25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Medan Dikepung Asap

MEDAN-Cuaca tak menentu sedang melanda wilayah Medan dan sekitarnya. Cuaca panas menyengat hingga mencapai 34 derajat celcius.

Kemarin (11/8), kondisi tidak nyaman itu ditambah dengan munculnya kabut asap. Menurut Kepala Data & Informasi (Datin) BMKG Wilayah I Medan, Hendra Swarta di sebagian wilayah Sumut sedang ada gangguan cuaca. Selain suhu yang tinggi, Kota Medan sedang dikepung asap akibat kebakaran hutan.

KABUT: Kebakaran hutan menyebabkan kabut asap melanda Kota Medan. Foto diambil dari salah satu gedung  ada  kota Medan.
KABUT: Kebakaran hutan menyebabkan kabut asap melanda Kota Medan. Foto diambil dari salah satu gedung yang ada di kota Medan.

“Kabut asap di Medan disebabkan adanya titik api di beberapa daerah di wilayah Sumut dan Pekanbaru. Asap dari provinsi tetangga dibawa angin angin Barat Daya dan angin Tenggara,” kata Hendra Swarta saat dihubungi via telepon selulernya, Sabtu (11/8) malam.

Puluhan titik di Sumut itu terdapat di beberapa wilayah di Sumut seperti di Rantau Prapat.

Tapsel, Madina. ‘Badai asap’ ini diprediksi masih akan berlanjut hingga sepekan ke depan. Itu berarti hingga menjelang Idul Fitri. “Diperkirakan asap dari titik-titik api itu berlanjut sampai sepekan kedepan,” ujarnya.
Ditegaskannya, kabut asap akan lebih cepat menghilang bila masing-masing kepala daerah melakukan dan mempercepat upaya pemadaman. “Titik api ini menjadi tanggung jawab kepala daerah masing-masing untuk memadamkannya,” sebutnya lagi.

Terkait gangguan jarak pandang, menurut Hendra, kabut asap belum mengganggu jalur penerbangan, darat dan laut. “Untuk jarak pandang baik itu penerbangan dan darat masih aman dikisaran 5 sampai 6 kilometer. Jarak pandang tak terganggu,” bebernya.

Hal senada diucapkan Kepala Data dan Informasi (Datin) BMKG Stasiun Polonia Medan, Mega Sirait. “Kabut asap ini kiriman. Cuaca seperti ini karena pengaruh letak dari Pulau Sumatera yang diapit oleh dua Samudera,” tambahnya.
Menurutnya, kebakaran hutan di Sumut terjadi di empat Kabupaten yakni Kabupaten Asahan, Labuhan Batu, Toba Samosir (Tobasa) dan Tapanuli Utara (Taput). Mega mengatakan, ketebalan kabut mulai terlihat pada Jumat (10/8) lalu dengan jarak pandang 2.500 hingga 5.000 meter.

“Warga diimbau untuk waspada terhadap asap dan kabut karena dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas,” sebut Mega.
Sementara itu, Humas PT Angkasa Pura II Bandara Polonia, Firdaus mengaku, jarak pandang penerbangan masih tergolong aman dan tak terganggu. “Jarak pandang masih aman untuk penerbangan dan tak terganggu. Penerbangan berjalan seperti biasanya yakni dikisaran 4 sampai dengan 5 Km karena kabut tak begitu tebal,” jelasnya.

Hujan Buatan

Kabut asap sejatinya sudah diperkirakan akan terjadi. Operasi penyemaian awan atau hujan buatan akan pula dilakukan besok, 12 Agustus di Sumatera dan Kalimantan untuk mencegah kebakaran lahan dan hutan di musim kemarau tahun ini. Operasi itu dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama 40 hari.

“Hujan buatan dilakukan dengan menggunakan 2 pesawat Cassa 212, yang ditempatkan di dua posko yaitu Pekanbaru dan di Palangkaraya. Khusus untuk Riau, BNPB juga akan mengerahkan 2 helikopter yang dilengkapi bambi-bucket untuk pemboman air dari udara pada titik api,” kata juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho, ia menambahkan operasi itu akan menelan biaya Rp12 miliar.
Hujan buatan akan dilakukan di daerah rawan kebakaran lahan dan hutan yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Kaltim.
Asap dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia selain mengganggu warga setempat, juga berdampak pada negara tetangga Singapura dan Malaysia.
Warga di kedua negara mengeluh kesehatan mereka terganggu dan tidak dapat beraktivitas di luar rumah.

Tahun lalu pemerintah Singapura bahkan menawarkan bantuan untuk memadamkan kebakaran di Sumatra karena asap tebal kebakaran dikhawatirkan mengganggu jalannya balap Formula Satu di Singapura. Sedangkan Malaysia berkali-kali menyampaikan protes terhadap gangguan asap dari Indonesia.

Hujan buatan ini juga bertujuan untuk memastikan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Riau September mendatang bebas dari gangguan asap kebakaran hutan.

Jika diperlukan, hujan buatan akan diintensifkan dengan menambah tiga helikopter dan dua pesawat tambahan. BNPB juga mencadangkan dana Rp30 miliar untuk seandainya dana Rp 12 miliar sudah habis terpakai.
Prediksi Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kondisi musim kemarau tahun ini normal tetapi El Nino Southern Osicillation (ENSO) cenderung meningkat mulai Juni hingga Desember 2012.
BNPB menyiapkan hal itu meski kondisi musim kemarau normal namun tidak menutup kemungkinan kebakaran lahan dan bencana asap akan tetap terjadi. Berdasarkan prediksi BMKG, pola cuaca El Nino (ENSO) yang berpotensi menimbulkan cuaca panas ekstrim akan cenderung meningkat mulai Juni-Desember 2012.(bbs/jon)

MEDAN-Cuaca tak menentu sedang melanda wilayah Medan dan sekitarnya. Cuaca panas menyengat hingga mencapai 34 derajat celcius.

