31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Pascabanjir dan Longsor, Jalan Nasional di Madina Sudah Bisa Dilalui

SIAGA: Satu unit alat berat disiagakan di lokasi rawan longsor guna mengantisipasi amblasnya ruas jalan, Sabtu (10/11). Saat ini, ruas jalan yang sempat terputus akibat longsor sudah dapat dilalui.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim gabungan yang menangani bencana alam di Kabupaten Mandailingnatal, Sumatera Utara (Sumut) hingga kini masih membersihkan sisa-sisa lumpur di lokasi yang terdampak. Namun ada kabar yang menggembirakan, bahwa sampai Minggu (11/11) pagi, jalan nasional dan jalan provinsi sudah terbuka semua dan sudah bisa dilalui dari longsor.

“Untuk kendala sebenarnya tidak ada yang dihadapi serius oleh tim di lapangan. Hanya saja perlu standby terus alat berat di beberapa titik rawan longsor. Karena kalau sore hingga malam terus hujan di sana,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis menjawab Sumut Pos, kemarin.

Kata dia, banjir dan longsor terjadi di ruas Jembatan Merah-Ranjau Batu (Batas Sumbar) dan banjir di Ruas Singkuang Natal – Simpang Gambir. Selanjutnya terjadi pula Jalan Amblas di KM 198+500 (sebelum Kotanopan dari arah Panyabungan). “Banjir dan tanah longsor juga jalan amblas sempat menyebabkan terjadinya kemacetan. Namun, kini sudah terbuka untuk kenderaan roda 2 dan 4 (kenderaan ringan) dengan sistem buka tutup,” ujarnya.

Ia menambahkan, kondisi lapangan yang berlumpur menyebabkan kenderaan roda empat yang hendak lewat masih harus dibantu tenaga manusia. Hal tersebut diakibatkan lokasi berada di pinggir sungai. “Karena kondisi jalan berada di pinggir sungai, sehingga hampir sebagian badan jalan tergerus air banjir sungai. Agar kenderaan bisa lewat, telah dibuat relokasi jalan dengan mengeruk sawah di pinggir jalan pada bagian sebelahnya dengan diberi material batu sirtu,” terangnya.

Menurut Riadil, ada 11 titik longsor tebing dan badan jalan yang kemungkinan dapat bertambah, namun yang terparah hingga menyebabkan badan jalan tergerus adalah di daerah pinggiran Sungai Aek Batang Gadis di sekitar KM 198+500. “Bupati Madina telah menetapkan status darurat mulai 8 hingga 14 November 2018. Target utama darurat jalan nasional adalah penanganan arus lalu lintas agar tidak terputus sama sekali.

Selain itu juga telah dilakukan koordinasi dengan Polres maupun Dishub setempat untuk pengaturan lalu lintas, terutama truk-truk angkutan berat agar diberi jalur alternatif agar tidak melewati amblas,” terangnya.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah II Medan, Bambang Pardede M.Eng juga mengungkapkan, pihaknya segera melakukan penanganan darurat untuk fungsional jalan. Termasuk mengirimkan tim perencana untuk penanganan tanggap darurat.

“Untuk alternatif (jalan) yang sudah disiapkan pihak Polres Madina, yaitu pengalihan arus kendaraan melalui jalur Gunung Tua-Sosa-Pekanbaru,” sebutnya.

Namun dalam upaya perbaikan kondisi jalan yang amblas, Pardede mengungkapkan kendala yang dihadapi yaitu posisi ruas jalan di pinggir sungai dengna arus yang masih deras dan tinggi.

Sementara untuk lalu lintas sendiri, perlintasan kendaraan yang tak berhenti, membuat kecepatan waktu penanganan mengalami hambatan sehingga berjalan lambat. “Penanganan secara darurat masih berjalan untuk fungsional jalan. Dan kedepannya secara bertahap akan dilakukan perbaikan lebih permanen sampai mencapai kondisi normal,” sebutnya.

Sedangkan badan jalan yang amblas lanjut Pardede lagi, trase jalan dilakukan relokasi ke arah sawah dengan mengeruk timbunan tanah, serta dilapisi pasir batu (sirtu) dan base. Upaya tersebut juga sedang berlangsung, dimana pihaknya bekerjasama Dirjend Sumberdaya Air Kemen PU-PR, untuk mitigasi (pengurangan dampak) kejadian serupa.

“Kerjasama kita dengan Dirjen SDA untuk mengantisipasi agar limpahan air sungai bisa lebih terkendali. Untuk di lapangan, kenderaan berat, bus dan truk besar, kita dapat informasi, sudah bisa melintas lancat. Dengan sistem buka tutup dan dipandu petugas,” pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, pada jalan provinsi ditemukan 30 titik longsor hingga saat ini, dimana 3 titik lagi yang belum terbuka dan pengerjaan terus dijalankan. Selain itu, terdata 78 rumah hanyut di Kecamatan Linggabayu dan Batang Natal. Pengungsi saat ini berada di 3 titik utama, yaitu di Kecamatan Penyabungan, Siabu dan Natal.

