23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Keamanan di Medan Mengkhawatirkan

MEDAN- Komisioner Komisi Kepolisian  Nasional (Kompolnas), Edi Sahputra Hasibuan benar-benar sangat mengkkawatirkan kondisi keamanan di wilayah Kepolisian Resor (Polres) Kota Medan dalam beberapa hari terakhir. Karena di hari Minggu (12/5) saja, terjadi perampokan disertai pembunuhan  sadis, dengan jumlah korban tewas empat orang.

PEMBUNUHAN: Aparat kepolisian mengangkat seorang jenazah korban pembunuhan satu keluarga  Desa Pondok Tengah, Namorambe, Deliserdang, Sumatera Utara, Minggu (12/5). // aminoer rasyid/sumut pos
PEMBUNUHAN: Aparat kepolisian mengangkat seorang jenazah korban pembunuhan satu keluarga di Desa Pondok Tengah, Namorambe, Deliserdang, Sumatera Utara, Minggu (12/5). // aminoer rasyid/sumut pos

“Kriminalitas memang dapat terjadi di mana saja. Namun kasus seperti ini tidak bisa dibiarkan. Harus ada upaya-upaya dari petugas kepolisian yang berwenang di wilayah tugas masing-masing untuk meningkakan pengamanan. Jangan sampai hanya mencari-cari alasan. Karena polisi bertugas menjaga keamanan setiap warga masyarakat,” katanya kepada koran ini di Jakarta, Minggu (12/5) malam.

Karena itu menghadapi kondisi ini, Kapolda Sumut menurut Edi, harus segera turun tangan, terjun langsung guna terciptanya peningkatan kerja aparat kepolisian di lapangan. “Terutama untuk daerah-daerah yang selama ini diketahui rawan tindak kriminalitas, operasi perlu diperketat dan dilakukan berkesinambungan,” katanya.

Langkah ini diperlukan, karena diketahui Sabtu (11/5) kemarin, juga terjadi tindak pidana. Dimana seorang mahasiswa tewas setelah ditendang dari sepeda motornya oleh pelaku yang juga mengendarai sepeda motor. Sementara pada Jumat (10/5), giliran aparat Brimob tewas dianiaya. Dugaan sementara pelaku merupakan kawanan rampok jalanan.

“Jadi saya kira Kapolda dan pimpinan kepolisian di Sumut lainnya, dalam hal ini tiidak cukup hanya memberi perintah. Tapi sudah waktunya juga memberi dukungan pada bawahan. Kapolda harus bisa memotivasi, sehingga anak buah bisa meningkatkan kinerja pelayanan yang ada. Tidak boleh ada pembiaran, para pelaku harus segera ditangkap, karena Itu tugas aparat kepolisian,” katanya.

Selain itu, aparat kepolisian di Medan menurut Edi, perlu diberi pelatihan-pelatihan secara berkesinambungan, guna meningkatkan kemampuan yang ada. Baik berupa ilmu bela diri, maupun melatih kesigapan dalam bertindak cepat mengatasi persoalan yang ada.

“Polisi itu kan pelayan masyarakat. Sehingga kemampuannya saya kira memang perlu ditingkatkan setiap saat.  Kalau kedua hal ini dilakukan, maka tindak kejahatan di Sumut pasti dapat diminimalisir,” katanya.

Keluarga Kepala Dusun Dibantai

Sebelumnya, keluarga Kepala Dusun Pondok Tengah, Desa Suka Mulia Hilir Kecamatan Namorambe, Deliserdang tewas dibantai orang tak dikenal. Keluarga yang berjumlah 3 itu ditemukan dalam keadaan mengenaskan, Minggu (12/5) pagi.

Belum diketahui secara pasti motif pembantaian keluarga kepala dusun tersebut. Para korban pembunuhan tersebut adalah Patar Ginting (50), Istrinya Handayani (45) dan anak perempuan mereka Aisyah Ginting (7). Mayat Patar ditemukan duduk di teras rumahnya, dengan luka bacok di kepala, leher dan dagu. Mayat Handayani ditemukan di kamar mandi lama kondisi tanpa celana, dengan luka di perut dan leher. Sedangkan, mayat sang anak ditemukan di ruang tengah dalam kondisi luka sabetan di leher.

