33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Tanjung Gusta Dibakar, Dua Sipir Tewas

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjunggusta Medan diselimuti kobaran api dan asap tebal, Kamis (11/7). Ribuan narapidana membakar seluruh fasilitas dari dalam Lapas seperti ruang pertemuan, kantor, dan beberapa ruangan lainnya.

BAKAR: Petugas pemadam kebakaran dibantu aparat kepolisian mencoba memadamkan kobaran api dari  gedung saat terjadi kerusuhan lapas Tanjunggusta Medan, Kamis (11/7).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
BAKAR: Petugas pemadam kebakaran dibantu aparat kepolisian mencoba memadamkan kobaran api dari dalam gedung saat terjadi kerusuhan lapas Tanjunggusta Medan, Kamis (11/7).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Tidak itu saja, dua pegawai Lapas (sipir) tewas diamuk narapidana. Seorang saksi mata, Adi, mengatakan petang kemarin api mencuat di Lapas, bahkan lemparan batu dan teriakan dari dalam Lapas sangat kuat. Saat itulah, semua penjaga berlari keluar, Kasi Register Bona Situngkir dan stafnya Hendra Nico Naibaho tidak tampak keluar. “Pegawai Lapas yang berhasil keluar bilang, Nico dan Bona terlihat terjatuh karena diserang tahanan, kemungkinan dipukuli, saat keluar itulah tahanan sambil berteriak Allah Akbar,” kata Ade yang pernah mendekam di Lapas selama empat tahun.

Dengan keadaan itu, Ade memastikan dua sipir tersebut tewas. Pasalnya, kantor mereka paling sudut yang berdekatan dengan kebakaran tersebut. Kemungkinan besar, pada saat keributan berlangsung sekitar pukul 19.00 WIB tersebut titik keributan tidak jauh dari kantor mereka. “Kemungkinan mereka sudah tewas Bang dipukuli tahanan itu,”ucap Adi yang sehari-hari bekerja sebagai penjual empek-empek di yang berada dekat di Lapas Tanjungusta.

Keterangan Adi didukung oleh Rita, pegawai Lapas Kelas 1 A. Bahkan, dari informasi yang dia dapat, jumlah sipir yang tewas bias lebih. Pasalnya, masih banyak sipir yang terjebak di dalam Lapas. Ada delapan sipir yang tewas diamuk napi dan ada satu napi yang ditembak mati. “Saat ini (tadi malam, Red) ada sekitar 15 orang pegawai Lapas di dalam, namun tidak tahu kondisinya karena berulang kali dihubungi tidak dijawab,” jelasnya.

Seorang petugas Lapas bernama Rudianto malah berada dalam sekapan Wak Geng Cs, pelaku perampokkan bersanjata api di Bank CIMB Niaga Medan. “Satu orang petugas kita bersama Wak Geng, posisinya di dalam kamar. Saya kontak tadi, belum tahu bagaimana di dalamnya,”ungkap Kalapas Kelas IA Tanjung Gusta Medan, Mujianto, tadi malam.

Informasi yang diperoleh Sumut Pos, kejadian itu berawal ketika listrik padam dan air mati setelah sahur sekira pukul 17.00 WIB hingga sore hari. “Sekira pukul 17.30 WIB, listrik sempat menyala namun hanya sebentar. Saat itulah, mereka (napi, Red) semakin mengamuk dan kembali mendatangi saya. Saat itu, dari mulut ke mulut terjadi keributan. Spontan saja, mereka mengamuk dengan menyerang sehingga saya melarikan diri. Begitu saya sampai di luar barulah saya kena lemparan dari hujan batu yang mereka buat, “ tambah Kepala Keamanan Lapas, Asep Sutandar, yang berhasil menyelamatkan diri.
Narapidana yang terdiri dari tahanan teroris dan narkoba makin mengamuk. Mereka sempat berdemo dan memprotes padamnya listrik sekira pukul 18.00 sore. Aksi pun berujung anarkis. Amarah para tahanan tak terkendali. Sekira pukul 18.30 WIB, diperkirakan dua ratusan tahanan kabur dengan cara menjebol pertahanan pagar depan Lapas yang berlapis. “Mereka jalan biasa saja, bagaimana ada yang menahan. Petugas Lapas saja disandera mereka. Mereka lewat belakang-belakang rumah kami ini yang bisa tembus ke tanah garapan Helvetia, ke Klumpang hingga Hamparan Perak. Jumlah mereka pastinya ratusan orang, “ ungkap seorang warga, Ida, yang mengaku sedang duduk-duduk di depan rumahnya saat kejadian.