“Saat ini masih dibutuhkan logistik, peralatan dan alat berat lainnya. Dan bantuan dari masyarakat terus bergulir. BPBD Provsu tahap pertama (Jumat) telah menyalurkan bantuan berupa logistik, peralatan, makanan dan membersihkan sekolah-sekolah yang berlumpur,” ungkapnya. (prn/bal)

SIAGA: Satu unit alat berat disiagakan di lokasi rawan longsor guna mengantisipasi amblasnya ruas jalan, Sabtu (10/11). Saat ini, ruas jalan yang sempat terputus akibat longsor sudah dapat dilalui.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim gabungan yang menangani bencana alam di Kabupaten Mandailingnatal, Sumatera Utara (Sumut) hingga kini masih membersihkan sisa-sisa lumpur di lokasi yang terdampak. Namun ada kabar yang menggembirakan, bahwa sampai Minggu (11/11) pagi, jalan nasional dan jalan provinsi sudah terbuka semua dan sudah bisa dilalui dari longsor.

“Untuk kendala sebenarnya tidak ada yang dihadapi serius oleh tim di lapangan. Hanya saja perlu standby terus alat berat di beberapa titik rawan longsor. Karena kalau sore hingga malam terus hujan di sana,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis menjawab Sumut Pos, kemarin.

Kata dia, banjir dan longsor terjadi di ruas Jembatan Merah-Ranjau Batu (Batas Sumbar) dan banjir di Ruas Singkuang Natal – Simpang Gambir. Selanjutnya terjadi pula Jalan Amblas di KM 198+500 (sebelum Kotanopan dari arah Panyabungan). “Banjir dan tanah longsor juga jalan amblas sempat menyebabkan terjadinya kemacetan. Namun, kini sudah terbuka untuk kenderaan roda 2 dan 4 (kenderaan ringan) dengan sistem buka tutup,” ujarnya.

Ia menambahkan, kondisi lapangan yang berlumpur menyebabkan kenderaan roda empat yang hendak lewat masih harus dibantu tenaga manusia. Hal tersebut diakibatkan lokasi berada di pinggir sungai. “Karena kondisi jalan berada di pinggir sungai, sehingga hampir sebagian badan jalan tergerus air banjir sungai. Agar kenderaan bisa lewat, telah dibuat relokasi jalan dengan mengeruk sawah di pinggir jalan pada bagian sebelahnya dengan diberi material batu sirtu,” terangnya.

Menurut Riadil, ada 11 titik longsor tebing dan badan jalan yang kemungkinan dapat bertambah, namun yang terparah hingga menyebabkan badan jalan tergerus adalah di daerah pinggiran Sungai Aek Batang Gadis di sekitar KM 198+500. “Bupati Madina telah menetapkan status darurat mulai 8 hingga 14 November 2018. Target utama darurat jalan nasional adalah penanganan arus lalu lintas agar tidak terputus sama sekali.

Selain itu juga telah dilakukan koordinasi dengan Polres maupun Dishub setempat untuk pengaturan lalu lintas, terutama truk-truk angkutan berat agar diberi jalur alternatif agar tidak melewati amblas,” terangnya.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah II Medan, Bambang Pardede M.Eng juga mengungkapkan, pihaknya segera melakukan penanganan darurat untuk fungsional jalan. Termasuk mengirimkan tim perencana untuk penanganan tanggap darurat.

“Untuk alternatif (jalan) yang sudah disiapkan pihak Polres Madina, yaitu pengalihan arus kendaraan melalui jalur Gunung Tua-Sosa-Pekanbaru,” sebutnya.

Namun dalam upaya perbaikan kondisi jalan yang amblas, Pardede mengungkapkan kendala yang dihadapi yaitu posisi ruas jalan di pinggir sungai dengna arus yang masih deras dan tinggi.

Sementara untuk lalu lintas sendiri, perlintasan kendaraan yang tak berhenti, membuat kecepatan waktu penanganan mengalami hambatan sehingga berjalan lambat. “Penanganan secara darurat masih berjalan untuk fungsional jalan. Dan kedepannya secara bertahap akan dilakukan perbaikan lebih permanen sampai mencapai kondisi normal,” sebutnya.

Sedangkan badan jalan yang amblas lanjut Pardede lagi, trase jalan dilakukan relokasi ke arah sawah dengan mengeruk timbunan tanah, serta dilapisi pasir batu (sirtu) dan base. Upaya tersebut juga sedang berlangsung, dimana pihaknya bekerjasama Dirjend Sumberdaya Air Kemen PU-PR, untuk mitigasi (pengurangan dampak) kejadian serupa.

“Kerjasama kita dengan Dirjen SDA untuk mengantisipasi agar limpahan air sungai bisa lebih terkendali. Untuk di lapangan, kenderaan berat, bus dan truk besar, kita dapat informasi, sudah bisa melintas lancat. Dengan sistem buka tutup dan dipandu petugas,” pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, pada jalan provinsi ditemukan 30 titik longsor hingga saat ini, dimana 3 titik lagi yang belum terbuka dan pengerjaan terus dijalankan. Selain itu, terdata 78 rumah hanyut di Kecamatan Linggabayu dan Batang Natal. Pengungsi saat ini berada di 3 titik utama, yaitu di Kecamatan Penyabungan, Siabu dan Natal.

“Saat ini masih dibutuhkan logistik, peralatan dan alat berat lainnya. Dan bantuan dari masyarakat terus bergulir. BPBD Provsu tahap pertama (Jumat) telah menyalurkan bantuan berupa logistik, peralatan, makanan dan membersihkan sekolah-sekolah yang berlumpur,” ungkapnya. (prn/bal)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/