Peristiwa pembunuhan sadis tersebut tidak diketahui warga secara pasti, sebab rumah korban berada jauh dari rumah penduduk lainnya. Warga Dusun Pondok Tengah mengetahui pembunuhan setelah adanya pemberitahuan dari Pastina Beru Barus (56) yang tinggal di belakang rumah korban kepala dusun. Dengan cepat, kepala dusun melapor ke kepala desa dan selanjutnya melapor ke Mapolsek Namorambe.

Berita pembunuhan tersebut langsung tersebar ke seluruh warga Namorambe. Karena itu, dalam sekejab, warga Namorambe langsung berduyun-duyun mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Beberapa orang ibu-ibu langsung mengelarkan air mata begitu melihat kondisi keluarga Patar Ginting yang berprofesi sebagai tukang kusuk refleksi tersebut.

“Kami juga kaget begitu mendengar kabar kalau keluarga Patar dibantai di rumahnya. Kami menduga motif pembunuhan ini adalah perampokan, sebab Patar merupakan orang baik. Setahu kami warga disini, dia tidak pernah memiliki musuh, karena orangnya juga sangat baik,” ujar Rosma Beru Pandia (45) di lokasi kejadian kepada Sumut Pos.

Sementara itu, Pastina Beru Barus ketika ditemui di Mapolsek Namorambe mengatakan, kejadian pembunuhan tersebut diperkirakan sekitar pukul 03.00 WIB. Dijelaskan, saat kejadian, listrik di rumahnya dan rumah Patar tiba-tiba padam. Dia pun keluar untuk menghidupkan stop kontak di meteran listriknya. Tiba-tiba dia mendengar suara jeritan Handayani dari rumahnya.

“Malam sebelum kejadian, lampu rumah saya dan rumah Patar itu juga padam. Tapi, saat itu tidak ada kejadian apa-apa,” jelasnya.

Begitu juga saat kejadian, Pastina Beru Barus mengatakan bahwa listrik mereka padam secara tiba-tiba. Tapi, situasinya berbeda. Setelah menghidupkan lampu rumahnya, dia mendengar jeritan Handayani dan keributan di rumah Patar. Saat itu juga, Pastina membangunkan putranya Peristiwa (16) untuk melakukan pengecekan ke depan. Dari samping rumah Patar, ibu dan anak ini melihat sebuah mobil terparkir di jalan dalam kondisi lampu hidup. Tapi, secara tiba-tiba dia melihat beberapa bayangan orang datang mengejar. Karena ketakutan, ibu dan anak ini pun langsung berlari ke arah hutan untuk bersembunyi.

Ditambahkan, beberapa orang dari pelaku juga ikut mengejar dirinya dan anaknya. Tapi, mungkin karena kehilangan jejak, pelaku pun kembali ke mobilnya dan pergi. “Kami bersembunyi di jurang yang di belakang itu. Baru tadi pagi kami berani keluar dan menemukan Patar dan keluarganya sudah tidak bernyawa. Saya pun langsung melapor ke kepala dusun dan kepala desa baru ke kantor polisi ini,” ucapnya.

Pihak kepolisian dari Polsek Namorambe, Polres Deliserdang dan Polda Sumut pun langsung turun ke lokasi. Dua ekor anjing pelacak dan tim Inafis pun dikerahkan untuk menyelidiki kasus ini. Saat polisi melakukan penyelidikan, selain di rumah korban yang dipenuhi bercak darah, ditemukan juga bekas darah di batang pohon pisang yang berada di belakang rumah korban. Kotak infak yang sudah kosong ditemukan di bawah pohon durian. “Pelaku sengaja mematikan listrik untuk memancing korban keluar. Begitu keluar, pelaku langsung membacok kepala korban. Kemungkinan pelaku lebih dari satu orang, ini masih penyelidikan. Ada tiga saksi yang sudah kita mintai keterangan,” kata Kapolres Deli Serdang AKBP Dicky Patrianegara.