Ribuan tahanan yang masih bertahan di dalam Lapas, mulai melakukan pengrusakan. Mereka membakar seluruh fasilitas di dalam Lapas dan memecahkan kaca gedung. Petugas kepolisian langsung dikerahkan. Namun jumlah tahanan lebih besar dari kepolisian. Mereka melempari petugas saat mencoba masuk ke dalam. Situasi mulai tak terkendali. Narapidana menguasai Gedung Lapas Tanjunggusta Medan. Mereka menjerit dan terus melempari keluar pagar pembatas.

Setidaknya 10 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Mereka menyemprotkan air ke dalam Lapas. Usaha itu gagal, api terus membara. “Kita tidak bisa masuk ke dalam. Karena napi yang bertahan di dalam memberikan perlawanan. Mereka memiliki senjata yang dirampas dari para sipir. Mereka juga menahan para sipir di dalam,” ujar Kepala Dinas P2K Medan, Marihot Tampubolon, kemarin.

Warga di sekitar lokasi kejadian, mencoba masuk dan melihat kejadian itu. Akses masuk menuju lokasi tahanan itu ditutup. “Tidak bisa masuk, tahanan kabur. Kami tidak bisa menjamin keselamatan. Ada sekitar dua ratusan orang yang kabur. Kita pun nggak pasti. Mereka ada yang mencoba kabur ke tanah garapan,” tambah seorang petugas kepolisian.

Petugas kepolisian itu mengatakan masih banyak petugas Lapas berada di dalam. “Ini awalnya setelah sahur. Mati lampu sampai sore. Jadi mereka sempat demo. Kudengar ada juga yang disekap. Satu harian ini mati lampu. Jadi jam 6 sore mereka sempat demo,” ujar petugas itu.

Ada 15 Tahanan Teroris

Tahanan mencoba mengalihkan perhatian kepolisian yang berjaga-jaga di depan. Mereka terus melakukan serangan dari dalam Lapas. Tampak ratusan napi mencoba kabur melalui pagar belakang Lapas. Ratusan kepolisian bersenjata lengkap mengejar dan menembak ke arah tahanan itu. Karena terdesak, tahanan yang mencoba kabur tadi, kembali masuk ke dalam.

Sekira pukul 20.50 WIB, ledakan besar terjadi persis didekat pintu masuk gerbang utama dekat tiang listrik. Diduga ledakan itu berasal dari tabung gas yang digunakan tahanan sebagai senjata. Narapidana terus melakukan pembakaran. Petugas kepolisian dan TNI mencoba masuk, namun upaya itu tidak berhasil. Sebab seluruh tahanan melakukan perlawanan. Mereka melempari dari dalam Lapas dengan batu-batu dan bom molotov.

“Yang bukan petugas keluar sekarang. Kami tidak tanggung jawab kalau ada apa-apa dengan kalian. Baik wartawan atau warga keluar semua. Sepertinya tahanan mau menjebol pagar depan ini. Kita ‘kan nggak tahu mereka buat persiapan apa di dalam. Ini tinggal nunggu jebolnya saja pagar ini. Tabung gas semua sudah mereka kuasai,” tegas petugas kepolisian lainnya yang bernama Marpaung.

Rita membenarkan asal muasal peristiwa tersebut. “Kalau padam listrik memang air tidak bisa hidup karena menggunakan mesin pompa. Tapi hal ini telah kita beritahu pihak PLN, akan tetapi hingga sore gardu depan tidak juga selesai diperbaiki,” urainya.

Rita menyatakan narapidana di Lapas Tanjung Gusta itu kira-kira berjumlah sekitar 2.700 orang termasuk tahanan teroris. Namun pihaknya tidak bisa menduga-duga sebelum mengidentifikasi kejadian kebakaran ini. “Kita juga tidak pungkiri di Lapas juga terdapat tahanan teroris sebanyak 15 orang,” jelasnya.

Kakanwil Kemenkumham Wilayah Sumatera Utara Budi Sulaksana menyatakan masih berada di lapangan untuk melihat kejadian langsung. Dia belum bias memberikan pernyataan karena kondisi tadi malam memang krodit.

