadi, Amiruddin sangat memerlukannya seperti rumah dinas yang tak dimiliki seorang ketua DPRD di Kota Medan.

“Saya tidak nuntut rumah dinas karena kepentingan pribadi. Hanya rumah dinas tersebut digunakan bila melaksanakan suatu pertemuan dengan Muspida. Untuk rumah dinas tidak perlu mewah, yang penting standar ukurannya. Permasalahannya, untuk Kabupaten saja Ketua DPRD memiliki rumah dinas. Di Medan malah tidak,” ucapnya.
Tepat pukul 04.00 WIB, Tati Arifin, yang mempunyai hobi memasak sudah mempersilahkan Amiruddin bersama Sumut Pos untuk menikmati santapan sahur yang sudah dipersiapkan di atas meja makan.

Menu yang disediakan tidak berlebihan. Air putih yang diletakkan bersebelahan dengan piring, diikuti nasi putih di dalam mangkuk. Begitu juga dengan lauk seperti sambal terong, rendang, sambal belut, dan sayur sawi.
“Tidak ada menu spesial. Bapak selalu lahap untuk memakannya, silahkan dinikmati,” ungkap Tati.

Usai menikmati santapan sahur, Tati tidak lupa menghidangkan bubur kacang hijau sebagai penutup. Setelah itu, rombongan bersama Amiruddin melanjutkan kembali perbincangan di ruang tamu dengan hidangan teh manis hangat.
“Tak pernah terpikir oleh saya untuk menjadi ketua DPRD, yang terpenting jabatan yang diberikan kepada saya adalah sebuah amanah. Bukan luar biasa, karena mempertanggungjawabkan amanah sangat berat,”sambungnya lagi.
Amiruddin sangat berharap bagaimana pencitraan DPRD ke depan menjadi lebih baik agar saling menghargai sesama anggota dewan. “Saya sangat sedih. Pencitraan lembaga ini masih dianggap tak bagus. Padahal, tak semua anggota dewan tak seperti itu,” cetusnya.

Lanjut Amiruddin, paradigma di kelembagaan sudah berbeda karena ketua DPRD dipilih berdasarkan kursi terbanyak bukan seperti dulu yang dipilih berdasarkan keputusan anggota dewan. “Untuk mengembangkan kepentingan pribadi sangat sulit karena lembaga yang dipimpin bukan struktural. Ini merupakan lembaga kebersamaan yang harus bisa mengakomodir sesuai dengan keinginan anggota dewan lainnya,” katanya lagi.

Tanpa terasa waktu imsak pun tiba. Amiruddin dan Tim Sumut Pos pun bersiap-siap melaksanakan Salat Subuh berjamaah di masjid lingkungan perumahan yang tak jauh dari rumah tersebut.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/