28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Vaksinasi Dulukan Orang Sehat, Pernah Kena Covid-19 Sementara Tidak Divaksin

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Vaksinasi Covid-19 tahap pertama secara nasional rencananya akan dimulai pada Rabu (13/1) hari ini. Vaksinasi diprioritaskan untuk mereka yang belum pernah terpapar virus corona. Sedangkan orang yang sudah terpapar Covid-19, sementara tidak divaksin dulu.

VAKSINASI: Vaksinasi Covid-19 akan mendahulukan orang sehat. Sementara yang sudah pernah terpapar Covid-19, untuk sementara tidak masuk daftar divaksin.

“PRIORITAS vaksin untuk sementara ini untuk orang-orang yang belum pernah terpapar,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (12/1).

Wiku memastikan, vaksin pertama akan disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo. Saat ini, Sekretariat Presiden tengah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk menyiapkan tata cara vaksinasi terhadap Kepala Negara. Oleh karenanya, Wiku belum dapat menyampaikan siapa dokter yang ditunjuk oleh pihak Istana untuk menyuntikkan vaksin ke Presiden.

Lokasi vaksinasi Jokowi juga belum dapat dipastikan. Demikian pula dengan nama-nama pihak yang bakal divaksin bersama dengan Presiden, hingga saat ini belum dapat diumumkann

Namun, Wiku memastikan bahwa vaksinasi esok hari akan ditayangkan secara langsung kepada publik. “Proses penyuntikan tersebut ini akan disiarkan secara live streaming. Rekan-rekan wartawan dapat langsung menyaksikan proses tersebut sekaligus melihat siapa saja yang akan mendapatkan vaksin esok hari,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa vaksinasi Covid-19 akan dilakukan secara bertahap.

Vaksinasi tahap pertama akan diprioritaskan untuk 1,6 juta tenaga kesehatan. Proses ini ditargetkan rampung pada Febuari 2021. Tahapan berikutnya yang lebih besar yakni vaksinasi untuk 17,4 juta tenaga layanan publik dan 21,5 juta rakyat dengan usia lanjut.

“Nah, kami harapkan bisa kita mulai di bulan Maret atau April tahun ini juga,” kata Budi usai rapat terbatas kabinet di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/1).

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah berulang kali menyatakan bakal menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19. Hal itu bertujuan membangun kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah.

Daftar Orang Tak Perlu Divaksin

Senada, ahli mikrobiologi dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Profesor Yuwono, mengatakan pasien Covid-19 yang sudah terpapar tak perlu lagi disuntik vaksin. Sebab, pemberian vaksin hanya diberlakukan untuk orang yang belum pernah terkena Covid-19.

“Yang sudah pernah terkena Covid-19 itu tubuhnya sudah mendapat antibodi spesifik. Sehingga tidak masuk dalam prioritas untuk divaksin,” kata Yuwono lewat sambungan telepon, Selasa (12/1).

Yuwono menerangkan, tubuh manusia yang sudah terkena Covid-19 sebetulnya sudah membuat sistem kekebalan tubuh secara otomatis. Sehingga, para orang yang pernah terpapar lebih kecil kemungkinan untuk kembali terkena lagi virus Corona. “Yang lebih utama itu untuk divaksin adalah orang sehat. Kalau yang sudah terpapar mereka sudah kebal terhadap virus Covid-19,” ujar Direktur Rumah Sakit PT Pusri tersebut.

Saat penyuntikan vaksin pun tak diberikan kepada sembarang orang. Di mana para penderita darah tinggi, diabetes, termasuk ibu hamil, tak disarankan untuk divaksin. “Orang yang sedang demam dan kondisi tubuhnya 37 derajat juga tak boleh divaksin. Kalau sehat punya penyakit tapi tidak ada reaksi silakan. Seperti alergi atau sakit panu ya tidak apa-apa,” ungkapnya.

