26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Satu keluarga Tertimbun Longsor

istimewa for sumut pos
TINJAU: Kapolres Nias Selatan AKBP Faisal Napitupulu turun ke lokasi longsor di Desa Sukamajumohili, Kecamatan Gomo, Minggu (11/11). Tujuh orang dalam satu keluarga tertimbun longsor.

SUMUTPOS.CO – Bencana alam kembali terjadi di Sumatera Utara. Berselang tiga hari dari banjir dan longsor yang terjadi di Mandailing Natal (Madina), Rabu (7/11) dan Kamis (8/11) lalu, giliran Kabupaten Nias Selatan disapa bencana. Satu keluarga terdiri dari tujuh orang tertimbun longsor di Dusun Dua, Desa Sukamajumohili, Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan, Sabtu (10/11).

Informasi dihimpun, kejadian nahas ini terjadi sekitar pukul 08.45 WIB, Sabtu (10/11). Hujan deras yang terus menerus melanda Kepulauan Nias beberapa minggu terakhir ditengarai menjadi penyebab terjadinya musibah ini. Ketujuh korban yang diduga meninggal dunia akibat tertimbun longsor yakni atas nama Setiamas Hulu (perempuan/30 tahun), Aristina Laia (P/33), Kristopen Hulu (laki-laki/4), Darman Hulu (L/7), Rei Jaya Hulu (L/3), Putri Hulu (P/5) dan Noverman Hulu (L/2).

“Tujuh orang satu keluarga menjadi korban. Baru satu korban yang berhasil dievakuasi atas nama Kristofen Hulu Namun korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” kata Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Nias, Tonggor Gultom, Minggu (11/11).

Tonggor mengatakan, saat itu hujan turun cukup deras. Satu keluarga ini berada di dalam rumah saat longsor terjadi di kawasan itu sekira pukul 09.00 WIB. Namun Basarnas baru mendapatkan laporan sekira pukul 11.00 WIB. ”Memang hujan cukup deras. Begitu mendapat laporan kita langsung bergerak ke lokasi longsor,” ujarnya.

Personel gabungan dari TNI, Polri dan SAR terhambat akses menuju ke lokasi. Waktu tempuh ke lokasi juga cukup jauh. Hingga kini proses pencarian korban masih dilakukan. Tinggi longsoran yang diperkirakan mencapai 10-15 meter menyulitkan proses pencarian korban. Alat berat masih dalam perjalanan menuju lokasi.

“Tim masih berupaya melakukan pencarian terhadap enam orang korban. Namun belum ada lagi korban yang ditemukan. Pencarian korban terhambat karena tinggi longsor diperkirakan mencapai 15 meter. Jarak desa jauh masuk ke dalam hutan, kurang lebih dua jam,” kata Tonggor.

Hujan memang mengguyur kawasan Sumatera Utara beberapa hari terakhir. Cuaca ekstrem diperkirakan akan terus terjadi beberapa waktu ke depan. Karena itu, Tonggor mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana.

Hingga sekira pukul 18.00 WIB, pencarian korban dihentikan sementara dan akan dilanjutkan pagi ini, Senin (12/11). “Kondisi cuaca di lokasi sangat tidak mendukung. Tidak mungkin kita lakukan pencarian malam hari. Longsor susulan bisa saja terjadi sewaktu-waktu, karena hujan-hujan terus di sini,” kata Tonggor.

Sementara itu, Wakil Bupati Nias Selatan Sozanolo Ndruru mengatakan, pihaknya sudah memberangkatkan sejumlah alat berat ke lokasi bencana longsor dan mengevakuasi seratusan warga desa ke tempat aman. “Mungkin besok pagi baru tiba alat beratnya,” kata Sozanolo.

Sebelumnya, Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis juga menginformasikan, pada Sabtu (10/11) kemarin terjadi longsor di Kabupaten Nias Selatan (Nisel) yang menyebabkan tujuh orang tewas akibat bencana tersebut. Peristiwa terjadi di Desa Suka Maju Mohili, Kecamatan Gomo, sekira pukul 08.45 WIB. “Korban yang sudah ditemukan baru 1 orang atas nama Kristopen Hulu. Kejadian tersebut juga telah kami sampaikan ke gubernur,” katanya.

Menurutnya, upaya pencarian terus dilakukan dan masyarakat diminta menghindar dari perbukitan serta senantiasa siaga dalam menghadapi cuaca ekstrem dan hujan lebat. Selain itu, kata dia, juga sudah dikerahkan alat berat untuk mencari korban lainnya.

Pihaknya menyarankan, mengingat hampir seluruh wilayah di Sumut terancam longsor khususnya perbukitan, maka dalam waktu dekat akan mengundang Badan Geologi Kementerian ESDM untuk melakukan penelitian total. “Dalam hal ini surat Gubsu sedang disiapkan.

Lalu menata kembali dan mengendalikan permukiman penduduk yang terpapar ancaman banjir dan longsor oleh bupati/wali kota (perlu surat Gubsu),” kata mantan kepala Bappeda Sumut itu. “Mengingat banyak sekali bencana, disarankan ada Rakor Bencana tingkat Sumut dipimpim Gubsu, dan mengundang bupati/wali kota, BMKG, Basarnas, TNI/Polri dan pihak terkait lainnya,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, adapun titik-titik rawan tersebut tersebar di Madina, Karo, Tapsel, Nisel, Nias, Dairi, Deliserdang, Tapteng dan Kota Sibolga. “Tim Pemprovsu hari ini (Minggu, Red) telah menurunkan TRC ke Nisel untuk hadir dan mengetahui serta melihat langsung korban longsor dan perbukitan,” pungkasnya. (bbs/prn/adz)

istimewa for sumut pos
TINJAU: Kapolres Nias Selatan AKBP Faisal Napitupulu turun ke lokasi longsor di Desa Sukamajumohili, Kecamatan Gomo, Minggu (11/11). Tujuh orang dalam satu keluarga tertimbun longsor.

