Untuk hal-hal lebih mendetil, menurutnya, merupakan domain Bidang Cipta Karya. Sebab bidang dimaksud berkaitan langsung dengan drainase perkotaan yang ditangani Pemko Medan. “Untuk sumber masalah dari drainase kota, informasi yang saya peroleh dari bagian Cipta Karya, terjadi penyumbatan,” katanya.
Disinggung ihwal peristiwa banjir di sejumlah daerah di Sumut akibat hujan deras, ia mengungkapkan, belum mendapat laporan komprehensif dan koordinasi dari pemerintah daerah setempat. Namun secara asumsi dan kajian awal, menurutnya banjir akibat kerusakan DAS-DAS yang ada.
“Mengenai DAS, ada lembaga khususnya, yakni Forum DAS. Dan itu adanya di Bappeda, bukan di kita. Forum DAS melibatkan Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, dan BWSS,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gubsu Edy Rahmayadi mengatakan belum ada yang melaporkan hasil kajian dan pemetaan dari tim terpadu atas pengendalian banjir di Kota Medan dan sekitarnya.
Bahkan mengenai sumber banjir, dirinya hingga kini belum menerima laporan. “Sampai hari ini belum ada yang bisa menjawab sama saya, kenapa banjir. Apakah drainase atau apa? Ini yang saya belum tau,” katanya kepada wartawan di kantor Gubsu, kemarin
Seperti diketahui, pengendalian banjir di Kota Medan dan sekitarnya masih tahap pemetaan sungai dan dalam kajian BWSS II. Padahal sesuai instruksi Gubsu Edy Rahmayadi, dua minggu setelah rapat koordinasi antarstakeholder, harus sudah ada hasil yang disampaikan tim terpadu yang dikoordinir BWSS II dan Dinas SDACKTR Provsu.
Rapat koordinasi terpadu sebelumnya dikomandoi Gubsu pada Senin, 17 September lalu. Rakor dihadiri Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Bupati Deliserdang Ashari Tambunan, instansi terkait baik Pemprovsu, Pemko Medan dan Pemkab Deliserdang, juga para camat dan lurah di wilayah yang kerap terkena banjir.
Hingga Rabu (10/10), sudah lebih dari dua minggu Gubsu belum menerima hasil kajian dari tim terpadu.