Dicky menyatakan, dugaan sementara kasus merupakan perampokan. Pelaku mengambil kotak infak yang diduga berisi sekitar Rp5 juta, yang disimpan di rumah korban. Kotak infak itu merupakan tempat donasi yang diberikan tamu untuk jasa Patar yang merupakan tukang kusuk dan ‘orang pintar’. Kotak infak yang sudah kosong itu ditemukan tak jauh dari lokasi kejadian. Sejumlah perhiasan juga diduga diambil pelaku, sebab kondisi lemari yang acak-acakan.

“Doakan kami untuk bisa mengungkap kasus ini,” harapnya. Ketiga mayat korban ini pun dibawa ke Rumah Sakit Adam Malik Medan untuk diotopsi.

Penjaga Rumah di Medan Denai Dibunuh

Sementara itu, di hari yang sama, perampokan disertai pembunuhan juga terjadi di Jalan Jermal VII Medan Denai. Korbannya adalah seorang karyawan toko kKain, Mai Rizal (36). Warga Jalan Pipit XII Kelurahan Kenangan Baru Kecamatan Percut Sei Tuan ini diduga menjadi korban keganasan pelaku perampokan. Leher Mai Rizal digorok, di tubuhnya terdapat 41 tusukan, anak dan istrinya disekap.

Peristiwa itu terjadi Minggu (12/5) sekitar pukul 03.30 WIB. Saat itu korban bersama istrinya, Mariani (29) serta tiga orang anaknya menempati rumah majikannya. Keterangan dari pihak kepolisian menyebutkan, usai dibunuh, para pelaku lalu melarikan sepeda motor korban jenis Supra X 125 BK 6482 UR, uang Rp4 juta, sejumlah perhiasan dan telepon genggam. “Perkiraan kejadiannya sekitar pukul setengah tiga pagi. Pelaku kita prediksi lebih dari 3 orang,” kata Kanit Reskrim Polsek Medan Area, AKP J Banjarnaor.

Dia mengatakan, korban ditemukan tewas dengan luka potong di leher depan dan luka tusuk di bagian punggung sebanyak 8 liang. “Dalam menjalankan aksinya, semua pelaku menggunakan sebo (penutup wajah). Modus yang dilakukan, 4 pelaku menaiki becak bermotor (betor), lalu berhenti di TKP dan langsung mencongkel pintu garasi yang terbuat dari kayu. Setelah masuk ke rumah, pelaku sempat berkelahi dan menghabisi nyawa korbannya, keempat pelaku kemudian melarikan diri. Saat ini kita masih melakukan pengejaran terhadap pelaku,” ungkapnya.

Ditemui di RSU Pirngadi, kakak kandung korban, Melinda (37) mengatakan kejadian itu bermula saat korban beserta istrinya Ani (27) dan ketiga anaknya, Rika(10), Sapira (8) dan Iman (3) tengah tertidur pulas di rumah yang sekarang ini mereka jaga (lokasi kejadian). Namun aksi itu diketahui istri korban, Ani. Tak mau aksinya diketahui orang lain tiga pelaku langsung membekap Ani ke dalam kamar tempat 3 anaknya juga tidur. Sementara itu, korban tertidur di ruangan TV terpisah dari istri dan anaknya.

“Mendengar suara gaduh dari istri dan pelaku itu, Rizal terbangun. Masih pakai sarung Rizal pun mendatangi kamar istrinya. Melihat sang istri disekap, diapun langsung melakukan pembelaan, namun saat itu pelaku langsung mengajar dan menikam korban hingga puluhan kali,” katanya.

Pihak Polsek Medan Area yang mendaftar kejadian itu langsung turun ke lokasi guna olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) selanjutnya setelah pendataan selesai, untuk kepentingan penyelidikan. Petugas kepolisian mengevakuasi mayat korban ke Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan.