Kemarin (11/8), kondisi tidak nyaman itu ditambah dengan munculnya kabut asap. Menurut Kepala Data & Informasi (Datin) BMKG Wilayah I Medan, Hendra Swarta di sebagian wilayah Sumut sedang ada gangguan cuaca. Selain suhu yang tinggi, Kota Medan sedang dikepung asap akibat kebakaran hutan.

KABUT: Kebakaran hutan menyebabkan kabut asap melanda Kota Medan. Foto diambil dari salah satu gedung  ada  kota Medan.
KABUT: Kebakaran hutan menyebabkan kabut asap melanda Kota Medan. Foto diambil dari salah satu gedung yang ada di kota Medan.

“Kabut asap di Medan disebabkan adanya titik api di beberapa daerah di wilayah Sumut dan Pekanbaru. Asap dari provinsi tetangga dibawa angin angin Barat Daya dan angin Tenggara,” kata Hendra Swarta saat dihubungi via telepon selulernya, Sabtu (11/8) malam.

Puluhan titik di Sumut itu terdapat di beberapa wilayah di Sumut seperti di Rantau Prapat.

Tapsel, Madina. ‘Badai asap’ ini diprediksi masih akan berlanjut hingga sepekan ke depan. Itu berarti hingga menjelang Idul Fitri. “Diperkirakan asap dari titik-titik api itu berlanjut sampai sepekan kedepan,” ujarnya.
Ditegaskannya, kabut asap akan lebih cepat menghilang bila masing-masing kepala daerah melakukan dan mempercepat upaya pemadaman. “Titik api ini menjadi tanggung jawab kepala daerah masing-masing untuk memadamkannya,” sebutnya lagi.

Terkait gangguan jarak pandang, menurut Hendra, kabut asap belum mengganggu jalur penerbangan, darat dan laut. “Untuk jarak pandang baik itu penerbangan dan darat masih aman dikisaran 5 sampai 6 kilometer. Jarak pandang tak terganggu,” bebernya.

Hal senada diucapkan Kepala Data dan Informasi (Datin) BMKG Stasiun Polonia Medan, Mega Sirait. “Kabut asap ini kiriman. Cuaca seperti ini karena pengaruh letak dari Pulau Sumatera yang diapit oleh dua Samudera,” tambahnya.
Menurutnya, kebakaran hutan di Sumut terjadi di empat Kabupaten yakni Kabupaten Asahan, Labuhan Batu, Toba Samosir (Tobasa) dan Tapanuli Utara (Taput). Mega mengatakan, ketebalan kabut mulai terlihat pada Jumat (10/8) lalu dengan jarak pandang 2.500 hingga 5.000 meter.

“Warga diimbau untuk waspada terhadap asap dan kabut karena dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas,” sebut Mega.
Sementara itu, Humas PT Angkasa Pura II Bandara Polonia, Firdaus mengaku, jarak pandang penerbangan masih tergolong aman dan tak terganggu. “Jarak pandang masih aman untuk penerbangan dan tak terganggu. Penerbangan berjalan seperti biasanya yakni dikisaran 4 sampai dengan 5 Km karena kabut tak begitu tebal,” jelasnya.

Hujan Buatan

Kabut asap sejatinya sudah diperkirakan akan terjadi. Operasi penyemaian awan atau hujan buatan akan pula dilakukan besok, 12 Agustus di Sumatera dan Kalimantan untuk mencegah kebakaran lahan dan hutan di musim kemarau tahun ini. Operasi itu dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama 40 hari.

“Hujan buatan dilakukan dengan menggunakan 2 pesawat Cassa 212, yang ditempatkan di dua posko yaitu Pekanbaru dan di Palangkaraya. Khusus untuk Riau, BNPB juga akan mengerahkan 2 helikopter yang dilengkapi bambi-bucket untuk pemboman air dari udara pada titik api,” kata juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho, ia menambahkan operasi itu akan menelan biaya Rp12 miliar.
Hujan buatan akan dilakukan di daerah rawan kebakaran lahan dan hutan yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Kaltim.
Asap dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia selain mengganggu warga setempat, juga berdampak pada negara tetangga Singapura dan Malaysia.
Warga di kedua negara mengeluh kesehatan mereka terganggu dan tidak dapat beraktivitas di luar rumah.

Tahun lalu pemerintah Singapura bahkan menawarkan bantuan untuk memadamkan kebakaran di Sumatra karena asap tebal kebakaran dikhawatirkan mengganggu jalannya balap Formula Satu di Singapura. Sedangkan Malaysia berkali-kali menyampaikan protes terhadap gangguan asap dari Indonesia.

Hujan buatan ini juga bertujuan untuk memastikan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Riau September mendatang bebas dari gangguan asap kebakaran hutan.

Jika diperlukan, hujan buatan akan diintensifkan dengan menambah tiga helikopter dan dua pesawat tambahan. BNPB juga mencadangkan dana Rp30 miliar untuk seandainya dana Rp 12 miliar sudah habis terpakai.
Prediksi Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kondisi musim kemarau tahun ini normal tetapi El Nino Southern Osicillation (ENSO) cenderung meningkat mulai Juni hingga Desember 2012.
BNPB menyiapkan hal itu meski kondisi musim kemarau normal namun tidak menutup kemungkinan kebakaran lahan dan bencana asap akan tetap terjadi. Berdasarkan prediksi BMKG, pola cuaca El Nino (ENSO) yang berpotensi menimbulkan cuaca panas ekstrim akan cenderung meningkat mulai Juni-Desember 2012.(bbs/jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/