Kapolda Sumut, Irjen Syarif Gunawan mengenakan kemeja hitam yang baru tiba di lokasi langsung menemui Kapolresta Medan Nico Afinta dan Kakanwil Kemenkumham Budi Sulaksana yang memakai kaos putih persis didekat pagar depan taman Lapas. Mereka terlibat pembicaraan dengan dikelilingi beberapa personel. “Sekarang yang bisa dihubungi dari dalam siapa? Sekarang anak-anak dikumpuli,” ujar Kapolda Sumut.

Kapolresta yang mengenakan seragam dinas lengkap langsung menjelaskan kondisi di dalam Lapas. “Sementara kita tidak masuk dulu Pak, koordinasi dengan Pak Budi (Kakanwil Kemenkumham) juga. Menjaga supaya mereka nggak lari gitu Pak. Kita bisa masuk pakai tali atau nggak pakai tangga Pak,” ujarnya.

Mendengar penjelasan tersebut, Irjen Syarif Gunawan meminta personel menguasai seluruh pos penjagaan yang terletak di masing-masing sudut didalam Lapas. “Kalau bisa izin anggota yang tahu. Kita menguasai pos penjagaan dari atas. Tapi, kita nggak bisa masuk. Petugas naik ke kiri dan kanan pos itu. Brimob dibagi ke kanan kiri. Coba minta petugas Lapas yang ada untuk mengantar menempati pos. Jangan lupa logistik diatur,” jelasnya.

Kapolresta Medan tampak menghubungi seseorang melalui selulernya. Dia kembali terlibat pembicaraan dengan Kapolda Sumut. “Kita bisa masuk dengan menggunakan tali atau tangga. Nanti tangga yang dibawah bisa ditutup supaya dia nggak naik ke atas. Kalau bisa masuk, kita coba masuk,” bebernya.

Sekira pukul 23.15 WIB pihak kepolisian mulai merengsek ke dalam LP. Mereka menaiki tangga. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan lebih lanjut.

PLN: Rusuh Setelah Listrik Menyala

Di sisi lain, tudingan padamnya listrik menjadi pemicu kerusuhan langsung dibantah Deputi Manager (DM) Humas dan Hukum Raidir Sigalingging. Menurut Raidir, keributan terjadi justru setelah setengah jam listrik menyala meski sempat padam beberapa jam lamanya. “Jam 10.00 WIB terjadi padam listrik di Lapas Tanjunggusta, tapi bukan pemadaman bergilir. Pemadaman terjadi akibat kabel terbakar,” ungkap Riadir, tadi malam.

Kemudian, lanjutnya, petugas PLN Medan datang ke lapas setelah mendapat kabar dari pihak petugas lapas. “Saya tidak tahu persis jam berapa petugas PLN datang untuk memperbaiki jaringan listrik. Yang pasti, begitu kita diberitahu, petugas kita langsung datang ke LP untuk memperbaiki listrik di sana,” kata Raidir lagi.

Petugas PLN akhirnya berhasil menyalakan listrik sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah setengah jam listrik menyala, tiba-tiba travo listrik di luar Lapas Tanjunggusta terbakar. “Kita tak tahu apa penyebab terbakarnya trafo listrik itu kembali. Tapi tak berselang lama barulah terjadi keributan,” ujar Raidir.

Pihak PDAM Tirtanadi malah menyalakan PLN. Humas PDAM Zaman Karya Mendrofa menyebutkan air yang dipasok ke lapas terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk mandi dan minum.

Dirinya juga mengakui beberapa hari ini pasokan air ke tempat tahanan itu mengalami kendala, hal itu disebabkan oleh pemadaman listrik di PDAM Sunggal dan Delitua. “ Memang harus diakui, kurangnya pasokan air ke sana disebabkan pemandaman listrik yang dilakukan oleh PLN,” katanya, kemarin.

Dengan pemadaman listrik, kata dia, PDAM Sunggal dan Delitua menggunakan genset sebagai alternative. Tetapi, daya yang dihasilkan genset tidaklah sekuat listrik yang dihasilkan oleh PLN.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pendistribusian air ke lapas sudah mulai terganggu sejak Senin kemarin (8/7). “ Saya bukan mengkambing hitamkan PLN, tapi memang itulah kenyataannya,” pungkasnya. (far/mag-10/ban/ila/dik/gus)

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjunggusta Medan diselimuti kobaran api dan asap tebal, Kamis (11/7). Ribuan narapidana membakar seluruh fasilitas dari dalam Lapas seperti ruang pertemuan, kantor, dan beberapa ruangan lainnya.