Vaksinasi Lansia Maret-April

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, memastikan vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada Rabu (13/1). Vaksin diprioritaskan untuk para tenaga kesehatan, sementara para lansia rencananya mendapatkan suntikan vaksin sekitar Maret-April 2021.

“Kita harapkan kalau vaksin Pfizer dan AstraZeneca datang di bulan April, itu adalah vaksin yang memang sudah uji klinisnya digunakan untuk di atas 60 tahun. Jadi kita akan mulai untuk petugas publik dan lansia itu sekitar bulan Maret-April,” kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Selasa (12/1).

Di periode yang sama, vaksin juga akan diberikan untuk petugas pelayanan publik seperti TNI/Polri dan aparat hukum. Hal ini sesuai dengan jadwal vaksinasi Covid-19 yang ditetapkan pemerintah lewat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021. Jika vaksinasi untuk tenaga kesehatan, petugas pelayan publik, dan lansia selesai, tahapan penyuntikan vaksin berlanjut ke masyarakat rentan.

Menurut catatan pemerintah, totalnya mencapai 63,9 juta. Sementara itu, masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya ada di tahap terakhir. Periode vaksinasi ditargetkan selesai Maret 2022. “Kalau misalnya selesai, diharapkan akhir April atau awal Mei kita bisa melakukan untuk seluruh masyarakat,” ujar Budi.

Budi menjelaskan, total target penerima vaksin yaitu 181,5 juta orang dengan total kebutuhan vaksin 426,8 juta dosis. Pelaksanaan vaksinasi untuk seluruh masyarakat ditargetkan selesai dalam 15 bulan.

Namun, ia mengatakan jadwal tersebut dinamis, karena bergantung dengan ketersediaan vaksin. “Schedule ini dinamis. Ini adalah jadwal yang kita miliki saat planning dulu, yaitu 15 bulan untuk menyelesaikan vaksinasi 426 juta. Dan memang bottle neck atau critical part-nya dari produksi vaksinnya, bukan kemampuan memvaksinasi,” tuturnya. (kps/lp6/net)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Vaksinasi Covid-19 tahap pertama secara nasional rencananya akan dimulai pada Rabu (13/1) hari ini. Vaksinasi diprioritaskan untuk mereka yang belum pernah terpapar virus corona. Sedangkan orang yang sudah terpapar Covid-19, sementara tidak divaksin dulu.

VAKSINASI: Vaksinasi Covid-19 akan mendahulukan orang sehat. Sementara yang sudah pernah terpapar Covid-19, untuk sementara tidak masuk daftar divaksin.

“PRIORITAS vaksin untuk sementara ini untuk orang-orang yang belum pernah terpapar,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (12/1).

Wiku memastikan, vaksin pertama akan disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo. Saat ini, Sekretariat Presiden tengah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk menyiapkan tata cara vaksinasi terhadap Kepala Negara. Oleh karenanya, Wiku belum dapat menyampaikan siapa dokter yang ditunjuk oleh pihak Istana untuk menyuntikkan vaksin ke Presiden.

Lokasi vaksinasi Jokowi juga belum dapat dipastikan. Demikian pula dengan nama-nama pihak yang bakal divaksin bersama dengan Presiden, hingga saat ini belum dapat diumumkann

Namun, Wiku memastikan bahwa vaksinasi esok hari akan ditayangkan secara langsung kepada publik. “Proses penyuntikan tersebut ini akan disiarkan secara live streaming. Rekan-rekan wartawan dapat langsung menyaksikan proses tersebut sekaligus melihat siapa saja yang akan mendapatkan vaksin esok hari,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa vaksinasi Covid-19 akan dilakukan secara bertahap.

Vaksinasi tahap pertama akan diprioritaskan untuk 1,6 juta tenaga kesehatan. Proses ini ditargetkan rampung pada Febuari 2021. Tahapan berikutnya yang lebih besar yakni vaksinasi untuk 17,4 juta tenaga layanan publik dan 21,5 juta rakyat dengan usia lanjut.

