24 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

DPRD Medan Dorong Pemko Bangun Transportasi Massal

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPRD Medan mendorong Pemerintah Kota Medan untuk mewujudkan pembangunan dan pengembangan trasportasi massal di Kota Medan. Pasalnya, angkutan massal dinilai salah satu upaya untuk meminimalisir kemacetan lalulintas di Kota Medan yang semakin hari semakin tinggi akibat dari pertumbuhan jumlah kendaraan, baik kendaraan roda empat maupun roda dua.

Hal itu dikatakan langsung oleh Ketua DPRD Medan, Hasyim SE. Hasyim mendukung hal itu karena dikhawatirkan akan meningkatnya tingkat kemacetan yang menjadi tidak terkendali apabila tidak diantisipasi sejak dini.

Dikatakannya, rencana Pemko Medan untuk melakukan pengembangan angkutan massal berbasis skema pembelian layanan atau ‘Buy The Service’ (BTS) merupakan salah satu langkah pembangunan transportasi massal yang sangat tepat.

“Kita harapkan rencana itu segera terwujud dan terealisasi, itu langkah baik. Dan tentu kita juga membutuhkan dukungan semua pihak agar proses itu bisa berjalan dengan lancar,” ucap Hasyim, Kamis (10/10).

Hasyim juga mengapresisasi Kementerian Perhubungan RI melalui Dirjen Perhubungan Darat yang berkenan membantu pengembangan transportasi massal di Kota Medan. “Pemerintah pusat yang dalam hal ini Dirjen Perhubungan Darat sudah memberi perhatian pembangunan di Medan, maka itu harus direspon positif bagi semua kalangan. Patut kita hargai dan jangan disia-siakan, harus dimanfaatkan dengan baik,” ujar Hasyim. Untuk itu, Hasyim mendorong Pemko Medan agar terus menindaklanjutinya. Disebutnya, Pemko Medan harus ‘menjemput bola’, tidak pasif dengan bersikap menunggu tetapi harus terus melakukan koordinasi yang baik dengan pemerintah pusat.

“Melalui koordinasi yang baik, Pemko Medan akan lebih paham apa yang harus dilakukan. Seperti sarana dan prasarana pendukung harus, hal itu harus dipersiapkan lebih awal,” katanya.

Dilanjutkan Hasyim, dengan pertumbuhan volume kendaraan yang cukup tinggi di Kota Medan, dipastikan akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang cukup padat. Sementara untuk pelebaran atau perluasan volume jalan sudah tidak memungkinkan lagi.

Untuk itu, perlu ada upaya meminimalisir terjadinya kemacetan. Seperti diketahui, Pemko Medan pada tahun 2020 akan melakukan pengembangan transportasi massal berbasis jalan dengan skema pembelian layanan Buy The Service. Adapun sistem angkutan massal berbasis skema pembelian layanan Buy The Service (BTS) yakni perusahaan angkutan disubsidi oleh Dirjen Perhubungan ke beberapa operator konsorsium. (map/ila)

Nantinya, seluruh pengusaha angkutan di kota Medan akan dilibatkan yang dikordinir pihak Organisasi Angkutan Darat (Organda).

Sedangkan rencana pengembangan koridor angkutan perkotaan sistem BTS di kota Medan direncanakan ada pada 8 titik. Koridor tersebut yakni koridor Terminal Pinang Baris – Lapangan Merdeka, Terminal Amplas – Lapangan Merdeka, Belawan – Lapangan Merdeka, Terminal Pinang Baris – Terminal Amplas, Terminal Pinang Baris – Sp Aksara/Jl Letda Sujono, Medan Tuntungan – Lapangan Merdeka, Tembung – Lapangan Merdeka dan koridor Deli Tua – Lapangan Merdeka. (map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPRD Medan mendorong Pemerintah Kota Medan untuk mewujudkan pembangunan dan pengembangan trasportasi massal di Kota Medan. Pasalnya, angkutan massal dinilai salah satu upaya untuk meminimalisir kemacetan lalulintas di Kota Medan yang semakin hari semakin tinggi akibat dari pertumbuhan jumlah kendaraan, baik kendaraan roda empat maupun roda dua.

Hal itu dikatakan langsung oleh Ketua DPRD Medan, Hasyim SE. Hasyim mendukung hal itu karena dikhawatirkan akan meningkatnya tingkat kemacetan yang menjadi tidak terkendali apabila tidak diantisipasi sejak dini.

Dikatakannya, rencana Pemko Medan untuk melakukan pengembangan angkutan massal berbasis skema pembelian layanan atau ‘Buy The Service’ (BTS) merupakan salah satu langkah pembangunan transportasi massal yang sangat tepat.

“Kita harapkan rencana itu segera terwujud dan terealisasi, itu langkah baik. Dan tentu kita juga membutuhkan dukungan semua pihak agar proses itu bisa berjalan dengan lancar,” ucap Hasyim, Kamis (10/10).

Hasyim juga mengapresisasi Kementerian Perhubungan RI melalui Dirjen Perhubungan Darat yang berkenan membantu pengembangan transportasi massal di Kota Medan. “Pemerintah pusat yang dalam hal ini Dirjen Perhubungan Darat sudah memberi perhatian pembangunan di Medan, maka itu harus direspon positif bagi semua kalangan. Patut kita hargai dan jangan disia-siakan, harus dimanfaatkan dengan baik,” ujar Hasyim. Untuk itu, Hasyim mendorong Pemko Medan agar terus menindaklanjutinya. Disebutnya, Pemko Medan harus ‘menjemput bola’, tidak pasif dengan bersikap menunggu tetapi harus terus melakukan koordinasi yang baik dengan pemerintah pusat.

“Melalui koordinasi yang baik, Pemko Medan akan lebih paham apa yang harus dilakukan. Seperti sarana dan prasarana pendukung harus, hal itu harus dipersiapkan lebih awal,” katanya.

Dilanjutkan Hasyim, dengan pertumbuhan volume kendaraan yang cukup tinggi di Kota Medan, dipastikan akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang cukup padat. Sementara untuk pelebaran atau perluasan volume jalan sudah tidak memungkinkan lagi.

Untuk itu, perlu ada upaya meminimalisir terjadinya kemacetan. Seperti diketahui, Pemko Medan pada tahun 2020 akan melakukan pengembangan transportasi massal berbasis jalan dengan skema pembelian layanan Buy The Service. Adapun sistem angkutan massal berbasis skema pembelian layanan Buy The Service (BTS) yakni perusahaan angkutan disubsidi oleh Dirjen Perhubungan ke beberapa operator konsorsium. (map/ila)

Nantinya, seluruh pengusaha angkutan di kota Medan akan dilibatkan yang dikordinir pihak Organisasi Angkutan Darat (Organda).

Sedangkan rencana pengembangan koridor angkutan perkotaan sistem BTS di kota Medan direncanakan ada pada 8 titik. Koridor tersebut yakni koridor Terminal Pinang Baris – Lapangan Merdeka, Terminal Amplas – Lapangan Merdeka, Belawan – Lapangan Merdeka, Terminal Pinang Baris – Terminal Amplas, Terminal Pinang Baris – Sp Aksara/Jl Letda Sujono, Medan Tuntungan – Lapangan Merdeka, Tembung – Lapangan Merdeka dan koridor Deli Tua – Lapangan Merdeka. (map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/