30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Ajak Melek Teknologi, Rangkul UMKM, Manajemen GO-JEK Sambangi Gedung Graha Pena

Triadi Wibowo/Sumut Pos
CENDERAMATA: GM Harian Sumut Pos, Goldian Purba menerima cinderamata dari Marketing Manager GO-JEK, Susan, didampingi Head of Regional Corporate Communication Tengku Parvinanda (kiri), Operation Manager Aditya Pranata (dua kiri) dan Manajemen Harian Sumut Pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Siang kemarin, rekasi Harian Sumut Pos kedatangan tamu istimewa. Tiga anak muda yang merupakan managemen GO-JEK, yakni Head of Regional Corporate Communication Tengku Parvinanda, Marketing Manager Susan dan Operation Manager Aditya Pranata.

KEDATANGAN mereka bukan tanpa alasan. Selain menjalin silaturahim, sekaligus juga ing-in merangkul Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ingin mempromosikan produk makanannya melalui aplikasi GO-JEK.

Ya, GO-JEK, penyedia layanan on-demand berbasis teknologi terdepan di Indonesia. Bentuk nyata usaha GO-JEK untuk memerkuat pelaku UMKM adalah dengan membuka akses teknologi kepada para pelaku sektor informal dan UMKM untuk mengatur keuangan dengan baik dan memerluas pangsa pasar industri kuliner melalui layanan GO-FOOD dan GO-PAY.

“Saat ini membuka usaha makanan gak perlu mengeluarkan modal yang banyak, seperti beli kursi, meja ataupun menyewa tempat. Cukup mengolah makanan/minuman yang enak, kemudian dipromosikan melalui aplikasi Go-Food GO-JEK. Nah inilah cara GO-JEK merangkul pelaku usaha makan UMKM,” ujar Head of Regional Corporate Communication Tengku Parvinanda.

Kata Tengku, di usia GO-JEK yang sudah 8 tahun, inovasi terus dikembangkan. Awalnya, GO-JEK hanya mengandalkan driver motor (Go-Ride). Namun kini sudah banyak inovasi yang berkembang. Mulai dari adanya aplikasi Go-Food, Go Clean, Go-Shop, Go Car, Go-Send dan lainnya.

“Aplikasi ini memudahkan masyarakat, misalnya aplikasi Go-Send, driver bisa mengantarkan barang milik konsumen ke tujuan, jadi gak perlu repot dan buang waktu. Saat kita terburu waktu ke kantor, begitu tiba di kantor ada tertinggal dokumen di rumah, gak perlu repot dan buang waktu. Serahkan sama driver Go-Send, siap mengambil dokumen yang tertinggal dan mengantarkannya sampai tujuan. Ini semakin memudahkan masyarakat,” kata Tengku.

Meski begitu, kata Tengku, GO-JEK tak melulu meningkatkan pelayanan saja, tapi juga memperhatikan kesejahteraan para mitra (driver). Termasuk, dalam merancang program GO-JEK SWADAYA yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mitra. “Jadi, ini sangat membanggakan kita, sudah lebih dari 250.000 mitra driver dan keluarganya saat ini telah terlindungi asuransi. Bahkan, lebih dari 400 mitra sudah memiliki rumah idaman melalui KPR BTN,” kata Tengku.

Tak hanya itu, kata Tengku, pihaknya juga merangkul para mitra driver dengan mengdengarkan keluhan mereka melalui Kopdar (Kopi Darat). Di acara Kopdar inilah, pihaknya mendengarkan aspirasi mitra driver dan berdialog bersama. “Keluhan para mitra driver kita tampung, kita carikan solusi. Sehingga kita tak hanya menganggap mereka mitra kita saja, tapi juga bagian dari keluarga GO-JEK,” bilang Tengku lagi.

Marketing Manager Susan menceritakan bagaimana usaha anak-anak muda di Kota Medan yang sukses setelah mempromosikan produk makanan/minuman olahan mereka. “Ada sebuah usaha minuman kopi di Jalan WR Supramatman Medan yang dikelola kumpulan anak muda.

