MEDAN, SUMUTPOS.CO – Reaksi pascavaksinasi Covid-19 diklaim hampir sama dengan vaksin lain. Gejalanya seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada suntikan, dan lain-lain. Meski demikian, masyarakat tak perlu khawatir soal keamanan vaksin, karena sudah dijamin oleh pemerintah.
Berdasarkan SK Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19, secara umum vaksin tidak menimbulkan reaksi pada tubuh, atau apabila terjadi hanya menimbulkan reaksi ringan.
Vaksinasi memicu kekebalan tubuh dengan menyebabkan sistem kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin. Reaksi lokal dan sistemik seperti nyeri pada tempat suntikan atau demam dapat terjadi sebagai bagian dari respon imun.
Komponen vaksin lainnya (misalnya bahan pembantu, penstabil, dan pengawet) juga dapat memicu reaksi. Vaksin yang berkualitas adalah vaksin yang menimbulkan reaksi ringan seminimal mungkin namun tetap memicu respon imun terbaik. Frekuensi terjadinya reaksi ringan vaksinasi ditentukan oleh jenis vaksin.
Reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19 hampir sama dengan vaksin yang lain. Beberapa gejala tersebut antara lain, pertama reaksi lokal, seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan. Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis.
Kedua, reaksi sistemik seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, dan sakit kepala. Ketiga, reaksi lain seperti alergi misalnya urtikaria, oedem, reaksi anafilaksis, syncope (pingsan).
Untuk reaksi ringan lokal seperti nyeri, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, petugas kesehatan dapat menganjurkan penerima vaksin untuk melakukan kompres dingin pada lokasi tersebut dan meminum obat paracetamol sesuai dosis. Sedangkan reaksi ringan sistemik seperti demam dan malaise, petugas kesehatan dapat menganjurkan penerima vaksin untuk minum lebih banyak, menggunakan pakaian yang nyaman, kompres atau mandi air hangat, dan meminum obat paracetamol sesuai dosis.
Pengamat Kesehatan dari Fakultas Kedokteran UISU, Dr dr Umar Zein DTM&H SpPD KPTI mengatakan, pada prinsipnya setiap obat atau vaksin yang diberikan ke tubuh dengan disuntikkan, maka kemungkinan efek samping tetap ada. Efeknya beragam, paling sering terjadi adalah alergi. Namun alergi ini juga beragam karena ada yang kategori ringan (gatal-gatal, bengkak), hingga berat (penurunan tekanan darah).
“Reaksi-reaksi yang ditimbulkan dari vaksin tergantung kondisi tubuh penerima vaksin,” ujar Umar Zein, Selasa (12/1).
Ia mengaku, untuk vaksin Covid-19 ini, terus terang Indonesia belum banyak pengalaman tentang efek sampingnya. Di sisi lain, informasi yang beredar di dunia maya terkait efek samping vaksin Covid-19 banyak juga yang tidak bisa jamin kebenarannya. “Sejauh ini pengalaman di Indonesia belum ada yang dilaporkan reaksi atau gejala berat dari vaksinasi Covid-19,” kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan ini.
Menurut Umar Zein, Pemerintah Indonesia yang berkompeten sudah menjamin bahwasanya vaksin Covid-19 buatan Sinovac aman dari efek samping. Karena itu, masyarakat mau tidak mau harus mengikutinya. “Kita harus terima dan itu menjadi jaminan bagi masyarakat. Akan tetapi, walau ada sudah vaksin tetap juga protokol kesehatan pencegahan Covid-19 harus terus dijalankan,” tukasnya.
Zona Kuning Hanya 3 Daerah
Adapun perkembangan kasus Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih berlangsung dinamis. Penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 masih terus terjadi, dan begitu pula dengan angka kesembuhan.
Berdasarkan hasil pembobotan skor dan zonasi risiko daerah per 10 Januari yang dikeluarkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Pusat melalui website covid19.go.id, terjadi perubahan pada zona kuning (risiko rendah) di Sumut. Sebelumnya terdapat 4 kabupaten/kota, kini hanya menjadi tiga daerah saja. Ketiga daerah tersebut yakni Kabupaten Tapanuli Utara, Nias Utara dan Padang Sidimpuan.
Sedangkan Kabupaten Simalungun yang sebelumnya berada pada zona kuning, kembali masuk ke zona oranye (risiko sedang).
Untuk zona hijau masih tetap didapatkan pada 3 kabupaten yaitu Nias, Nias Barat dan Nias Selatan. Sedangkan terhadap 26 kabupaten/kota lainnya termasuk Kota Medan berada pada zona oranye.
Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut dr Aris Yudhariansyah menyampaikan, berdasarkan update data pada, Selasa (12/1) terhadap ketiga zona kuning tersebut, yakni di Kabupaten Tapanuli Utara akumulasi kasus Covid-19 nya sebanyak 142 orang dengan 131 di antaranya sembuh dan 2 lainnya meninggal. “Saat ini di Tapanuli Utara tinggal menyisakan 9 orang pasien Covid-19,” ungkapnya.
Aris melanjutkan, untuk di Kota Padangsidimpuan, dari akumulasi 193 orang, 180 di antaranya sembuh dan 9 lainnya meninggal. Kini hanya menyisakan 4 orang pasien corona. “Kemudian Nias Utara, dari 12 akumulasi kasus, 9 di antaranya sembuh, sehingga hanya menyisakan 3 orang penderita Covid-19,” sebut dia.
Terkait zona hijau, sambung Aris, di Kabupaten Nias dari akumulasi 36 kasus, 35 orang di antaranya sudah sembuh. Dan, hanya menyisakan 1 penderita lagi. Lalu, di Kabupaten Nias Barat dari 17 akumulasi kasus, 16 di antaranya sudah sembuh, sehingga juga hanya menyisakan 1 pasien lagi. Terakhir di Nias Selatan, dari 84 akumulasi kasus, 81 di antaranya sudah sembuh, sehingga kini menyisakan 3 pasien Covid-19 lagi.
Lebih jauh dia mengatakan, untuk Provinsi Sumut keseluruhan saat ini diperoleh penambahan 90 kasus baru positif dari 13 kabupaten/kota. Dengan penambahan tersebut, akumulasi angka positif saat ini naik menjadi 19.212 orang. “Jumlah terbanyak berasal dari Kota Medan 64 orang dan Deli Serdang 11 orang,” ungkap Aris.
Sedangkan untuk angka kesembuhan, didapatkan penambahan sebanyak 95 orang dari 10 kabupaten/kota. Jumlah sementara yang sembuh dari Covid-19 kini naik menjadi 16.450 orang. “Jumlah terbanyak juga didapatkan dari Kota Medan dengan 74 orang,” tuturnya.
Aris menambahkan, untuk angka kematian juga masih didapatkan yakni 1 orang yang berasal dari Kota Medan. Akumulasi pasien Covid-19 yang meninggal di Sumut kini sudah mencapai 701 orang. “Dari data tersebut diketahui saat ini terdapat 2.061 orang pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan secara isolasi,” tandasnya. (ris)