Kepala kedokteran Forensik dan Mediko – Legal RSUD dr Pirngadi Medan, dr Surjit Singh, SPF, DFM, mengatakan korban mengalami luka gorokan dileher dan puluhan luka tusuk ditubuh korban. “Ini hanya pemeriksaan luar, jadi dari pemeriksaan luar yang kita lakukan, kita jumpai luka gorok dileher korban sehingga saluran pencernaan dan pernafasan terputus dan juga kita jumpai bekas luka tusukan hingga mencapai puluhan yang tidak tembus,” katanya.
Sementara H Zamzami (48) pemilik rumah mengaku korban memiliki perangai yang baik. Selain loyal bekerja, korban juga memiliki inisiatif tinggi pada setiap kerjaan.

“Rizal itulah karyawanku yang paling capek kurasa. Karena ia bukan saja mengerjai tugas toko saja, melainkan juga mau membantu saya diluar kerjaan itu, seperti dia mau mengantarkan anak saya sekolah, bahkan ia mau membantu saya untuk belanja keperluan rumah. Ia memang benar-benar rajin,” ujar Zamzami pemilik toko kain Family Usaha di Jalan Denai.

Sebagai pekerja lama yang tidak bermasalah, Rizal dipercaya menempati rumah H.Zamzami (Toke) di Jalan Jermal VII Medan Denai (lokasi Rizal tewas). Hingga rumah itu sampai laku dijual kepada Sopiyan Nasution (65) warga Denai. Sopiyan pembeli masih mempercayainya untuk menjaga rumah itu. “Betapa baiknya Rizal itu sudah laku rumah saya itu saya jual. Namun pembeli rumah saya itu senang padanya dan sehingga ia juga mempercai agar Rizal tetap menjaganya,” katanya. (gir/ial/gus/mag-13)

Medan Aman?

Posisi Mayat Keluarga Kepala Dusun

TKP: Jalan Besar Namorambe Dusun Pondok Tengah, Desa Suka Mulia Hilir Kecamatan Namorambe, Deliserdang, Minggu (12/5) pagi

  1. Patar Ginting (50)
    Ditemukan dalam posisi duduk diteras rumah dengan luka bacok di kepala, leher, dan dagu.
  2. Handayani (45)
    Ditemukan di kamar mandi dengan kondisi tanpa celana serta luka di perut dan leher.
  3. Aisyah Ginting (7)
    Ditemukan di ruang tengah dengan kondisi luka sabetan di leher.

Posisi Mayat di Medan Denai
TKP: Jalan Jermal VII Medan Denai, Minggu (12/5) pagi

Mai Rizal (36)
Ditemukan di garasi mobil dengan leher digorok dan di tubuhnya terdapat 41 tusukan

MEDAN- Komisioner Komisi Kepolisian  Nasional (Kompolnas), Edi Sahputra Hasibuan benar-benar sangat mengkkawatirkan kondisi keamanan di wilayah Kepolisian Resor (Polres) Kota Medan dalam beberapa hari terakhir. Karena di hari Minggu (12/5) saja, terjadi perampokan disertai pembunuhan  sadis, dengan jumlah korban tewas empat orang.

PEMBUNUHAN: Aparat kepolisian mengangkat seorang jenazah korban pembunuhan satu keluarga  Desa Pondok Tengah, Namorambe, Deliserdang, Sumatera Utara, Minggu (12/5). // aminoer rasyid/sumut pos
PEMBUNUHAN: Aparat kepolisian mengangkat seorang jenazah korban pembunuhan satu keluarga di Desa Pondok Tengah, Namorambe, Deliserdang, Sumatera Utara, Minggu (12/5). // aminoer rasyid/sumut pos

“Kriminalitas memang dapat terjadi di mana saja. Namun kasus seperti ini tidak bisa dibiarkan. Harus ada upaya-upaya dari petugas kepolisian yang berwenang di wilayah tugas masing-masing untuk meningkakan pengamanan. Jangan sampai hanya mencari-cari alasan. Karena polisi bertugas menjaga keamanan setiap warga masyarakat,” katanya kepada koran ini di Jakarta, Minggu (12/5) malam.