Mereka meracik kopi di dalam rumah tanpa membuka warung. Mereka kemudian mempromosikannya melalui instagram GO-JEK maupun aplikasi GO-JEK. Tiap hari omset cukup lumayan. Ini sebuah keutungan yang menjanjikan,” kata Susan.

Susan tak menampik, secara langsung GO-JEK melatih melek teknologi ponsel bagi masyarakat melalui aplikasi GO-JEK. Sebab, bagi generasi tua yang sebelumnya tidak begitu paham soal aplikasi di ponsel, mau tak mau harus belajar mempromosikan usaha makanan mereka melalui aplikasi Go-Food GO-JEK.

“Cukup mudah bisa bergabung dengan Go-Food GO-JEK bagi UMKM yang ingin mempromosikan makan/minumannya melalui aplikasi GO-JEK. Datang saja ke kantor untuk registrasi dan bawa dokumen seperti KTP, KK dan sertakan email, kemudian mengisi formulir. Soal angka biaya memang kami kenakan, tapi gak banyak. Sebab kita ingin membuka kesempatan seluas mungkin bagi UMKM tanpa kita persulit,” kata Susan.

Pun begitu juga kata Operation Manager Aditya Pranata. Ibunya sendiri tadinya tidak paham bagaimana menggunakan teknologi ponsel. Tapi akhirnya menjadi bisa karena belajar menggunakan aplikasi GO-JEK. “Ya awalnya ibu saya gak paham bagaimana menggunakan ponsel android.

Tapi sekarang sudah pintar karena belajar dari GO-JEK. Misalnya, ibu saya jadi tahu bagaimana memesan Go-Food. Ibu saya juga tahu bagaiamana memesan driver di aplikasi GO-JEK. Ibu saya jadi melek teknologi,” ujar Aditya sambil tertawa.

GM Sumut Pos, Goldian Purba sangat mendukung program GO-JEK. Sebab, keberadaan GO-JEK di tengah masyarakat banyak memberikan kemudahan, baik pelayanan driver hingga aplikasi Go-Food yang sangat senangi masyarakat.

“Apalagi tren masyarakat Kota Medan yang ingin praktis saat ingin makan. Cukup memesan aplikasi Go-Food di GO-JEK, tinggal tunggu setengah jam, makanan langsung diantar driver,” ujar Goldian Purba.

Untuk itulah, kata Goldian, Sumut Pos mensuport program GO-JEK. Sebab, Sumut Pos juga hadir di tengah masyarakat dan siap membantu GO-JEK sebagai mitra bisnis. “Sumut Pos dan GO-JEK bisa bersinergi untuk sama-sama saling mendukung karena sama-sama hadir di tengah-tengah masyarakat,” ujar Goldian Purba.

Seperti diketahui, driver GO-JEK tak hanya digeluti kaum adam, namun juga kaum hawa. Di Kota Medan, jumlah driver GO-JEK yang dikendarai kaum hawa ini mencapai sekitar 20-an. Mereka ini dinamakan Srikandi. Bahkan, di antara driver Srikandi di Kota Medan, digeluti oleh Dosen bergelar S3 yang mengajar di salah satu universitas di Medan.

Namun, nasib driver motor (Go-Ride) yang dikemudikan wanita, sering kali mengalami nasib tidak beruntung ketika mendapat orderan dari konsumen pria. “Ini sering kali terjadi ketika driver motor kita dikendarai wanita, sedangkan pengordernya pria. Begitu tiba dan melihat pengemudinya wanita, mereka gak mau dan langsung membatalkan orderan (cancel).

