25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Berharap Jadi Ikon Sumatera Utara

Foto: Istimewa Evindo saat memasang alat penghemat BBM di mobil dinas Pangkosek Hanudnas III.
Foto: Istimewa
Evindo saat memasang alat penghemat BBM di mobil dinas Pangkosek Hanudnas III.

PUPUT JULIANTI DAMANIK, Medan

 

Sekitar pukul 09.00 WIB, kantor CV Evindo terlihat sudah penuh aktivitas. Suara merdu membaca Alquran di sebuah ruangan di dalam kantor berlantai dua itu jelas terdengar. Setelah melaksanakan ibadah bersama, barulah aktivitas seperti biasanya dimulai.

“Beribadah, ngaji Tahsin Alquran sudah jadi program kami juga. Hitung-hitung ini untuk mendekatkan diri sama Yang Diatas, jadi kerja juga sambil ibadah,” ujar Public Relation Manager Evindo, Haris Sucipto, Senin (12/1).

Haris tampak bersemangat saat Sumut Pos bertanya soal aktivitas apa yang dilakukan di kantor Evindo tersebut. Setelah sukses meraih juara I Nasional pada Kompetisi Technopreneurship Pemuda tahun 2013 dari Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia dengan menemukan alat penghemat Bahan Bakar Minyak (BBM), sekumpulan pemuda ini mulai fokus memproduksikan alat yang diberi nama

Evindo Efe_01 tersebut.

“Di kantor ini semua kami kerjakan pembuatan Evindo Efe_01 motor dan mobil setelah terbentuknya CV Evindo 6 bulan lalu. Untuk Evindo Efe_01 mobil sudah laku ada pengusaha yang pesan beberapa bulan lalu. Setelah itu 1.000 unit juga sudah dipesan oleh satu perusahaan di Jawa Timur dan saat ini kami sedang mengerjakan 500 unit untuk Inotek,” ujar Haris sembari mengatakan produknya telah memiliki sertifikat hak paten dan telah melalui pengujian dan mendapat sertifikasi dari Kementerian Riset dan Teknologi RI.

Dikatakan Haris, ide menemukan alat penghemat BBM ini berawal dari meningkatnya polusi yang disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan. “Kami telah meneliti sekitar 3 tahun lalu dan ini ide awalnya saat kita melihat bahwa polusi terbesar asalnya dari emisi gas buang kendaraan. Berjalan juga dengan program go green pemerintah. Ini kami kami manfaatkan, karena kalau mengurangi kendaraankan tidak mungkin makanya idenya mengurangi emisi gas buang kendaraan saja,” katanya.

Lanjut Haris, tim ini berawal dari kelompok belajar yang memiliki visi sama di bidang teknologi terbarukan. “Tim ini orangnya sudah ganti-ganti, awalnya dari USU semua, tapi banyak yang sudah wisuda dan pada pergi. Makanya kita buat perekrutan jadi ada yang dari UMN, ada juga pekerja. Intinya yang punya visi sama,” katanya.

Lanjut dia, saat ini tim Evindo terdiri Adi Lesmana Sibarani (Manager Sale), Adrian Hilman (Digital Manager Marketing), Fauzi Al-Amin (Kepala Engineer), Prasetyo (Engineer), Haris Sucipto (Public Relation Manager), dan Indra Gunawan (CEO).

Haris kembali bercerita, alat penghemat BBM tersebut berbentuk bulat panjang dan kecil. Alat tersebut dijepitkan di selang dan tidak mengganggu mesin kendaraan. “Produk kami, satu-satunya produk yang menggaransi mesin. Ketahanannya sampai 5 tahun, 5 tahun ke atas masih bisa digunakan tapi sudah menurun, disarankan untuk diganti,” ujarnya.