Karena itu menghadapi kondisi ini, Kapolda Sumut menurut Edi, harus segera turun tangan, terjun langsung guna terciptanya peningkatan kerja aparat kepolisian di lapangan. “Terutama untuk daerah-daerah yang selama ini diketahui rawan tindak kriminalitas, operasi perlu diperketat dan dilakukan berkesinambungan,” katanya.

Langkah ini diperlukan, karena diketahui Sabtu (11/5) kemarin, juga terjadi tindak pidana. Dimana seorang mahasiswa tewas setelah ditendang dari sepeda motornya oleh pelaku yang juga mengendarai sepeda motor. Sementara pada Jumat (10/5), giliran aparat Brimob tewas dianiaya. Dugaan sementara pelaku merupakan kawanan rampok jalanan.

“Jadi saya kira Kapolda dan pimpinan kepolisian di Sumut lainnya, dalam hal ini tiidak cukup hanya memberi perintah. Tapi sudah waktunya juga memberi dukungan pada bawahan. Kapolda harus bisa memotivasi, sehingga anak buah bisa meningkatkan kinerja pelayanan yang ada. Tidak boleh ada pembiaran, para pelaku harus segera ditangkap, karena Itu tugas aparat kepolisian,” katanya.

Selain itu, aparat kepolisian di Medan menurut Edi, perlu diberi pelatihan-pelatihan secara berkesinambungan, guna meningkatkan kemampuan yang ada. Baik berupa ilmu bela diri, maupun melatih kesigapan dalam bertindak cepat mengatasi persoalan yang ada.

“Polisi itu kan pelayan masyarakat. Sehingga kemampuannya saya kira memang perlu ditingkatkan setiap saat.  Kalau kedua hal ini dilakukan, maka tindak kejahatan di Sumut pasti dapat diminimalisir,” katanya.

Keluarga Kepala Dusun Dibantai

Sebelumnya, keluarga Kepala Dusun Pondok Tengah, Desa Suka Mulia Hilir Kecamatan Namorambe, Deliserdang tewas dibantai orang tak dikenal. Keluarga yang berjumlah 3 itu ditemukan dalam keadaan mengenaskan, Minggu (12/5) pagi.

Belum diketahui secara pasti motif pembantaian keluarga kepala dusun tersebut. Para korban pembunuhan tersebut adalah Patar Ginting (50), Istrinya Handayani (45) dan anak perempuan mereka Aisyah Ginting (7). Mayat Patar ditemukan duduk di teras rumahnya, dengan luka bacok di kepala, leher dan dagu. Mayat Handayani ditemukan di kamar mandi lama kondisi tanpa celana, dengan luka di perut dan leher. Sedangkan, mayat sang anak ditemukan di ruang tengah dalam kondisi luka sabetan di leher.

Peristiwa pembunuhan sadis tersebut tidak diketahui warga secara pasti, sebab rumah korban berada jauh dari rumah penduduk lainnya. Warga Dusun Pondok Tengah mengetahui pembunuhan setelah adanya pemberitahuan dari Pastina Beru Barus (56) yang tinggal di belakang rumah korban kepala dusun. Dengan cepat, kepala dusun melapor ke kepala desa dan selanjutnya melapor ke Mapolsek Namorambe.

Berita pembunuhan tersebut langsung tersebar ke seluruh warga Namorambe. Karena itu, dalam sekejab, warga Namorambe langsung berduyun-duyun mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Beberapa orang ibu-ibu langsung mengelarkan air mata begitu melihat kondisi keluarga Patar Ginting yang berprofesi sebagai tukang kusuk refleksi tersebut.