BAKAR: Petugas pemadam kebakaran dibantu aparat kepolisian mencoba memadamkan kobaran api dari  gedung saat terjadi kerusuhan lapas Tanjunggusta Medan, Kamis (11/7).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
BAKAR: Petugas pemadam kebakaran dibantu aparat kepolisian mencoba memadamkan kobaran api dari dalam gedung saat terjadi kerusuhan lapas Tanjunggusta Medan, Kamis (11/7).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Tidak itu saja, dua pegawai Lapas (sipir) tewas diamuk narapidana. Seorang saksi mata, Adi, mengatakan petang kemarin api mencuat di Lapas, bahkan lemparan batu dan teriakan dari dalam Lapas sangat kuat. Saat itulah, semua penjaga berlari keluar, Kasi Register Bona Situngkir dan stafnya Hendra Nico Naibaho tidak tampak keluar. “Pegawai Lapas yang berhasil keluar bilang, Nico dan Bona terlihat terjatuh karena diserang tahanan, kemungkinan dipukuli, saat keluar itulah tahanan sambil berteriak Allah Akbar,” kata Ade yang pernah mendekam di Lapas selama empat tahun.

Dengan keadaan itu, Ade memastikan dua sipir tersebut tewas. Pasalnya, kantor mereka paling sudut yang berdekatan dengan kebakaran tersebut. Kemungkinan besar, pada saat keributan berlangsung sekitar pukul 19.00 WIB tersebut titik keributan tidak jauh dari kantor mereka. “Kemungkinan mereka sudah tewas Bang dipukuli tahanan itu,”ucap Adi yang sehari-hari bekerja sebagai penjual empek-empek di yang berada dekat di Lapas Tanjungusta.

Keterangan Adi didukung oleh Rita, pegawai Lapas Kelas 1 A. Bahkan, dari informasi yang dia dapat, jumlah sipir yang tewas bias lebih. Pasalnya, masih banyak sipir yang terjebak di dalam Lapas. Ada delapan sipir yang tewas diamuk napi dan ada satu napi yang ditembak mati. “Saat ini (tadi malam, Red) ada sekitar 15 orang pegawai Lapas di dalam, namun tidak tahu kondisinya karena berulang kali dihubungi tidak dijawab,” jelasnya.

Seorang petugas Lapas bernama Rudianto malah berada dalam sekapan Wak Geng Cs, pelaku perampokkan bersanjata api di Bank CIMB Niaga Medan. “Satu orang petugas kita bersama Wak Geng, posisinya di dalam kamar. Saya kontak tadi, belum tahu bagaimana di dalamnya,”ungkap Kalapas Kelas IA Tanjung Gusta Medan, Mujianto, tadi malam.

Informasi yang diperoleh Sumut Pos, kejadian itu berawal ketika listrik padam dan air mati setelah sahur sekira pukul 17.00 WIB hingga sore hari. “Sekira pukul 17.30 WIB, listrik sempat menyala namun hanya sebentar. Saat itulah, mereka (napi, Red) semakin mengamuk dan kembali mendatangi saya. Saat itu, dari mulut ke mulut terjadi keributan. Spontan saja, mereka mengamuk dengan menyerang sehingga saya melarikan diri. Begitu saya sampai di luar barulah saya kena lemparan dari hujan batu yang mereka buat, “ tambah Kepala Keamanan Lapas, Asep Sutandar, yang berhasil menyelamatkan diri.
Narapidana yang terdiri dari tahanan teroris dan narkoba makin mengamuk. Mereka sempat berdemo dan memprotes padamnya listrik sekira pukul 18.00 sore. Aksi pun berujung anarkis. Amarah para tahanan tak terkendali. Sekira pukul 18.30 WIB, diperkirakan dua ratusan tahanan kabur dengan cara menjebol pertahanan pagar depan Lapas yang berlapis. “Mereka jalan biasa saja, bagaimana ada yang menahan. Petugas Lapas saja disandera mereka. Mereka lewat belakang-belakang rumah kami ini yang bisa tembus ke tanah garapan Helvetia, ke Klumpang hingga Hamparan Perak. Jumlah mereka pastinya ratusan orang, “ ungkap seorang warga, Ida, yang mengaku sedang duduk-duduk di depan rumahnya saat kejadian.