Lanjutnya, alat yang terbuat dari ultramagnetic atau magnet yang mempunyai komposisi dan konfigurasi tertentu ini akan membuat tarikan gas terasa ringan dan suara ribut mesin berkurang. “Awalnya pengguna akan merasakan hal itu, alat ini memperbaiki struktur bahan bakar. Alat kita terbukti mampu mengurangi penggunaan BBM sekitar 20 hingga 40% dan mengurangi emis gas buangan 60%,” katanya.

Lanjutnya, saat ini, produk mereka belum tersebar di Sumut dan belum dipasarkan per unit. “Saat ini, penjualan kami lakukan ke produsen karena kami juga hanya menerima pesanan dalam jumlah banyak mengingat pembuatannya membutuhkan waktu yang lama. Banyak atau sedikit, tetap siap hingga satu bulan. Kalau saat ini, harga untuk yang kecil untuk motor atau ganset sekitar Rp75 ribu dan batas untuk penjualan ke umum sekitar Rp100 ribu Kalau untuk mobil kami jual per unitnya Rp500 ribu dan eceran tertinggi Rp 1 juta,” katanya.

Tambah Haris, pihaknya baru saja melakukan audiensi ke Gubernur Sumut dan berharap produknya bisa dijadikan ikon Sumut. Gubsu juga telah menggunakan produk tersebut ke mobil dinasnya. “Tanggapan Gubsu sangat baik, kami berharap Sumut juga bisa menggunakan ini bahkan menjadikan ikon bagi Provinsi Sumut,” katanya.

Alat penghemat BBM ini dapat dipergunakan pada kendaraan bermotor (sepeda motor, mobil truk dan alat tranportasi lainnya), genset, mesin produksi perusahaan yang menggunakan BBM dan energi pembangkit listrik perusahaan yang menggunakan BBM dan BBG.

“Kami juga berharap dengan melihat adanya penemuan kami ini, para pemuda Sumut khususnya mau membahu bersama-sama menciptkan teknologi terbaru. Selama ini bidang pariwisata saja yang kuat, jadi kedepannya teknologi juga harus kuat mengingat MEA 2015 sudah di depan mata,” ujar Haris mengakhiri. (rbb)

Foto: Istimewa Evindo saat memasang alat penghemat BBM di mobil dinas Pangkosek Hanudnas III.
Foto: Istimewa
Evindo saat memasang alat penghemat BBM di mobil dinas Pangkosek Hanudnas III.

PUPUT JULIANTI DAMANIK, Medan

 

Sekitar pukul 09.00 WIB, kantor CV Evindo terlihat sudah penuh aktivitas. Suara merdu membaca Alquran di sebuah ruangan di dalam kantor berlantai dua itu jelas terdengar. Setelah melaksanakan ibadah bersama, barulah aktivitas seperti biasanya dimulai.

“Beribadah, ngaji Tahsin Alquran sudah jadi program kami juga. Hitung-hitung ini untuk mendekatkan diri sama Yang Diatas, jadi kerja juga sambil ibadah,” ujar Public Relation Manager Evindo, Haris Sucipto, Senin (12/1).

Haris tampak bersemangat saat Sumut Pos bertanya soal aktivitas apa yang dilakukan di kantor Evindo tersebut. Setelah sukses meraih juara I Nasional pada Kompetisi Technopreneurship Pemuda tahun 2013 dari Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia dengan menemukan alat penghemat Bahan Bakar Minyak (BBM), sekumpulan pemuda ini mulai fokus memproduksikan alat yang diberi nama

Evindo Efe_01 tersebut.

“Di kantor ini semua kami kerjakan pembuatan Evindo Efe_01 motor dan mobil setelah terbentuknya CV Evindo 6 bulan lalu. Untuk Evindo Efe_01 mobil sudah laku ada pengusaha yang pesan beberapa bulan lalu. Setelah itu 1.000 unit juga sudah dipesan oleh satu perusahaan di Jawa Timur dan saat ini kami sedang mengerjakan 500 unit untuk Inotek,” ujar Haris sembari mengatakan produknya telah memiliki sertifikat hak paten dan telah melalui pengujian dan mendapat sertifikasi dari Kementerian Riset dan Teknologi RI.

