26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Kedekatan Irham dan Akil Terungkap

Irham Buana Nst.dok
Irham Buana Nst.dok

MEDAN- Kedekatan hubungan mantan Ketua KPUD Sumut Irham Buana Nasution dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar secara perlahan mulai tersingkap ke permukaan.
Seorang sumber yang juga orang dekat Irham kepada Sumut Pos, Kamis (10/10), membantahn

pernyataan Irham bahwa hubungannya dengan Akil Mochtar sebatas relasi profesionalitas kelembagaan. Irham dikatakan memiliki hubungan yang sangat cair dengan Akil.
“Apa mungkin seorang Akil mau mendatangi pelosok kampung di Langkat sana kalau hanya sebatas hubungan kelembagaan dengan Irham? Lho buat apa juga? Kan sulit dipahami,” ungkap sumber yang namanya disimpan redaksi.
Dikatakan dia, sekitar tahun 2010 silam, Akil bersama rekannya dari MK datang berkunjung ke Medan. Saat itu, Irham langsung mendampingi Akil bersama rekannya di kantor hukum yang didirikan Irham berinisial SG, warga Salapian, Kabupaten Langkat. SG sendiri dianggap adik angkat oleh Akil Mochtar, dan disebut-sebut berperan kuat mengoneksikan Irham dengan Akil.
Bersama SG, Irham membawa rombongan Akil Mukhtar ke Desa Tambunan, Kecamatan Salapian, Langkat, tepatnya di lahan perkebunan milik Universitas Sumatera Utara (USU).
Di sana, kata sumber tadi, Irham dan rombongan menikmati duren (buah durian, Red) sekaligus bakar-bakar ikan di salah satu sungai di kawasan tersebut.
“Kalau memang hubungan kelembagaan seperti diungkapkan Irham, lantas kenapa empat komisioner lain tak ikut bersama rombongan Akil. Ini kan jelas ada hubungan personal antara Irham dan Akil. Kalau tak percaya, coba tanyakan empat komisoner lain. Apa pernah diajak nggak mereka?” tukas sumber yang juga pengacara ini.
Kedekatan personal Irham dengan Akil juga tatkala Akil Mochtar tercatat   menjadi dosen pendamping Irham saat menyelesaikan pendidikan Magister Hukum di USU. “Jadi apa itu yang disebut kedekatan kelembagaan?” kata mantan orang dekat Irham ini.
Lebih jauh dijelaskan sumber, kedekatan antara Akil dan Irham sudah berlangsung lama sejak sengketa Pilkada beralih dari Mahkamah Agung (MA) kepada MK pada 2008 silam. “Nah, kalau secara kelembagaan, kenapa dia (Irham, Red) tak dekat dengan Mahfud MD yang justru saat itu menjabat ketua MK,” terangnya.
Disinggung soal sengketa Pilkada mana saja yang dibawa Irham kepada  Akil, sang sumber menjelaskan, sejumlah Pilkada pada tahun 2010 ada dalam ‘penanganan’ Irham, diantaranya Pilwako Medan, Pilbup Palas, Pilwako Binjai, Pilbup Labuhanbatu, dan Pilkada lainnya. ‘’Kecuali sengketa Pilkada Tanjung Balai yang memang langsung ditangani langsung oleh Mahfud MD sebagai ketua majelis hakim. Ini termasuk sengketa Pilgubsu baru-baru ini. SG termasuk salah satu anggota tim pengacara Gatot saat melakoni sidang di MK. Sementara SG sendiri ‘satu paket’ dengan Irham,” paparnya.
Dia mengungkapkan nyaris seluruh sengketa Pilkada di Sumut dikuasai oleh tim pengacara dari kantor hukum yang didirikan oleh Irham saat dirinya masih berprofesi sebagai pengacara. Dikatakan lebih jauh, Irham melakukan ‘gerakan bawah tanah’ agar sengketa Pilkada di Sumut ditangani oleh tim pengacara dari kantor hukum yang didirikannya.
“Irham tentu tak bisa jadi pengacara lagi. Tapi dia masih bisa bekerja secara diam-diam dari luar. Jadi tak mungkin dari sekian banyak sengketa Pilkada di Sumut yang ditangani timnya selalu menang bila tak ada kedekatan dengan Akil,” ungkapnya.
Disoal adanya lobi suap-menyuap dalam sengketa Pilkada, sang sumber mengaku dirinya tak mendengar soal itu meskipun sempat satu mobil dengan Irham dan Akil.
“Saya ikut rombongan saat itu. Memang tak ada pembicaraan soal lobi-lobi uang. Tapi kedekatan Irham dengan Akil ya, mata kepala saya sendiri yang menyaksikan,” papar sumber yang sempat menjadi penyelenggara Pemilukada ini.
Dalam konfirmasi seusai dilantik sebagai pengurus Partai Golkar Sumut, Minggu (6/10), Irham menegaskan, kedekatan dirinya dengan Akil sebatas hubungan kelembagaan.
“Kenal dengan beliau (Akil Mochtar, Red) karena kelembagaan saja. KPU sebagai lembaga negara kalau diperintahkan MK ya, harus dilaksanakan. Tak lebih dari itu,” tegas Irham.
Ketika disinggung kembali soal kisah kedekatannya yang sangat kental, termasuk hanya dirinya di KPUD Sumut yang bisa berhubungan langsung dengan Akil, Irham terbahak.
“Ha..ha…ha.. Mana mungkin kedekatan saya seperti itu,” ujar Irham yang terus mengelak sembari menutup pembicaraan. (ndi)

