26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

35 Persen Rumah Sakit tak Miliki Akreditasi

MEDAN- Sebanyak 35 persen rumah sakit di Indonesia tidak memiliki akreditasi, akibatnya mutu pelayanan tidak memenuhi standart International dan bisa merendahkan citra rumah sakit di masyarakat.

Pernyataan itu disampaikan Dirjen Bina Upaya Kesehatan (BUK) dr Supriyantoro saat menghadiri pelantikan Pengurus Persatuan Rumah Sakit Indonesia Sumatera Utara (Persi) di Lantai I, Hotel Santika Premiere Dyandra, Sabtu (12/5).

Berdasarkan data di Kementerian Kesehatan, paparnya, di Indonesia baru 65 persen rumah sakit yang terakreditasi. Hal inilah yang mesti didorong Persi Sumut untuk terus mendorong anggota Persi menyusun akreditas rumah sakitnya masing-masing.

“Dengan akreditasi ini, pelayanan kepada masyarakat bisa lebih baik. Maka masyarakat yang berobat ke luar negeri pasti berkurang. Indonesia juga mampu bersaing dengan negara-negara luar,” jelas Supriyantoro.

Supriyantoro menuturkan, bagi pengurus Persi Sumut yang baru periode 2012-2015, dapat menyatukan semua persepsi agar semua rumah sakit di Sumut bisa terakreditasi.

“Untuk itu Ketua Persi Sumut yang baru dilantik meningkatkan kerjanya, di mana seluruh rumah sakit bisa terakreditasi. Jika terakreditasi, maka seluruh rumah sakit di Indonesia ataupun di Sumut bisa seperti rumah sakit International,” bebernya. (jon)

MEDAN- Sebanyak 35 persen rumah sakit di Indonesia tidak memiliki akreditasi, akibatnya mutu pelayanan tidak memenuhi standart International dan bisa merendahkan citra rumah sakit di masyarakat.

Pernyataan itu disampaikan Dirjen Bina Upaya Kesehatan (BUK) dr Supriyantoro saat menghadiri pelantikan Pengurus Persatuan Rumah Sakit Indonesia Sumatera Utara (Persi) di Lantai I, Hotel Santika Premiere Dyandra, Sabtu (12/5).

Berdasarkan data di Kementerian Kesehatan, paparnya, di Indonesia baru 65 persen rumah sakit yang terakreditasi. Hal inilah yang mesti didorong Persi Sumut untuk terus mendorong anggota Persi menyusun akreditas rumah sakitnya masing-masing.

“Dengan akreditasi ini, pelayanan kepada masyarakat bisa lebih baik. Maka masyarakat yang berobat ke luar negeri pasti berkurang. Indonesia juga mampu bersaing dengan negara-negara luar,” jelas Supriyantoro.

Supriyantoro menuturkan, bagi pengurus Persi Sumut yang baru periode 2012-2015, dapat menyatukan semua persepsi agar semua rumah sakit di Sumut bisa terakreditasi.

“Untuk itu Ketua Persi Sumut yang baru dilantik meningkatkan kerjanya, di mana seluruh rumah sakit bisa terakreditasi. Jika terakreditasi, maka seluruh rumah sakit di Indonesia ataupun di Sumut bisa seperti rumah sakit International,” bebernya. (jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/