Ribuan tahanan yang masih bertahan di dalam Lapas, mulai melakukan pengrusakan. Mereka membakar seluruh fasilitas di dalam Lapas dan memecahkan kaca gedung. Petugas kepolisian langsung dikerahkan. Namun jumlah tahanan lebih besar dari kepolisian. Mereka melempari petugas saat mencoba masuk ke dalam. Situasi mulai tak terkendali. Narapidana menguasai Gedung Lapas Tanjunggusta Medan. Mereka menjerit dan terus melempari keluar pagar pembatas.

Setidaknya 10 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Mereka menyemprotkan air ke dalam Lapas. Usaha itu gagal, api terus membara. “Kita tidak bisa masuk ke dalam. Karena napi yang bertahan di dalam memberikan perlawanan. Mereka memiliki senjata yang dirampas dari para sipir. Mereka juga menahan para sipir di dalam,” ujar Kepala Dinas P2K Medan, Marihot Tampubolon, kemarin.

Warga di sekitar lokasi kejadian, mencoba masuk dan melihat kejadian itu. Akses masuk menuju lokasi tahanan itu ditutup. “Tidak bisa masuk, tahanan kabur. Kami tidak bisa menjamin keselamatan. Ada sekitar dua ratusan orang yang kabur. Kita pun nggak pasti. Mereka ada yang mencoba kabur ke tanah garapan,” tambah seorang petugas kepolisian.

Petugas kepolisian itu mengatakan masih banyak petugas Lapas berada di dalam. “Ini awalnya setelah sahur. Mati lampu sampai sore. Jadi mereka sempat demo. Kudengar ada juga yang disekap. Satu harian ini mati lampu. Jadi jam 6 sore mereka sempat demo,” ujar petugas itu.

Ada 15 Tahanan Teroris

Tahanan mencoba mengalihkan perhatian kepolisian yang berjaga-jaga di depan. Mereka terus melakukan serangan dari dalam Lapas. Tampak ratusan napi mencoba kabur melalui pagar belakang Lapas. Ratusan kepolisian bersenjata lengkap mengejar dan menembak ke arah tahanan itu. Karena terdesak, tahanan yang mencoba kabur tadi, kembali masuk ke dalam.

Sekira pukul 20.50 WIB, ledakan besar terjadi persis didekat pintu masuk gerbang utama dekat tiang listrik. Diduga ledakan itu berasal dari tabung gas yang digunakan tahanan sebagai senjata. Narapidana terus melakukan pembakaran. Petugas kepolisian dan TNI mencoba masuk, namun upaya itu tidak berhasil. Sebab seluruh tahanan melakukan perlawanan. Mereka melempari dari dalam Lapas dengan batu-batu dan bom molotov.

“Yang bukan petugas keluar sekarang. Kami tidak tanggung jawab kalau ada apa-apa dengan kalian. Baik wartawan atau warga keluar semua. Sepertinya tahanan mau menjebol pagar depan ini. Kita ‘kan nggak tahu mereka buat persiapan apa di dalam. Ini tinggal nunggu jebolnya saja pagar ini. Tabung gas semua sudah mereka kuasai,” tegas petugas kepolisian lainnya yang bernama Marpaung.

Rita membenarkan asal muasal peristiwa tersebut. “Kalau padam listrik memang air tidak bisa hidup karena menggunakan mesin pompa. Tapi hal ini telah kita beritahu pihak PLN, akan tetapi hingga sore gardu depan tidak juga selesai diperbaiki,” urainya.

Rita menyatakan narapidana di Lapas Tanjung Gusta itu kira-kira berjumlah sekitar 2.700 orang termasuk tahanan teroris. Namun pihaknya tidak bisa menduga-duga sebelum mengidentifikasi kejadian kebakaran ini. “Kita juga tidak pungkiri di Lapas juga terdapat tahanan teroris sebanyak 15 orang,” jelasnya.

Kakanwil Kemenkumham Wilayah Sumatera Utara Budi Sulaksana menyatakan masih berada di lapangan untuk melihat kejadian langsung. Dia belum bias memberikan pernyataan karena kondisi tadi malam memang krodit.

