26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

500.000 Stok Vaksin Tertahan di Gudang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, menyampaikan perkembangan terkini terkait program vaksinasi covid-19 di wilayah Sumut. Ia menyebut saat ini ada 500.000 dosis vaksin tertahan di gudang. Penyebabnya karena masyarakat semakin lama semakin sulit diajak untuk mengikuti vaksinasi.

“Ini masih ada 500 ribu sekarang di gudang. Semakin hari semakin sulit untuk melakukan vaksinasi,” ujar Gubernur Edy kepada wartawan usai bertemu dengan lintas tokoh di Medan, Jumat (11/2).

Mengapa sulit? Menurut Edy Rahmayadi yang didampingi Sekretaris Satgas Covid Sumut, Arsyad Lubis, dr Restuti Saragih, dr Inke Lubis dari Bidang Penanganan Kesehatan dan sejumlah tokoh itu, adalah karena masyarakat semakin tak mau mengikuti vaksinasi. “Semakin jauh-jauh semakin jauh. Saya berharap rakyat saya tak begitu, nurutlah karena dengan divaksinasi imun akan naik dan insyallah akan terlindungi dari virus ini,” ujar Edy.

Gubsu meminta masyarakat Sumut agar melengkapi vaksinasi hingga ketiga atau booster. Dengan melengkapi dosis vaksin hingga booster, dapat mencegah gejala berat bahkan kematian akibat Covid-19. “Kita kejar vaksinasi ini, yang rata-rata terkena parah sampai meninggal itu orang-orang yang belum divaksin,” kata Edy.

Hingga saat ini, capaian vaksinasi di Sumut untuk dosis pertama sudah berada pada angka 90%, dosis kedua 59,70%, dan dosis ketiga baru 2,80%. Saat ini baru 12 kabupaten/kota yang capaian dosis kedua sudah di atas 70%. Yaitu Kota Medan, Binjai, Gunung Sitoli, Pematangsiantar, Sibolga, Kabupaten Dairi, Toba, Karo, Tapanuli Utara, Pakpak Bharat, Samosir, dan Humbang Hasundutan.

Sementara itu, Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Restuti Saragih membantah anggapan bahwa apabila sudah divaksin, maka boleh melonggarkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan lain sebagainya.

Vaksinasi tidak membuat orang kebal terhadap Covid-19. Virus tersebut tetap masuk ke dalam tubuh meski divaksin. Namun dengan vaksinasi, gejala akibat infeksi virus jadi lebih ringan bahkan tidak bergejala.

Restuti juga mengatakan vaksin merek apapun tetap mampu meningkatkan imunitas tubuh. Dikatakannya, masih banyak masyarakat yang pilih-pilih merek vaksin. Hal itu tentunya akan menghambat capaian vaksinasi.

“Vaksin merek apapun, kemampuannya kalau kita tertular kena Covid, maka perlindungan vaksin akan menjadi membuat kita tak bergejala. Akibatnya akan tercegah dari sakit berat akan terhindar dari kematian,” kata Restuti.

Selain itu, vaksin Covid-19 yang beredar saat ini sudah mendapat status halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Vaksin juga dijamin aman. Efek samping paska vaksin sebagian besar ringan dan dapat diatasi.

“Biaya penanganan kejadian ikutan paska imunisasi ditanggung pemerintah, dan lebih besar risiko yang dihadapi jika tidak vaksinasi, sakit dan meninggal, serta menularkan pada orang-orang tercinta,” kata Restuti.(gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, menyampaikan perkembangan terkini terkait program vaksinasi covid-19 di wilayah Sumut. Ia menyebut saat ini ada 500.000 dosis vaksin tertahan di gudang. Penyebabnya karena masyarakat semakin lama semakin sulit diajak untuk mengikuti vaksinasi.

“Ini masih ada 500 ribu sekarang di gudang. Semakin hari semakin sulit untuk melakukan vaksinasi,” ujar Gubernur Edy kepada wartawan usai bertemu dengan lintas tokoh di Medan, Jumat (11/2).

Mengapa sulit? Menurut Edy Rahmayadi yang didampingi Sekretaris Satgas Covid Sumut, Arsyad Lubis, dr Restuti Saragih, dr Inke Lubis dari Bidang Penanganan Kesehatan dan sejumlah tokoh itu, adalah karena masyarakat semakin tak mau mengikuti vaksinasi. “Semakin jauh-jauh semakin jauh. Saya berharap rakyat saya tak begitu, nurutlah karena dengan divaksinasi imun akan naik dan insyallah akan terlindungi dari virus ini,” ujar Edy.

Gubsu meminta masyarakat Sumut agar melengkapi vaksinasi hingga ketiga atau booster. Dengan melengkapi dosis vaksin hingga booster, dapat mencegah gejala berat bahkan kematian akibat Covid-19. “Kita kejar vaksinasi ini, yang rata-rata terkena parah sampai meninggal itu orang-orang yang belum divaksin,” kata Edy.

Hingga saat ini, capaian vaksinasi di Sumut untuk dosis pertama sudah berada pada angka 90%, dosis kedua 59,70%, dan dosis ketiga baru 2,80%. Saat ini baru 12 kabupaten/kota yang capaian dosis kedua sudah di atas 70%. Yaitu Kota Medan, Binjai, Gunung Sitoli, Pematangsiantar, Sibolga, Kabupaten Dairi, Toba, Karo, Tapanuli Utara, Pakpak Bharat, Samosir, dan Humbang Hasundutan.

Sementara itu, Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Restuti Saragih membantah anggapan bahwa apabila sudah divaksin, maka boleh melonggarkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan lain sebagainya.

Vaksinasi tidak membuat orang kebal terhadap Covid-19. Virus tersebut tetap masuk ke dalam tubuh meski divaksin. Namun dengan vaksinasi, gejala akibat infeksi virus jadi lebih ringan bahkan tidak bergejala.

Restuti juga mengatakan vaksin merek apapun tetap mampu meningkatkan imunitas tubuh. Dikatakannya, masih banyak masyarakat yang pilih-pilih merek vaksin. Hal itu tentunya akan menghambat capaian vaksinasi.

“Vaksin merek apapun, kemampuannya kalau kita tertular kena Covid, maka perlindungan vaksin akan menjadi membuat kita tak bergejala. Akibatnya akan tercegah dari sakit berat akan terhindar dari kematian,” kata Restuti.

Selain itu, vaksin Covid-19 yang beredar saat ini sudah mendapat status halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Vaksin juga dijamin aman. Efek samping paska vaksin sebagian besar ringan dan dapat diatasi.

“Biaya penanganan kejadian ikutan paska imunisasi ditanggung pemerintah, dan lebih besar risiko yang dihadapi jika tidak vaksinasi, sakit dan meninggal, serta menularkan pada orang-orang tercinta,” kata Restuti.(gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/