Irham Buana Nst.dok
Irham Buana Nst.dok

MEDAN- Kedekatan hubungan mantan Ketua KPUD Sumut Irham Buana Nasution dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar secara perlahan mulai tersingkap ke permukaan.
Seorang sumber yang juga orang dekat Irham kepada Sumut Pos, Kamis (10/10), membantahn

pernyataan Irham bahwa hubungannya dengan Akil Mochtar sebatas relasi profesionalitas kelembagaan. Irham dikatakan memiliki hubungan yang sangat cair dengan Akil.
“Apa mungkin seorang Akil mau mendatangi pelosok kampung di Langkat sana kalau hanya sebatas hubungan kelembagaan dengan Irham? Lho buat apa juga? Kan sulit dipahami,” ungkap sumber yang namanya disimpan redaksi.
Dikatakan dia, sekitar tahun 2010 silam, Akil bersama rekannya dari MK datang berkunjung ke Medan. Saat itu, Irham langsung mendampingi Akil bersama rekannya di kantor hukum yang didirikan Irham berinisial SG, warga Salapian, Kabupaten Langkat. SG sendiri dianggap adik angkat oleh Akil Mochtar, dan disebut-sebut berperan kuat mengoneksikan Irham dengan Akil.
Bersama SG, Irham membawa rombongan Akil Mukhtar ke Desa Tambunan, Kecamatan Salapian, Langkat, tepatnya di lahan perkebunan milik Universitas Sumatera Utara (USU).
Di sana, kata sumber tadi, Irham dan rombongan menikmati duren (buah durian, Red) sekaligus bakar-bakar ikan di salah satu sungai di kawasan tersebut.
“Kalau memang hubungan kelembagaan seperti diungkapkan Irham, lantas kenapa empat komisioner lain tak ikut bersama rombongan Akil. Ini kan jelas ada hubungan personal antara Irham dan Akil. Kalau tak percaya, coba tanyakan empat komisoner lain. Apa pernah diajak nggak mereka?” tukas sumber yang juga pengacara ini.
Kedekatan personal Irham dengan Akil juga tatkala Akil Mochtar tercatat   menjadi dosen pendamping Irham saat menyelesaikan pendidikan Magister Hukum di USU. “Jadi apa itu yang disebut kedekatan kelembagaan?” kata mantan orang dekat Irham ini.
Lebih jauh dijelaskan sumber, kedekatan antara Akil dan Irham sudah berlangsung lama sejak sengketa Pilkada beralih dari Mahkamah Agung (MA) kepada MK pada 2008 silam. “Nah, kalau secara kelembagaan, kenapa dia (Irham, Red) tak dekat dengan Mahfud MD yang justru saat itu menjabat ketua MK,” terangnya.
Disinggung soal sengketa Pilkada mana saja yang dibawa Irham kepada  Akil, sang sumber menjelaskan, sejumlah Pilkada pada tahun 2010 ada dalam ‘penanganan’ Irham, diantaranya Pilwako Medan, Pilbup Palas, Pilwako Binjai, Pilbup Labuhanbatu, dan Pilkada lainnya. ‘’Kecuali sengketa Pilkada Tanjung Balai yang memang langsung ditangani langsung oleh Mahfud MD sebagai ketua majelis hakim. Ini termasuk sengketa Pilgubsu baru-baru ini. SG termasuk salah satu anggota tim pengacara Gatot saat melakoni sidang di MK. Sementara SG sendiri ‘satu paket’ dengan Irham,” paparnya.
Dia mengungkapkan nyaris seluruh sengketa Pilkada di Sumut dikuasai oleh tim pengacara dari kantor hukum yang didirikan oleh Irham saat dirinya masih berprofesi sebagai pengacara. Dikatakan lebih jauh, Irham melakukan ‘gerakan bawah tanah’ agar sengketa Pilkada di Sumut ditangani oleh tim pengacara dari kantor hukum yang didirikannya.
“Irham tentu tak bisa jadi pengacara lagi. Tapi dia masih bisa bekerja secara diam-diam dari luar. Jadi tak mungkin dari sekian banyak sengketa Pilkada di Sumut yang ditangani timnya selalu menang bila tak ada kedekatan dengan Akil,” ungkapnya.
Disoal adanya lobi suap-menyuap dalam sengketa Pilkada, sang sumber mengaku dirinya tak mendengar soal itu meskipun sempat satu mobil dengan Irham dan Akil.
“Saya ikut rombongan saat itu. Memang tak ada pembicaraan soal lobi-lobi uang. Tapi kedekatan Irham dengan Akil ya, mata kepala saya sendiri yang menyaksikan,” papar sumber yang sempat menjadi penyelenggara Pemilukada ini.
Dalam konfirmasi seusai dilantik sebagai pengurus Partai Golkar Sumut, Minggu (6/10), Irham menegaskan, kedekatan dirinya dengan Akil sebatas hubungan kelembagaan.
“Kenal dengan beliau (Akil Mochtar, Red) karena kelembagaan saja. KPU sebagai lembaga negara kalau diperintahkan MK ya, harus dilaksanakan. Tak lebih dari itu,” tegas Irham.
Ketika disinggung kembali soal kisah kedekatannya yang sangat kental, termasuk hanya dirinya di KPUD Sumut yang bisa berhubungan langsung dengan Akil, Irham terbahak.
“Ha..ha…ha.. Mana mungkin kedekatan saya seperti itu,” ujar Irham yang terus mengelak sembari menutup pembicaraan. (ndi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/