32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Paris Sembiring Sukses Terapkan ECO Enzyme di Sekolah Adiwiyata

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemilik Bank Pohon serta Pendiri Sekolah Adiwiyata, Paris Sembiring sukses dalam menerapkan eco enzyme di lingkungan Sekolah Adiwiyata yang didirikannya.

Kepada Sumut Pos, di sela-sela kegiatan Pelatihan Eco Enzyme Indonesia (EEI), yang digelar di Kenanga Garden, Jalan Jamin Ginting Medan, Kamis (10/2), menuturkan, berhasil memperoleh penghargaan Kalpataru pada tahun 2003 silam.

“Ini merupakan penghargaan karena berhasil mendirikan sekolah Adiwiyata serta bank pohon,” ujarnya.

Dengan bekal tersebut, dirinya semakin menggali ilmu pengetahuan terhadap lingkungan. Ia pun belajar langsung dari sumbernya, yakni Penggagas EEI, Vera Tan. Selama ini banyak yang gagal karena tidak langsung dari sumbernya.

Karena itu saya menerapkan eco enzyme memang sesuai arahan dari sumbernya. Kita bersyukur karena juga berhasil menerapkan pelatihan EEI ini kepada para siswa, sehingga setelah lulus dapat menerapkannya kembali di lingkungannya masing-masing,” ungkapnya.

Dijelaskannya, Sekolah Adiwiyata telah banyak berdiri di Sumatera Utara (Sumut). Di Deliserdang saja sudah lebih 600 sekolah yang sudah berhasil menerapkan peduli lingkungan. Mereka sudah melakukan gerakan peduli berbudaya lingkungan hidup, dengan dibentuk para kader lingkungan dan tim Adiwiyata, sekolah hijau, kebun apotek hidup, bank sampah, kolam resapan, dan sebagainya. “Semua terkait wawasan lingkungan,” imbuhnya.

Untuk saat ini, lanjutnya, Sekolah Adiwiyata, yakni bagi tingkat tertinggi atau tingkat mandiri harus membina kampung iklim. “Sehingga nantinya mudah mendapatkan penghargaan Adiwiyata,” ucapnya.

Dengan kepeduliannya terhadap lingkungan yersebut, Paris mampu memperoleh penghargaan Kalpataru pada tahun 2003. “Kita bersyukur atas penghargaan itu. Bahkan, dalam acara ini, turut hadir 6 peraih penghargaan kalpataru, yakni dari Langkat, Agung Sugiarta (2002), Rudi Irwansyah (2021) juga dari Langkat, Paris Sembiring (2003) dari Medan, Anwar Tambusai (Deliserdang), N Akelaras (2015) dari Deliserdang dan ada juga dari Binjai,” tandasnya. (Dwi)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemilik Bank Pohon serta Pendiri Sekolah Adiwiyata, Paris Sembiring sukses dalam menerapkan eco enzyme di lingkungan Sekolah Adiwiyata yang didirikannya.

Kepada Sumut Pos, di sela-sela kegiatan Pelatihan Eco Enzyme Indonesia (EEI), yang digelar di Kenanga Garden, Jalan Jamin Ginting Medan, Kamis (10/2), menuturkan, berhasil memperoleh penghargaan Kalpataru pada tahun 2003 silam.

“Ini merupakan penghargaan karena berhasil mendirikan sekolah Adiwiyata serta bank pohon,” ujarnya.

Dengan bekal tersebut, dirinya semakin menggali ilmu pengetahuan terhadap lingkungan. Ia pun belajar langsung dari sumbernya, yakni Penggagas EEI, Vera Tan. Selama ini banyak yang gagal karena tidak langsung dari sumbernya.

Karena itu saya menerapkan eco enzyme memang sesuai arahan dari sumbernya. Kita bersyukur karena juga berhasil menerapkan pelatihan EEI ini kepada para siswa, sehingga setelah lulus dapat menerapkannya kembali di lingkungannya masing-masing,” ungkapnya.

Dijelaskannya, Sekolah Adiwiyata telah banyak berdiri di Sumatera Utara (Sumut). Di Deliserdang saja sudah lebih 600 sekolah yang sudah berhasil menerapkan peduli lingkungan. Mereka sudah melakukan gerakan peduli berbudaya lingkungan hidup, dengan dibentuk para kader lingkungan dan tim Adiwiyata, sekolah hijau, kebun apotek hidup, bank sampah, kolam resapan, dan sebagainya. “Semua terkait wawasan lingkungan,” imbuhnya.

Untuk saat ini, lanjutnya, Sekolah Adiwiyata, yakni bagi tingkat tertinggi atau tingkat mandiri harus membina kampung iklim. “Sehingga nantinya mudah mendapatkan penghargaan Adiwiyata,” ucapnya.

Dengan kepeduliannya terhadap lingkungan yersebut, Paris mampu memperoleh penghargaan Kalpataru pada tahun 2003. “Kita bersyukur atas penghargaan itu. Bahkan, dalam acara ini, turut hadir 6 peraih penghargaan kalpataru, yakni dari Langkat, Agung Sugiarta (2002), Rudi Irwansyah (2021) juga dari Langkat, Paris Sembiring (2003) dari Medan, Anwar Tambusai (Deliserdang), N Akelaras (2015) dari Deliserdang dan ada juga dari Binjai,” tandasnya. (Dwi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/