Dikatakan Haris, ide menemukan alat penghemat BBM ini berawal dari meningkatnya polusi yang disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan. “Kami telah meneliti sekitar 3 tahun lalu dan ini ide awalnya saat kita melihat bahwa polusi terbesar asalnya dari emisi gas buang kendaraan. Berjalan juga dengan program go green pemerintah. Ini kami kami manfaatkan, karena kalau mengurangi kendaraankan tidak mungkin makanya idenya mengurangi emisi gas buang kendaraan saja,” katanya.

Lanjut Haris, tim ini berawal dari kelompok belajar yang memiliki visi sama di bidang teknologi terbarukan. “Tim ini orangnya sudah ganti-ganti, awalnya dari USU semua, tapi banyak yang sudah wisuda dan pada pergi. Makanya kita buat perekrutan jadi ada yang dari UMN, ada juga pekerja. Intinya yang punya visi sama,” katanya.

Lanjut dia, saat ini tim Evindo terdiri Adi Lesmana Sibarani (Manager Sale), Adrian Hilman (Digital Manager Marketing), Fauzi Al-Amin (Kepala Engineer), Prasetyo (Engineer), Haris Sucipto (Public Relation Manager), dan Indra Gunawan (CEO).

Haris kembali bercerita, alat penghemat BBM tersebut berbentuk bulat panjang dan kecil. Alat tersebut dijepitkan di selang dan tidak mengganggu mesin kendaraan. “Produk kami, satu-satunya produk yang menggaransi mesin. Ketahanannya sampai 5 tahun, 5 tahun ke atas masih bisa digunakan tapi sudah menurun, disarankan untuk diganti,” ujarnya.

Lanjutnya, alat yang terbuat dari ultramagnetic atau magnet yang mempunyai komposisi dan konfigurasi tertentu ini akan membuat tarikan gas terasa ringan dan suara ribut mesin berkurang. “Awalnya pengguna akan merasakan hal itu, alat ini memperbaiki struktur bahan bakar. Alat kita terbukti mampu mengurangi penggunaan BBM sekitar 20 hingga 40% dan mengurangi emis gas buangan 60%,” katanya.

Lanjutnya, saat ini, produk mereka belum tersebar di Sumut dan belum dipasarkan per unit. “Saat ini, penjualan kami lakukan ke produsen karena kami juga hanya menerima pesanan dalam jumlah banyak mengingat pembuatannya membutuhkan waktu yang lama. Banyak atau sedikit, tetap siap hingga satu bulan. Kalau saat ini, harga untuk yang kecil untuk motor atau ganset sekitar Rp75 ribu dan batas untuk penjualan ke umum sekitar Rp100 ribu Kalau untuk mobil kami jual per unitnya Rp500 ribu dan eceran tertinggi Rp 1 juta,” katanya.

Tambah Haris, pihaknya baru saja melakukan audiensi ke Gubernur Sumut dan berharap produknya bisa dijadikan ikon Sumut. Gubsu juga telah menggunakan produk tersebut ke mobil dinasnya. “Tanggapan Gubsu sangat baik, kami berharap Sumut juga bisa menggunakan ini bahkan menjadikan ikon bagi Provinsi Sumut,” katanya.

Alat penghemat BBM ini dapat dipergunakan pada kendaraan bermotor (sepeda motor, mobil truk dan alat tranportasi lainnya), genset, mesin produksi perusahaan yang menggunakan BBM dan energi pembangkit listrik perusahaan yang menggunakan BBM dan BBG.

“Kami juga berharap dengan melihat adanya penemuan kami ini, para pemuda Sumut khususnya mau membahu bersama-sama menciptkan teknologi terbaru. Selama ini bidang pariwisata saja yang kuat, jadi kedepannya teknologi juga harus kuat mengingat MEA 2015 sudah di depan mata,” ujar Haris mengakhiri. (rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/