Mungkin karena canggung di bonceng wanita. Tapi harus kita pahami, mereka berpeluh demi mencari nafkah. Mereka sering menjadi tulang punggung di keluarganya karena suaminya meninggal atau suaminya sakit menahun. Ini lah yang masih menjadi kesedihan kami dan kasihan melihat driver motor kaum Srikandi kami,” tutup Tengku. (ila)

Triadi Wibowo/Sumut Pos
CENDERAMATA: GM Harian Sumut Pos, Goldian Purba menerima cinderamata dari Marketing Manager GO-JEK, Susan, didampingi Head of Regional Corporate Communication Tengku Parvinanda (kiri), Operation Manager Aditya Pranata (dua kiri) dan Manajemen Harian Sumut Pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Siang kemarin, rekasi Harian Sumut Pos kedatangan tamu istimewa. Tiga anak muda yang merupakan managemen GO-JEK, yakni Head of Regional Corporate Communication Tengku Parvinanda, Marketing Manager Susan dan Operation Manager Aditya Pranata.

KEDATANGAN mereka bukan tanpa alasan. Selain menjalin silaturahim, sekaligus juga ing-in merangkul Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ingin mempromosikan produk makanannya melalui aplikasi GO-JEK.

Ya, GO-JEK, penyedia layanan on-demand berbasis teknologi terdepan di Indonesia. Bentuk nyata usaha GO-JEK untuk memerkuat pelaku UMKM adalah dengan membuka akses teknologi kepada para pelaku sektor informal dan UMKM untuk mengatur keuangan dengan baik dan memerluas pangsa pasar industri kuliner melalui layanan GO-FOOD dan GO-PAY.

“Saat ini membuka usaha makanan gak perlu mengeluarkan modal yang banyak, seperti beli kursi, meja ataupun menyewa tempat. Cukup mengolah makanan/minuman yang enak, kemudian dipromosikan melalui aplikasi Go-Food GO-JEK. Nah inilah cara GO-JEK merangkul pelaku usaha makan UMKM,” ujar Head of Regional Corporate Communication Tengku Parvinanda.

Kata Tengku, di usia GO-JEK yang sudah 8 tahun, inovasi terus dikembangkan. Awalnya, GO-JEK hanya mengandalkan driver motor (Go-Ride). Namun kini sudah banyak inovasi yang berkembang. Mulai dari adanya aplikasi Go-Food, Go Clean, Go-Shop, Go Car, Go-Send dan lainnya.

“Aplikasi ini memudahkan masyarakat, misalnya aplikasi Go-Send, driver bisa mengantarkan barang milik konsumen ke tujuan, jadi gak perlu repot dan buang waktu. Saat kita terburu waktu ke kantor, begitu tiba di kantor ada tertinggal dokumen di rumah, gak perlu repot dan buang waktu. Serahkan sama driver Go-Send, siap mengambil dokumen yang tertinggal dan mengantarkannya sampai tujuan. Ini semakin memudahkan masyarakat,” kata Tengku.

Meski begitu, kata Tengku, GO-JEK tak melulu meningkatkan pelayanan saja, tapi juga memperhatikan kesejahteraan para mitra (driver). Termasuk, dalam merancang program GO-JEK SWADAYA yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mitra. “Jadi, ini sangat membanggakan kita, sudah lebih dari 250.000 mitra driver dan keluarganya saat ini telah terlindungi asuransi. Bahkan, lebih dari 400 mitra sudah memiliki rumah idaman melalui KPR BTN,” kata Tengku.

Tak hanya itu, kata Tengku, pihaknya juga merangkul para mitra driver dengan mengdengarkan keluhan mereka melalui Kopdar (Kopi Darat). Di acara Kopdar inilah, pihaknya mendengarkan aspirasi mitra driver dan berdialog bersama. “Keluhan para mitra driver kita tampung, kita carikan solusi. Sehingga kita tak hanya menganggap mereka mitra kita saja, tapi juga bagian dari keluarga GO-JEK,” bilang Tengku lagi.

Marketing Manager Susan menceritakan bagaimana usaha anak-anak muda di Kota Medan yang sukses setelah mempromosikan produk makanan/minuman olahan mereka. “Ada sebuah usaha minuman kopi di Jalan WR Supramatman Medan yang dikelola kumpulan anak muda.

