30.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Usai Operasi, Usus Anggirlan Tak Tersambung ke Lubang Anus

Anggirlan terbaring lemah di RSUD Deliserdang, Lubukpakam. (Teddy Akbari-Sumut Pos)

SUMUTPOS.CO  – Hampir dua tahun Anggirlan Nasution (11), terbaring lemah di tempat tidur sembari menahan sakit. Operasi usus buntu yang dijalaninya pada April 2015 lalu, tak membawa kebaikan pada penyakit yang dideritanya. Malah kondisinya semakin parah. Anusnya kini tak berfungsi dengan normal.

===========================================================

TEDDY AKBARI, MEDAN

===========================================================

Kondisi Anggirlan, terlihat lusuh. Wajahnya tak menunjukkan keceriaan. Sorot matanya pun hampa, seperti menggambarkan kesedihan yang mendalam.

Buah hati pasangan Adlin Nasution (35), dan Mariana (32), warga Dusun VI, Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Deliserdang ini, awalnya divonis mengidap penyakit usus buntu. Dengan bermodalkan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Anggirlan dibawa ke RS Pirngadi Medan pada April 2015 lalu.

Sesampainya di rumah sakit milik Pemko Medan itu, Anggirlan diminta untuk operasi kecil. Adlin dan Mariana sempat kaget. Namun demi kesembuhan anak kedua dari tiga bersaudara ini, operasi tetap berjalan setelah pihak keluarga dan rumah sakit menuai kata sepakat.

Tepat pada 2 April 2015, Anggirlan akhirnya menjalani operasi usus buntu. Namun paskaoperasi, kondisi kesehatan Anggirlan tak menunjukkan kemajuan. Sebab, dia hampir setiap malam kerap menangis. Bahkan, menurut Mariana, makanan yang diasup buah hatinya pun keluar dari bekas jahitan operasi tersebut.

“Anak saya kesehariannya hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Tidak bisa berbuat apa-apa,” cerita Mariana kepada Sumut Pos ketika mendampingi Camat Patumbak M Arsul, Sekcam Patumbak Febry Gurusinga, Kades Marindal II Jufri Antono, dan Kadus VI Radiono yang menjenguk Anggerlan di RSUD Deliserdang, Lubukpakam, akhir pekan lalu.

Melihat asupan makanan yang keluar dari bekas jahitan operasi tersebut, Mariana kemudian melaporkannya kepada tim medis. Mendapat pengaduan itu, tim medis kemudian menyarankan agar Anggirlan menjalani operasi kembali.

“Maka empat hari kemudian, anak saya dioperasi lagi untuk yang kedua kalinya,” ungkap Mariana.

Selesailah operasi, Anggirlan memang tak lagi menangis setiap malam. Tapi, kondisi kesehatannya pun tak menunjukkan kemajuan. Pasalnya, setiap makanan yang diasup Anggirlan masih tetap keluar dari bekas jahitan operasi di perut sebelah kiri.

“Saya enggak mengerti, kenapa bisa gitu? Tapi malah pihak rumah sakit meminta anak saya dibawa pulang saja. Dirawat di rumah,” beber Mariana.

Anggirlan terbaring lemah di RSUD Deliserdang, Lubukpakam. (Teddy Akbari-Sumut Pos)

SUMUTPOS.CO  – Hampir dua tahun Anggirlan Nasution (11), terbaring lemah di tempat tidur sembari menahan sakit. Operasi usus buntu yang dijalaninya pada April 2015 lalu, tak membawa kebaikan pada penyakit yang dideritanya. Malah kondisinya semakin parah. Anusnya kini tak berfungsi dengan normal.

===========================================================

TEDDY AKBARI, MEDAN

===========================================================

Kondisi Anggirlan, terlihat lusuh. Wajahnya tak menunjukkan keceriaan. Sorot matanya pun hampa, seperti menggambarkan kesedihan yang mendalam.

Buah hati pasangan Adlin Nasution (35), dan Mariana (32), warga Dusun VI, Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Deliserdang ini, awalnya divonis mengidap penyakit usus buntu. Dengan bermodalkan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Anggirlan dibawa ke RS Pirngadi Medan pada April 2015 lalu.

Sesampainya di rumah sakit milik Pemko Medan itu, Anggirlan diminta untuk operasi kecil. Adlin dan Mariana sempat kaget. Namun demi kesembuhan anak kedua dari tiga bersaudara ini, operasi tetap berjalan setelah pihak keluarga dan rumah sakit menuai kata sepakat.

Tepat pada 2 April 2015, Anggirlan akhirnya menjalani operasi usus buntu. Namun paskaoperasi, kondisi kesehatan Anggirlan tak menunjukkan kemajuan. Sebab, dia hampir setiap malam kerap menangis. Bahkan, menurut Mariana, makanan yang diasup buah hatinya pun keluar dari bekas jahitan operasi tersebut.

“Anak saya kesehariannya hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Tidak bisa berbuat apa-apa,” cerita Mariana kepada Sumut Pos ketika mendampingi Camat Patumbak M Arsul, Sekcam Patumbak Febry Gurusinga, Kades Marindal II Jufri Antono, dan Kadus VI Radiono yang menjenguk Anggerlan di RSUD Deliserdang, Lubukpakam, akhir pekan lalu.

Melihat asupan makanan yang keluar dari bekas jahitan operasi tersebut, Mariana kemudian melaporkannya kepada tim medis. Mendapat pengaduan itu, tim medis kemudian menyarankan agar Anggirlan menjalani operasi kembali.

“Maka empat hari kemudian, anak saya dioperasi lagi untuk yang kedua kalinya,” ungkap Mariana.

Selesailah operasi, Anggirlan memang tak lagi menangis setiap malam. Tapi, kondisi kesehatannya pun tak menunjukkan kemajuan. Pasalnya, setiap makanan yang diasup Anggirlan masih tetap keluar dari bekas jahitan operasi di perut sebelah kiri.

“Saya enggak mengerti, kenapa bisa gitu? Tapi malah pihak rumah sakit meminta anak saya dibawa pulang saja. Dirawat di rumah,” beber Mariana.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/