SUMUTPOS.CO – Bencana alam kembali terjadi di Sumatera Utara. Berselang tiga hari dari banjir dan longsor yang terjadi di Mandailing Natal (Madina), Rabu (7/11) dan Kamis (8/11) lalu, giliran Kabupaten Nias Selatan disapa bencana. Satu keluarga terdiri dari tujuh orang tertimbun longsor di Dusun Dua, Desa Sukamajumohili, Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan, Sabtu (10/11).

Informasi dihimpun, kejadian nahas ini terjadi sekitar pukul 08.45 WIB, Sabtu (10/11). Hujan deras yang terus menerus melanda Kepulauan Nias beberapa minggu terakhir ditengarai menjadi penyebab terjadinya musibah ini. Ketujuh korban yang diduga meninggal dunia akibat tertimbun longsor yakni atas nama Setiamas Hulu (perempuan/30 tahun), Aristina Laia (P/33), Kristopen Hulu (laki-laki/4), Darman Hulu (L/7), Rei Jaya Hulu (L/3), Putri Hulu (P/5) dan Noverman Hulu (L/2).

“Tujuh orang satu keluarga menjadi korban. Baru satu korban yang berhasil dievakuasi atas nama Kristofen Hulu Namun korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” kata Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Nias, Tonggor Gultom, Minggu (11/11).

Tonggor mengatakan, saat itu hujan turun cukup deras. Satu keluarga ini berada di dalam rumah saat longsor terjadi di kawasan itu sekira pukul 09.00 WIB. Namun Basarnas baru mendapatkan laporan sekira pukul 11.00 WIB. ”Memang hujan cukup deras. Begitu mendapat laporan kita langsung bergerak ke lokasi longsor,” ujarnya.

Personel gabungan dari TNI, Polri dan SAR terhambat akses menuju ke lokasi. Waktu tempuh ke lokasi juga cukup jauh. Hingga kini proses pencarian korban masih dilakukan. Tinggi longsoran yang diperkirakan mencapai 10-15 meter menyulitkan proses pencarian korban. Alat berat masih dalam perjalanan menuju lokasi.

“Tim masih berupaya melakukan pencarian terhadap enam orang korban. Namun belum ada lagi korban yang ditemukan. Pencarian korban terhambat karena tinggi longsor diperkirakan mencapai 15 meter. Jarak desa jauh masuk ke dalam hutan, kurang lebih dua jam,” kata Tonggor.

Hujan memang mengguyur kawasan Sumatera Utara beberapa hari terakhir. Cuaca ekstrem diperkirakan akan terus terjadi beberapa waktu ke depan. Karena itu, Tonggor mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana.

Hingga sekira pukul 18.00 WIB, pencarian korban dihentikan sementara dan akan dilanjutkan pagi ini, Senin (12/11). “Kondisi cuaca di lokasi sangat tidak mendukung. Tidak mungkin kita lakukan pencarian malam hari. Longsor susulan bisa saja terjadi sewaktu-waktu, karena hujan-hujan terus di sini,” kata Tonggor.

Sementara itu, Wakil Bupati Nias Selatan Sozanolo Ndruru mengatakan, pihaknya sudah memberangkatkan sejumlah alat berat ke lokasi bencana longsor dan mengevakuasi seratusan warga desa ke tempat aman. “Mungkin besok pagi baru tiba alat beratnya,” kata Sozanolo.

Sebelumnya, Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis juga menginformasikan, pada Sabtu (10/11) kemarin terjadi longsor di Kabupaten Nias Selatan (Nisel) yang menyebabkan tujuh orang tewas akibat bencana tersebut. Peristiwa terjadi di Desa Suka Maju Mohili, Kecamatan Gomo, sekira pukul 08.45 WIB. “Korban yang sudah ditemukan baru 1 orang atas nama Kristopen Hulu. Kejadian tersebut juga telah kami sampaikan ke gubernur,” katanya.

Menurutnya, upaya pencarian terus dilakukan dan masyarakat diminta menghindar dari perbukitan serta senantiasa siaga dalam menghadapi cuaca ekstrem dan hujan lebat. Selain itu, kata dia, juga sudah dikerahkan alat berat untuk mencari korban lainnya.

Pihaknya menyarankan, mengingat hampir seluruh wilayah di Sumut terancam longsor khususnya perbukitan, maka dalam waktu dekat akan mengundang Badan Geologi Kementerian ESDM untuk melakukan penelitian total. “Dalam hal ini surat Gubsu sedang disiapkan.

Lalu menata kembali dan mengendalikan permukiman penduduk yang terpapar ancaman banjir dan longsor oleh bupati/wali kota (perlu surat Gubsu),” kata mantan kepala Bappeda Sumut itu. “Mengingat banyak sekali bencana, disarankan ada Rakor Bencana tingkat Sumut dipimpim Gubsu, dan mengundang bupati/wali kota, BMKG, Basarnas, TNI/Polri dan pihak terkait lainnya,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, adapun titik-titik rawan tersebut tersebar di Madina, Karo, Tapsel, Nisel, Nias, Dairi, Deliserdang, Tapteng dan Kota Sibolga. “Tim Pemprovsu hari ini (Minggu, Red) telah menurunkan TRC ke Nisel untuk hadir dan mengetahui serta melihat langsung korban longsor dan perbukitan,” pungkasnya. (bbs/prn/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/