Mereka meracik kopi di dalam rumah tanpa membuka warung. Mereka kemudian mempromosikannya melalui instagram GO-JEK maupun aplikasi GO-JEK. Tiap hari omset cukup lumayan. Ini sebuah keutungan yang menjanjikan,” kata Susan.

Susan tak menampik, secara langsung GO-JEK melatih melek teknologi ponsel bagi masyarakat melalui aplikasi GO-JEK. Sebab, bagi generasi tua yang sebelumnya tidak begitu paham soal aplikasi di ponsel, mau tak mau harus belajar mempromosikan usaha makanan mereka melalui aplikasi Go-Food GO-JEK.

“Cukup mudah bisa bergabung dengan Go-Food GO-JEK bagi UMKM yang ingin mempromosikan makan/minumannya melalui aplikasi GO-JEK. Datang saja ke kantor untuk registrasi dan bawa dokumen seperti KTP, KK dan sertakan email, kemudian mengisi formulir. Soal angka biaya memang kami kenakan, tapi gak banyak. Sebab kita ingin membuka kesempatan seluas mungkin bagi UMKM tanpa kita persulit,” kata Susan.

Pun begitu juga kata Operation Manager Aditya Pranata. Ibunya sendiri tadinya tidak paham bagaimana menggunakan teknologi ponsel. Tapi akhirnya menjadi bisa karena belajar menggunakan aplikasi GO-JEK. “Ya awalnya ibu saya gak paham bagaimana menggunakan ponsel android.

Tapi sekarang sudah pintar karena belajar dari GO-JEK. Misalnya, ibu saya jadi tahu bagaimana memesan Go-Food. Ibu saya juga tahu bagaiamana memesan driver di aplikasi GO-JEK. Ibu saya jadi melek teknologi,” ujar Aditya sambil tertawa.

GM Sumut Pos, Goldian Purba sangat mendukung program GO-JEK. Sebab, keberadaan GO-JEK di tengah masyarakat banyak memberikan kemudahan, baik pelayanan driver hingga aplikasi Go-Food yang sangat senangi masyarakat.

“Apalagi tren masyarakat Kota Medan yang ingin praktis saat ingin makan. Cukup memesan aplikasi Go-Food di GO-JEK, tinggal tunggu setengah jam, makanan langsung diantar driver,” ujar Goldian Purba.

Untuk itulah, kata Goldian, Sumut Pos mensuport program GO-JEK. Sebab, Sumut Pos juga hadir di tengah masyarakat dan siap membantu GO-JEK sebagai mitra bisnis. “Sumut Pos dan GO-JEK bisa bersinergi untuk sama-sama saling mendukung karena sama-sama hadir di tengah-tengah masyarakat,” ujar Goldian Purba.

Seperti diketahui, driver GO-JEK tak hanya digeluti kaum adam, namun juga kaum hawa. Di Kota Medan, jumlah driver GO-JEK yang dikendarai kaum hawa ini mencapai sekitar 20-an. Mereka ini dinamakan Srikandi. Bahkan, di antara driver Srikandi di Kota Medan, digeluti oleh Dosen bergelar S3 yang mengajar di salah satu universitas di Medan.

Namun, nasib driver motor (Go-Ride) yang dikemudikan wanita, sering kali mengalami nasib tidak beruntung ketika mendapat orderan dari konsumen pria. “Ini sering kali terjadi ketika driver motor kita dikendarai wanita, sedangkan pengordernya pria. Begitu tiba dan melihat pengemudinya wanita, mereka gak mau dan langsung membatalkan orderan (cancel).

Mungkin karena canggung di bonceng wanita. Tapi harus kita pahami, mereka berpeluh demi mencari nafkah. Mereka sering menjadi tulang punggung di keluarganya karena suaminya meninggal atau suaminya sakit menahun. Ini lah yang masih menjadi kesedihan kami dan kasihan melihat driver motor kaum Srikandi kami,” tutup Tengku. (ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/