31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Angkasa Pura II Berencana Tambah X-Ray

teddi/sumut pos PERIKSA: Sejumlah petugas memeriksa calon penumpang menggunakan X-Ray di Bandara Kualanamu, Senin (10/11).
teddi/sumut pos
PERIKSA: Sejumlah petugas memeriksa calon penumpang menggunakan X-Ray di Bandara Kualanamu, Senin (10/11).

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO- Terhitung sejak pertama kali beroperasi pada 25 Juni 2013 lalu lalu di Kualanamu International Airport (KNIA) sering tertangkap oknum yang berusaha menyelundupkan berbagai jenis narkotika. Namun upaya tersebut sering gagal.

Kerja keras yang dilakukan oleh aparat keamanan terkait seperti Bea Cukai hingga Avsec bandara disebabkan bahwa Bandara Kualanamu bakal menjadi pintu masuk peredaran narkoba jaringan internasional dan domestik. Terakhir kali, 2 penumpang maskapai Lion Air bernama Sumiaty dan Linda tertangkap saat membawa sabu-sabu seberat 1,5 Kg.

Menurut Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Syaiful Tanjung kepada wartawan, Senin (10/11) dirinya mengaku prihatin karena meski sudah sering terjadi penangkapan di Bandara Kualanamu, namun perhatian aparat kemanan untuk meminimalisir penyelundupan lewan Bandara Kualanamu masih belum maksimal.

“Saya berharap harus ada perbaikan, karena tahun 2015 aktifitas di Bandara semakin padat karena ada program Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” katanya.

Karenanya Syaiful berharap agar ke depan alat pendeteksi yang ada di bandara semakin canggih dan berteknologi tinggi karena itu akan mempermudah aparat keamanan menjalankan tugasnya.

Selanjutnya, Syaiful menandaskan bahwa sudah sepantasnya PT Angkasa Pura (AP) II selaku pengelola KNIA untuk mendesak Polda Sumut agar segera mendirikan Polres di wilayah sekitar bandara.

Terkait ungkapan Syaiful itu, Manager Humas dan Protokoler AP II, Dewandono Prasetyo Nugroho mengatakan bahwa pihaknya akan semakin meningkatkan pengawasan. Selanjutnya pria yang akrab disapa Pras itu mengatakan bahwa tertangkapnya beberapa Bandar narkoba internasional di Bandara Kualanamu disebabkan apiknya kinerja petugas Avsec dengan pihak kepolisian.

Saat disinggung bahwa X-Ray di KNIA merupakan barang lama yang sudah tidak mampu bekerja maksimal lagi, Pras membantahnya. Menurutnya, meski X-RAY yang ada merupakan barang lama, namun karena alatnya memiliki teknologi bermutu tinggi, maka X-RAY yang ada masih berfungsi sesuai dengan standar. “X-Ray yang ada di Bandara Cengkareng dan KNIA sama-sama berstandart nasional. Jadi sudah canggih, utamanya untuk mendeteksi narkoba,” ujarnya.

Pun begitu Pras tak menampik jika saat ini pihaknya sudah meminta penambahan X-RAY guna meminimalisir terjadinya penyelundupan narkoba di Bandara Kualanamu. “Jadi kita tetap berusaha sekuat kemampuan kita agar Bandatra Kualanamu tidak menjadi pintu masuk peredaran narkoba jaringan local dan internasional,” tandasnya. (ted/adz)

teddi/sumut pos PERIKSA: Sejumlah petugas memeriksa calon penumpang menggunakan X-Ray di Bandara Kualanamu, Senin (10/11).
teddi/sumut pos
PERIKSA: Sejumlah petugas memeriksa calon penumpang menggunakan X-Ray di Bandara Kualanamu, Senin (10/11).

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO- Terhitung sejak pertama kali beroperasi pada 25 Juni 2013 lalu lalu di Kualanamu International Airport (KNIA) sering tertangkap oknum yang berusaha menyelundupkan berbagai jenis narkotika. Namun upaya tersebut sering gagal.

Kerja keras yang dilakukan oleh aparat keamanan terkait seperti Bea Cukai hingga Avsec bandara disebabkan bahwa Bandara Kualanamu bakal menjadi pintu masuk peredaran narkoba jaringan internasional dan domestik. Terakhir kali, 2 penumpang maskapai Lion Air bernama Sumiaty dan Linda tertangkap saat membawa sabu-sabu seberat 1,5 Kg.

Menurut Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Syaiful Tanjung kepada wartawan, Senin (10/11) dirinya mengaku prihatin karena meski sudah sering terjadi penangkapan di Bandara Kualanamu, namun perhatian aparat kemanan untuk meminimalisir penyelundupan lewan Bandara Kualanamu masih belum maksimal.

“Saya berharap harus ada perbaikan, karena tahun 2015 aktifitas di Bandara semakin padat karena ada program Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” katanya.

Karenanya Syaiful berharap agar ke depan alat pendeteksi yang ada di bandara semakin canggih dan berteknologi tinggi karena itu akan mempermudah aparat keamanan menjalankan tugasnya.

Selanjutnya, Syaiful menandaskan bahwa sudah sepantasnya PT Angkasa Pura (AP) II selaku pengelola KNIA untuk mendesak Polda Sumut agar segera mendirikan Polres di wilayah sekitar bandara.

Terkait ungkapan Syaiful itu, Manager Humas dan Protokoler AP II, Dewandono Prasetyo Nugroho mengatakan bahwa pihaknya akan semakin meningkatkan pengawasan. Selanjutnya pria yang akrab disapa Pras itu mengatakan bahwa tertangkapnya beberapa Bandar narkoba internasional di Bandara Kualanamu disebabkan apiknya kinerja petugas Avsec dengan pihak kepolisian.

Saat disinggung bahwa X-Ray di KNIA merupakan barang lama yang sudah tidak mampu bekerja maksimal lagi, Pras membantahnya. Menurutnya, meski X-RAY yang ada merupakan barang lama, namun karena alatnya memiliki teknologi bermutu tinggi, maka X-RAY yang ada masih berfungsi sesuai dengan standar. “X-Ray yang ada di Bandara Cengkareng dan KNIA sama-sama berstandart nasional. Jadi sudah canggih, utamanya untuk mendeteksi narkoba,” ujarnya.

Pun begitu Pras tak menampik jika saat ini pihaknya sudah meminta penambahan X-RAY guna meminimalisir terjadinya penyelundupan narkoba di Bandara Kualanamu. “Jadi kita tetap berusaha sekuat kemampuan kita agar Bandatra Kualanamu tidak menjadi pintu masuk peredaran narkoba jaringan local dan internasional,” tandasnya. (ted/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/