“Nah, kami harapkan bisa kita mulai di bulan Maret atau April tahun ini juga,” kata Budi usai rapat terbatas kabinet di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/1).

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah berulang kali menyatakan bakal menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19. Hal itu bertujuan membangun kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah.

Daftar Orang Tak Perlu Divaksin

Senada, ahli mikrobiologi dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Profesor Yuwono, mengatakan pasien Covid-19 yang sudah terpapar tak perlu lagi disuntik vaksin. Sebab, pemberian vaksin hanya diberlakukan untuk orang yang belum pernah terkena Covid-19.

“Yang sudah pernah terkena Covid-19 itu tubuhnya sudah mendapat antibodi spesifik. Sehingga tidak masuk dalam prioritas untuk divaksin,” kata Yuwono lewat sambungan telepon, Selasa (12/1).

Yuwono menerangkan, tubuh manusia yang sudah terkena Covid-19 sebetulnya sudah membuat sistem kekebalan tubuh secara otomatis. Sehingga, para orang yang pernah terpapar lebih kecil kemungkinan untuk kembali terkena lagi virus Corona. “Yang lebih utama itu untuk divaksin adalah orang sehat. Kalau yang sudah terpapar mereka sudah kebal terhadap virus Covid-19,” ujar Direktur Rumah Sakit PT Pusri tersebut.

Saat penyuntikan vaksin pun tak diberikan kepada sembarang orang. Di mana para penderita darah tinggi, diabetes, termasuk ibu hamil, tak disarankan untuk divaksin. “Orang yang sedang demam dan kondisi tubuhnya 37 derajat juga tak boleh divaksin. Kalau sehat punya penyakit tapi tidak ada reaksi silakan. Seperti alergi atau sakit panu ya tidak apa-apa,” ungkapnya.

Vaksinasi Lansia Maret-April

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, memastikan vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada Rabu (13/1). Vaksin diprioritaskan untuk para tenaga kesehatan, sementara para lansia rencananya mendapatkan suntikan vaksin sekitar Maret-April 2021.

“Kita harapkan kalau vaksin Pfizer dan AstraZeneca datang di bulan April, itu adalah vaksin yang memang sudah uji klinisnya digunakan untuk di atas 60 tahun. Jadi kita akan mulai untuk petugas publik dan lansia itu sekitar bulan Maret-April,” kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Selasa (12/1).

Di periode yang sama, vaksin juga akan diberikan untuk petugas pelayanan publik seperti TNI/Polri dan aparat hukum. Hal ini sesuai dengan jadwal vaksinasi Covid-19 yang ditetapkan pemerintah lewat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021. Jika vaksinasi untuk tenaga kesehatan, petugas pelayan publik, dan lansia selesai, tahapan penyuntikan vaksin berlanjut ke masyarakat rentan.

Menurut catatan pemerintah, totalnya mencapai 63,9 juta. Sementara itu, masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya ada di tahap terakhir. Periode vaksinasi ditargetkan selesai Maret 2022. “Kalau misalnya selesai, diharapkan akhir April atau awal Mei kita bisa melakukan untuk seluruh masyarakat,” ujar Budi.

Budi menjelaskan, total target penerima vaksin yaitu 181,5 juta orang dengan total kebutuhan vaksin 426,8 juta dosis. Pelaksanaan vaksinasi untuk seluruh masyarakat ditargetkan selesai dalam 15 bulan.

Namun, ia mengatakan jadwal tersebut dinamis, karena bergantung dengan ketersediaan vaksin. “Schedule ini dinamis. Ini adalah jadwal yang kita miliki saat planning dulu, yaitu 15 bulan untuk menyelesaikan vaksinasi 426 juta. Dan memang bottle neck atau critical part-nya dari produksi vaksinnya, bukan kemampuan memvaksinasi,” tuturnya. (kps/lp6/net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/