31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Kadin Sumut Sukses Jalankan Kampung Kadin di 25 Titik Kota Medan

KAMPUNG Kadin Sumut yang diadakan di Medan Night Market jalan Adam Malik Medan.
KAMPUNG Kadin Sumut yang diadakan di Medan Night Market jalan Adam Malik Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut menggelar pelatihan pembuatan eco enzyme dan briket sampah organik yang diadakan di 25 titik Kota Medan.

Kegiatan ini bekerjasama dengan Yayasan Budaya Hijau Indonesia, Rumah Briket dan Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) yang diadakan sejak September 2020.

Wakil Ketua Umum Kadin Sumut bidang Good Corporate Governance (GCG), Corporate Social Responsibility (CSR), dan Lingkungan Hidup, Martono mengatakan.

kegiatan ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat tentang manfaat eco enzyme dan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

“Kita sudah lakukan di sebanyak 25 titik yakni pelatihan pembuatan eco enzyme dan juga diiringi dengan pelatihan pembuatan arang sehat. Tujuannya adalah mengedukasi masyarakat bahwa eco enzyme memiliki banyak sekali fungsi untuk masyarakat dan yang paling penting adalah berkontribusi untuk mengurangi jumlah sampah organik yang dihasilkan,” ujar Martono.

Antusiasme warga di tiap titik diadakannya pelatihan pembuatan eco enzyme ini, terang Martono sangat besar.

Oleh karena itu, pihaknya berharap kegiatan ini bersifat berkelanjutan sehingga masyarakat bisa mandiri dan memulai gaya hidup baru yang ramah lingkungan.

“Antusiasme kita lihat sangat besar. Makanya kita ingin di masing-masing titik ini, sifatnya berkesinambungan dan terus menerus. Jadi warga bisa dengan mandiri membuat eco enzyme di rumahnya sendiri,” tambahnya.

Dari seluruh 25 titik diadakan Kampung Kadin, terdapat tidak hanya kelurahan tetapi juga institusi pendidikan dan pemerintahan.

Martono menerangkan, sekolah-sekolah ataupun institusi pendidikan menjadi target penting bagi Kampung Kadin karena merupakan tempat belajar formal bagi SDM yang ada di Medan.

“Kita juga melakukan pelatihan ini di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, juga di instansi-instansi pemerintah,” katanya.

Martono berharap, semakin banyak masyarakat yang peduli terhadap benyaknya manfaat yang dapat diambil dari eco enzyme.

Selain itu juga dapat jumlah limbah organik yang dihasilkan.

“Semoga semakin banyak yang tahu mengenai eco enzyme ini. Perlahan-lahan kita ubah mindset dan perilaku kita dan masyarakat khususnya di Kota Medan,” katanya.

Dalam waktu dekat, Martono mengatakan, pihaknya akan mengadakan penyiraman secara serentak eco enzyme ke sungai-sungai yang ada di Kota Medan.

Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas air sungai yang ada di Medan.

“Hari bumi nanti kita juga akan adakan penyiraman eco enzyme ke sungai-sungai yang ada di Medan. Harapannya teman-teman bisa turut ikut andil dalam kegiatan tersebut, juga mengajak teman-teman lainnya. Sehingga pelan-pelan apa yang diinginkan dapat terwujud yakni perubahan mindset dan perilaku masyarakat,” katanya.

Senada dengan itu, Bathara Surya Yusuf, Ketua Yayasan Budaya Hijau Indonesia (YBHI) sekaligus fasilitator pelatihan eco enzyme pada program Kampung Kadin ini mengatakan bahwa dirinya berharap semakin banyak masyarakat yang mengerti mengenai apa itu eco enzyme dan apa pentingnya bagi kehidupan.

Eco enzyme, bagi Bathara merupakan cairan multifungsi yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti pengganti pembersih lantai, untuk mandi, obat kumur, bahkan dapat juga menghilangkan jerawat dan bekas luka.

Dalam isu yang tengah marak yakni wabah virus corona, eco enzyme, terang Bathara dapat memangsa penyebaran virus yang ada di udara sehingga udara dapat lebih bersih dan segar.

“Harapannya agar masyarakat semakin banyak yang teredukasi akan pentingnya cairan eco enzyme ini. Saat ini wabah virus corona tengah merebak sehingga sebagian besar masyarakat dilanda ketakutan yang berlebih, nah dengan eco enzyme disemprot ke udara dia bisa memangsa virus dan bakteri yang terkandung di dalam udara termasuk virus corona,” ujarnya.

Ketua Umum Umat Buddha Nusantara (UBN) Indonesia, Charles Tandoko mengatakan, dirinya mengikuti beberapa kali pelatihan yang diadakan di Kampung Kadin.

Namun dirinya tetap antusias untuk mengikuti kembali agar bisa semakin mengerti bagaimana cara membuat eco enzyme.

“Niatnya memant untuk belajar soalnya di sini kan diadakan pelatihan, jadi kita sekaligus membuka wawasan dan pelan-pelan bisa merubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan dan peduli terhadap isu-isu kerusakan lingkungan,” kata Charles.

Bagi Charles, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena dapat memberikan sosialisasi dan penyadaran terhadap masyakarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan.