Kapolda Sumut, Irjen Syarif Gunawan mengenakan kemeja hitam yang baru tiba di lokasi langsung menemui Kapolresta Medan Nico Afinta dan Kakanwil Kemenkumham Budi Sulaksana yang memakai kaos putih persis didekat pagar depan taman Lapas. Mereka terlibat pembicaraan dengan dikelilingi beberapa personel. “Sekarang yang bisa dihubungi dari dalam siapa? Sekarang anak-anak dikumpuli,” ujar Kapolda Sumut.

Kapolresta yang mengenakan seragam dinas lengkap langsung menjelaskan kondisi di dalam Lapas. “Sementara kita tidak masuk dulu Pak, koordinasi dengan Pak Budi (Kakanwil Kemenkumham) juga. Menjaga supaya mereka nggak lari gitu Pak. Kita bisa masuk pakai tali atau nggak pakai tangga Pak,” ujarnya.

Mendengar penjelasan tersebut, Irjen Syarif Gunawan meminta personel menguasai seluruh pos penjagaan yang terletak di masing-masing sudut didalam Lapas. “Kalau bisa izin anggota yang tahu. Kita menguasai pos penjagaan dari atas. Tapi, kita nggak bisa masuk. Petugas naik ke kiri dan kanan pos itu. Brimob dibagi ke kanan kiri. Coba minta petugas Lapas yang ada untuk mengantar menempati pos. Jangan lupa logistik diatur,” jelasnya.

Kapolresta Medan tampak menghubungi seseorang melalui selulernya. Dia kembali terlibat pembicaraan dengan Kapolda Sumut. “Kita bisa masuk dengan menggunakan tali atau tangga. Nanti tangga yang dibawah bisa ditutup supaya dia nggak naik ke atas. Kalau bisa masuk, kita coba masuk,” bebernya.

Sekira pukul 23.15 WIB pihak kepolisian mulai merengsek ke dalam LP. Mereka menaiki tangga. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan lebih lanjut.

PLN: Rusuh Setelah Listrik Menyala

Di sisi lain, tudingan padamnya listrik menjadi pemicu kerusuhan langsung dibantah Deputi Manager (DM) Humas dan Hukum Raidir Sigalingging. Menurut Raidir, keributan terjadi justru setelah setengah jam listrik menyala meski sempat padam beberapa jam lamanya. “Jam 10.00 WIB terjadi padam listrik di Lapas Tanjunggusta, tapi bukan pemadaman bergilir. Pemadaman terjadi akibat kabel terbakar,” ungkap Riadir, tadi malam.

Kemudian, lanjutnya, petugas PLN Medan datang ke lapas setelah mendapat kabar dari pihak petugas lapas. “Saya tidak tahu persis jam berapa petugas PLN datang untuk memperbaiki jaringan listrik. Yang pasti, begitu kita diberitahu, petugas kita langsung datang ke LP untuk memperbaiki listrik di sana,” kata Raidir lagi.

Petugas PLN akhirnya berhasil menyalakan listrik sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah setengah jam listrik menyala, tiba-tiba travo listrik di luar Lapas Tanjunggusta terbakar. “Kita tak tahu apa penyebab terbakarnya trafo listrik itu kembali. Tapi tak berselang lama barulah terjadi keributan,” ujar Raidir.

Pihak PDAM Tirtanadi malah menyalakan PLN. Humas PDAM Zaman Karya Mendrofa menyebutkan air yang dipasok ke lapas terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk mandi dan minum.

Dirinya juga mengakui beberapa hari ini pasokan air ke tempat tahanan itu mengalami kendala, hal itu disebabkan oleh pemadaman listrik di PDAM Sunggal dan Delitua. “ Memang harus diakui, kurangnya pasokan air ke sana disebabkan pemandaman listrik yang dilakukan oleh PLN,” katanya, kemarin.

Dengan pemadaman listrik, kata dia, PDAM Sunggal dan Delitua menggunakan genset sebagai alternative. Tetapi, daya yang dihasilkan genset tidaklah sekuat listrik yang dihasilkan oleh PLN.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pendistribusian air ke lapas sudah mulai terganggu sejak Senin kemarin (8/7). “ Saya bukan mengkambing hitamkan PLN, tapi memang itulah kenyataannya,” pungkasnya. (far/mag-10/ban/ila/dik/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/