26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jenazah Lisson Belum Diambil Keluarga

Foto: Bayu/PM Foto Lisson, pekerja yang tewas kesetrum, semasa hidup.
Foto: Bayu/PM
Foto Lisson, pekerja yang tewas kesetrum, semasa hidup.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penanganan kasus tewasnya seorang pekerja dalam proyek pemasangan kabel fiber optic di Jalan Mahkamah, Kec. Medan Kota, Minggu (10/1) dini hari lalu dilimpahkan Polsek Medan Kota ke Polresta Medan.

Hal ini diungkap Kanit Reskrim Polsek Medan Kota, AKP Azzarudin. Disebutkan, pihaknya sudah memanggil pimpinan PT. BSS selaku rekanan. “Sudah kita panggil dan prosedur kerjanya memang ada. Sekarang kasusnya dilimpahkan ke Polresta,” ujarnya, Minggu(11/1) siang.

Mengenai proses hukumnya, Azaruddin mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan cek TKP dan memastikan data korban-korban. “Kami sebatas mengamankan lokasi dan korban. Selanjutnya, dilimpahkan ke Polresta. Ke sana saja ya, nanti salah pulak aku,” imbuhnya.

Lanjut Azzaruddin, pengerjaan yang dilakukan oleh pihak PT. BSS telah sesuai prosedur. Dimana, pemasangan dilakukan malam hari. “Para korban luka sudah diobatin oleh pihak PT. Sedangkan korban tewas masih berada di RS Pirngadi menunggu keluarganya,” ujarnya.

Di RSU Permata Bunda lantai III, Baiduri kamar 301, beberapa korban masih terbaring di bangsal. Seorang diantaranya adalah Dedek Amirudin (29) warga Cirebon.

Menurut pria dengan luka robek di kepala dan luka bakar di tangan serta kaki ini, mengaku pasrah dengan kejadian yang menimpanya. “Namanya juga sudah musibah. Kapan saja bisa datang,” ujarnya sembari sesekali mengerang menahan sakit.

Dikatakannya, beberapa hari sebelum kejadian, mereka telah menuntaskan proyek serupa di kawasan Marendal dan selamat, meski pemasangan juga dilakukan saat hujan.

“Memang kemarin itu lagi nahas dan musibah. Pekerjaan kami seperti ini, jadi harus diterima dengan lapang dada. Terpenting, pihak perusahaan bertanggung jawab,” imbuhnya sembari menyebutkan, rencananya mereka akan dipindahkan ke RS Elisabeth Medan.

Sedikit berbeda dengan Dedek, korban lainnya yaitu Dedi Iskandar mengaku trauma dengan musibah yang dialaminya. Menurutnya, meski lukanya sudah mulai sembuh, tapi dia masih belum dapat bekerja.

Terpisah, di RS Mitra Sejati, tempat 5 korban lainnya dirawat, pihak rumah sakit memastikan seluruh pekerja sudah pulang. “Setelah diobatin, mereka langsung pulang. Kita beri surat sakit,” ungkap seorang perawat di ruang IGD.

Seperti diketahui, kelima korban itu terpaksa dibawa ke RS Mitra Sejati karena keterbatasan kapasitas ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSU Permata Bunda, yang ketika itu hanya mampu menampung 9 korban luka. (gib/ras)

Foto: Bayu/PM Foto Lisson, pekerja yang tewas kesetrum, semasa hidup.
Foto: Bayu/PM
Foto Lisson, pekerja yang tewas kesetrum, semasa hidup.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penanganan kasus tewasnya seorang pekerja dalam proyek pemasangan kabel fiber optic di Jalan Mahkamah, Kec. Medan Kota, Minggu (10/1) dini hari lalu dilimpahkan Polsek Medan Kota ke Polresta Medan.

Hal ini diungkap Kanit Reskrim Polsek Medan Kota, AKP Azzarudin. Disebutkan, pihaknya sudah memanggil pimpinan PT. BSS selaku rekanan. “Sudah kita panggil dan prosedur kerjanya memang ada. Sekarang kasusnya dilimpahkan ke Polresta,” ujarnya, Minggu(11/1) siang.

Mengenai proses hukumnya, Azaruddin mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan cek TKP dan memastikan data korban-korban. “Kami sebatas mengamankan lokasi dan korban. Selanjutnya, dilimpahkan ke Polresta. Ke sana saja ya, nanti salah pulak aku,” imbuhnya.

Lanjut Azzaruddin, pengerjaan yang dilakukan oleh pihak PT. BSS telah sesuai prosedur. Dimana, pemasangan dilakukan malam hari. “Para korban luka sudah diobatin oleh pihak PT. Sedangkan korban tewas masih berada di RS Pirngadi menunggu keluarganya,” ujarnya.

Di RSU Permata Bunda lantai III, Baiduri kamar 301, beberapa korban masih terbaring di bangsal. Seorang diantaranya adalah Dedek Amirudin (29) warga Cirebon.

Menurut pria dengan luka robek di kepala dan luka bakar di tangan serta kaki ini, mengaku pasrah dengan kejadian yang menimpanya. “Namanya juga sudah musibah. Kapan saja bisa datang,” ujarnya sembari sesekali mengerang menahan sakit.

Dikatakannya, beberapa hari sebelum kejadian, mereka telah menuntaskan proyek serupa di kawasan Marendal dan selamat, meski pemasangan juga dilakukan saat hujan.

“Memang kemarin itu lagi nahas dan musibah. Pekerjaan kami seperti ini, jadi harus diterima dengan lapang dada. Terpenting, pihak perusahaan bertanggung jawab,” imbuhnya sembari menyebutkan, rencananya mereka akan dipindahkan ke RS Elisabeth Medan.

Sedikit berbeda dengan Dedek, korban lainnya yaitu Dedi Iskandar mengaku trauma dengan musibah yang dialaminya. Menurutnya, meski lukanya sudah mulai sembuh, tapi dia masih belum dapat bekerja.

Terpisah, di RS Mitra Sejati, tempat 5 korban lainnya dirawat, pihak rumah sakit memastikan seluruh pekerja sudah pulang. “Setelah diobatin, mereka langsung pulang. Kita beri surat sakit,” ungkap seorang perawat di ruang IGD.

Seperti diketahui, kelima korban itu terpaksa dibawa ke RS Mitra Sejati karena keterbatasan kapasitas ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSU Permata Bunda, yang ketika itu hanya mampu menampung 9 korban luka. (gib/ras)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/