Pasar Induk Marelan Akan Dibangun
MEDAN- PD Pasar mulai menertibkan pedagang informal yang berjualan di sepanjang halaman dan trotoar. Penertiban dimulai dari Pasar Petisah. Penertiban dilakukan pukul 09.00 WIB tanpa ada perlawanan dari pedagang karena sudah ada pemberitahuan. Untuk tahap awal ini, PD Pasar hanya melakukan pembongkaran lapak-lapak yang tidak dibongkar sendiri oleh pedagang.
“Kalau tidak ada orangnya (pedagang) tertibkan saja, jangan sampai muncul lagi,” kata Direktur Utama PD Pasar, Benny Sihotang disela-sela penertiban di Pasar Petisah, Kamis (12/1).
Dikatakan Benny, penertiban merupakan bagian dari menjaga wilayah agar tidak dibuat menjadi tempat berdagang lagin
“Sebagai bentuk antisipasi kami, bagian penertiban diminta untuk mengawasi setiap hari agar pedagang tidak kembali lagi berjualan. Kalau ternyata ada yang kembali, jabatannya akan saya evaluasi,” tegasnya.
Penertiban pedagang, lanjut Benny, menjadi barometer kepemimpinan seluruh Direksi PD Pasar. Karenanya apabila kepala bagian tidak mampu melaksanakan tugas, posisi jabatannya akan dievaluasi.
“Pasar ini akan jadi pasar percontohan. Jadi semua kepala bagian di PD Pasar ini harus bertindak tegas,” ujarnya.
Selain bagian penertiban, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan kecamatan untuk membantu pengawasan termasuk juga Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumatera Utara (P3TSU). “Asosiasi pedagang juga kami ajak kerjasama karena ini juga bagian dari pedagang,” ucapnya.
Sedikitnya, ada 170 pedagang informal yang beroperasi di halaman dan trotoar Pasar Petisah tanpa dipungut biaya kebersihan dan keamanan. Hal ini menimbulkan kecemburuan dari pedagang yang berada di dalam yang sudah membayar retribusi setiap harinya. Sementara pedagang formal berjumlah 3.700 orang.
Ketua Umum P3TSU, Harmon Habib mendukung penertiban karena selama ini pedagang yang ada di lantai dua tidak laku jualannya, karena ada pedagang di halaman dan trotoar pasar. Dijelaskannya, pedagang tidak bersedia berjualan di lantai dua karena dianggap tidak representatif sehingga penjualan menurun.
“Padahal banyak pedagang lain yang bertahan di atas. Ada yang seminggu tidak buka dasar tapi tetap bertahan jadi kenapa ke bawah lagi. Pasti karena ada kesempatan untuk turun berjualan ke bawah,” cetusnya.
Menurutnya, penyebab pedagang enggan berjualan di atas karena tidak adanya sarana dan prasarana menuju ke atas seperti eskalator dan lift. Total ada tujuh eskavator di bangun tapi hanya dua yang aktif sedangkan lift tidak pernah hidup.
Diharapkan, PD Pasar bisa membenahi pasar agar konsumen tidak lari apalagi semakin banyaknya pasar modern.
“Pasar tradisional adalah jantung ekonomi karena tempat home industri memasarkan barangnya. Pedagang ekonomi kecil ini hendaknya ditingkatkan untuk mengangkat harkat pedagang menjadi kelas menengah,” katanya.
Sementara itu, Pemko Medan akan membangun pasar tradisional induk di Kecamatan Medan Marelan tahun anggaran 2012. Pembangunannya sudah memasuki tahap penentuan lahan lokasi pasar yang akan dibangun dengan anggaran Rp15 miliar.
“Pembangunannya sedang diproses, saat ini sudah melewati tahap kelayakan (DED) bangunan dan lokasi. Itu sudah selesai dikerjakan, lalu masuk tahap persiapan penentuan lahan lokasi bangunannya. Ada empat alternatif lahan, namun akan ditentukan satu lahan saja yang akan digunakan,” kata Sekda Kota Medan, Ir Syaiful Bahri Lubis disela-sela acara perencanaan program 2012 Kota Medan oleh Bappeda Kota Medan di Grand Aston, Kamis (12/1).
Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan, Zulkarnain menjelaskan dari perencanaan tersebut satu dari empat lahan itu akan dilakukan oleh Dinas Perkim Kota Medan dengan anggaran Rp10 miliar.
“Kalau pembangunannya Rp10 miliar. Tapi kalau untuk pembebasan lahannya Rp5 miliar, itu untuk lahannya. Saya lupa lokasinya dimana, tapi dari empat lahan itu sudah ada satu lahan yang disetujui dan dinilai layak sesuai kajian kelayakan (DED). Pembangunannya akan dimulai tahun ini juga melalui proses tender,” ujarnya.
Dijelaskannya, pembangunan pasar induk sendiri akan diperuntukkan bagi pedagang kaki lima (PKL) sayur mayur yang sering berdagang di Jalan Kapten Rahmad Buddin, tepatnya didepan Lapangan Rengas Pulau Marelan. Selama ini, keberadaan pedagang sayur itu mengganggu arus lalulintas di jalan lintas masuk dari Simpang Pasar 5 Marelan.
“Pedagang sayur mayur di Marelan yang biasanya tumpah di pinggir jalan akan direlokasi ke pasar induk ini. Sekaligus, Pasar Tradisional Marelan di simpang Pasar 5 Marelan juga akan direlokasi ke pasar induk. Jadi, pasar induk akan diperuntukan bagi petani sayur yang mau menjualkan hasil pertaniannya dan pasar tradisional,” ungkapnya.
Ditegaskannya, jika pedagang sayur dan pasar tradisional sudah direlokasi ke lokasi lahan yang baru. Maka diharapkan tingkat kemacetan yang cukup parah di persimpangan Pasar 5 Jalan Marelan Raya Medan Marelan dapat diatasi.
Camat Medan Marelan Pulungan Harahap mengaku untuk penetapan lahan lokasi pembangunan pasar induk dan tradisional terpadu masih dibahas. Penetapannya masih belum keluar dan surat keputusan (SK) lahan yang dimaksud juga belum ditandatangani.
“Memang sudah final. Tapi sedang proses penetapan lahan mana yang digunakan dari empat lahan alternatif yang diusulkan tersebut. SK belum keluar, sedang ditetapkan,” tegasnya.
Dijelaskan Pulungan, dari empat lokasi lahan alternatif yang akan dibangun yakni Jalan Marelan Raya Pasar V, lahan kosong dekat Rumah Sakit Wulan Windi. Selanjutnya, lahan kosong di belakang SPBU Pasar IV Jalan Marelan Raya dan lahan kosong dekat pergudangan BGR Paya Pasir Jalan Titi Pahlawan Pasar 5 Marelan.(adl)