“Kegiatan ini sangat baik, bisa mengedukasi dan mensosialisasikan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Karena eco enzyme ini memiliku sejuta manfaat dan berdampak sangat baik dalam pengurangan jumlah limbah organik,” pungkasnya. (trb/ila)

KAMPUNG Kadin Sumut yang diadakan di Medan Night Market jalan Adam Malik Medan.
KAMPUNG Kadin Sumut yang diadakan di Medan Night Market jalan Adam Malik Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut menggelar pelatihan pembuatan eco enzyme dan briket sampah organik yang diadakan di 25 titik Kota Medan.

Kegiatan ini bekerjasama dengan Yayasan Budaya Hijau Indonesia, Rumah Briket dan Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) yang diadakan sejak September 2020.

Wakil Ketua Umum Kadin Sumut bidang Good Corporate Governance (GCG), Corporate Social Responsibility (CSR), dan Lingkungan Hidup, Martono mengatakan.

kegiatan ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat tentang manfaat eco enzyme dan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

“Kita sudah lakukan di sebanyak 25 titik yakni pelatihan pembuatan eco enzyme dan juga diiringi dengan pelatihan pembuatan arang sehat. Tujuannya adalah mengedukasi masyarakat bahwa eco enzyme memiliki banyak sekali fungsi untuk masyarakat dan yang paling penting adalah berkontribusi untuk mengurangi jumlah sampah organik yang dihasilkan,” ujar Martono.

Antusiasme warga di tiap titik diadakannya pelatihan pembuatan eco enzyme ini, terang Martono sangat besar.

Oleh karena itu, pihaknya berharap kegiatan ini bersifat berkelanjutan sehingga masyarakat bisa mandiri dan memulai gaya hidup baru yang ramah lingkungan.

“Antusiasme kita lihat sangat besar. Makanya kita ingin di masing-masing titik ini, sifatnya berkesinambungan dan terus menerus. Jadi warga bisa dengan mandiri membuat eco enzyme di rumahnya sendiri,” tambahnya.

Dari seluruh 25 titik diadakan Kampung Kadin, terdapat tidak hanya kelurahan tetapi juga institusi pendidikan dan pemerintahan.

Martono menerangkan, sekolah-sekolah ataupun institusi pendidikan menjadi target penting bagi Kampung Kadin karena merupakan tempat belajar formal bagi SDM yang ada di Medan.

“Kita juga melakukan pelatihan ini di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, juga di instansi-instansi pemerintah,” katanya.

Martono berharap, semakin banyak masyarakat yang peduli terhadap benyaknya manfaat yang dapat diambil dari eco enzyme.

Selain itu juga dapat jumlah limbah organik yang dihasilkan.

“Semoga semakin banyak yang tahu mengenai eco enzyme ini. Perlahan-lahan kita ubah mindset dan perilaku kita dan masyarakat khususnya di Kota Medan,” katanya.

Dalam waktu dekat, Martono mengatakan, pihaknya akan mengadakan penyiraman secara serentak eco enzyme ke sungai-sungai yang ada di Kota Medan.

Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas air sungai yang ada di Medan.

“Hari bumi nanti kita juga akan adakan penyiraman eco enzyme ke sungai-sungai yang ada di Medan. Harapannya teman-teman bisa turut ikut andil dalam kegiatan tersebut, juga mengajak teman-teman lainnya. Sehingga pelan-pelan apa yang diinginkan dapat terwujud yakni perubahan mindset dan perilaku masyarakat,” katanya.

Senada dengan itu, Bathara Surya Yusuf, Ketua Yayasan Budaya Hijau Indonesia (YBHI) sekaligus fasilitator pelatihan eco enzyme pada program Kampung Kadin ini mengatakan bahwa dirinya berharap semakin banyak masyarakat yang mengerti mengenai apa itu eco enzyme dan apa pentingnya bagi kehidupan.

Eco enzyme, bagi Bathara merupakan cairan multifungsi yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti pengganti pembersih lantai, untuk mandi, obat kumur, bahkan dapat juga menghilangkan jerawat dan bekas luka.

Dalam isu yang tengah marak yakni wabah virus corona, eco enzyme, terang Bathara dapat memangsa penyebaran virus yang ada di udara sehingga udara dapat lebih bersih dan segar.

“Harapannya agar masyarakat semakin banyak yang teredukasi akan pentingnya cairan eco enzyme ini. Saat ini wabah virus corona tengah merebak sehingga sebagian besar masyarakat dilanda ketakutan yang berlebih, nah dengan eco enzyme disemprot ke udara dia bisa memangsa virus dan bakteri yang terkandung di dalam udara termasuk virus corona,” ujarnya.

Ketua Umum Umat Buddha Nusantara (UBN) Indonesia, Charles Tandoko mengatakan, dirinya mengikuti beberapa kali pelatihan yang diadakan di Kampung Kadin.

Namun dirinya tetap antusias untuk mengikuti kembali agar bisa semakin mengerti bagaimana cara membuat eco enzyme.

“Niatnya memant untuk belajar soalnya di sini kan diadakan pelatihan, jadi kita sekaligus membuka wawasan dan pelan-pelan bisa merubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan dan peduli terhadap isu-isu kerusakan lingkungan,” kata Charles.

Bagi Charles, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena dapat memberikan sosialisasi dan penyadaran terhadap masyakarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan.

“Kegiatan ini sangat baik, bisa mengedukasi dan mensosialisasikan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Karena eco enzyme ini memiliku sejuta manfaat dan berdampak sangat baik dalam pengurangan jumlah limbah organik,” pungkasnya. (trb/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/