“Kami juga kaget begitu mendengar kabar kalau keluarga Patar dibantai di rumahnya. Kami menduga motif pembunuhan ini adalah perampokan, sebab Patar merupakan orang baik. Setahu kami warga disini, dia tidak pernah memiliki musuh, karena orangnya juga sangat baik,” ujar Rosma Beru Pandia (45) di lokasi kejadian kepada Sumut Pos.

Sementara itu, Pastina Beru Barus ketika ditemui di Mapolsek Namorambe mengatakan, kejadian pembunuhan tersebut diperkirakan sekitar pukul 03.00 WIB. Dijelaskan, saat kejadian, listrik di rumahnya dan rumah Patar tiba-tiba padam. Dia pun keluar untuk menghidupkan stop kontak di meteran listriknya. Tiba-tiba dia mendengar suara jeritan Handayani dari rumahnya.

“Malam sebelum kejadian, lampu rumah saya dan rumah Patar itu juga padam. Tapi, saat itu tidak ada kejadian apa-apa,” jelasnya.

Begitu juga saat kejadian, Pastina Beru Barus mengatakan bahwa listrik mereka padam secara tiba-tiba. Tapi, situasinya berbeda. Setelah menghidupkan lampu rumahnya, dia mendengar jeritan Handayani dan keributan di rumah Patar. Saat itu juga, Pastina membangunkan putranya Peristiwa (16) untuk melakukan pengecekan ke depan. Dari samping rumah Patar, ibu dan anak ini melihat sebuah mobil terparkir di jalan dalam kondisi lampu hidup. Tapi, secara tiba-tiba dia melihat beberapa bayangan orang datang mengejar. Karena ketakutan, ibu dan anak ini pun langsung berlari ke arah hutan untuk bersembunyi.

Ditambahkan, beberapa orang dari pelaku juga ikut mengejar dirinya dan anaknya. Tapi, mungkin karena kehilangan jejak, pelaku pun kembali ke mobilnya dan pergi. “Kami bersembunyi di jurang yang di belakang itu. Baru tadi pagi kami berani keluar dan menemukan Patar dan keluarganya sudah tidak bernyawa. Saya pun langsung melapor ke kepala dusun dan kepala desa baru ke kantor polisi ini,” ucapnya.

Pihak kepolisian dari Polsek Namorambe, Polres Deliserdang dan Polda Sumut pun langsung turun ke lokasi. Dua ekor anjing pelacak dan tim Inafis pun dikerahkan untuk menyelidiki kasus ini. Saat polisi melakukan penyelidikan, selain di rumah korban yang dipenuhi bercak darah, ditemukan juga bekas darah di batang pohon pisang yang berada di belakang rumah korban. Kotak infak yang sudah kosong ditemukan di bawah pohon durian. “Pelaku sengaja mematikan listrik untuk memancing korban keluar. Begitu keluar, pelaku langsung membacok kepala korban. Kemungkinan pelaku lebih dari satu orang, ini masih penyelidikan. Ada tiga saksi yang sudah kita mintai keterangan,” kata Kapolres Deli Serdang AKBP Dicky Patrianegara.

Dicky menyatakan, dugaan sementara kasus merupakan perampokan. Pelaku mengambil kotak infak yang diduga berisi sekitar Rp5 juta, yang disimpan di rumah korban. Kotak infak itu merupakan tempat donasi yang diberikan tamu untuk jasa Patar yang merupakan tukang kusuk dan ‘orang pintar’. Kotak infak yang sudah kosong itu ditemukan tak jauh dari lokasi kejadian. Sejumlah perhiasan juga diduga diambil pelaku, sebab kondisi lemari yang acak-acakan.

“Doakan kami untuk bisa mengungkap kasus ini,” harapnya. Ketiga mayat korban ini pun dibawa ke Rumah Sakit Adam Malik Medan untuk diotopsi.

Penjaga Rumah di Medan Denai Dibunuh

Sementara itu, di hari yang sama, perampokan disertai pembunuhan juga terjadi di Jalan Jermal VII Medan Denai. Korbannya adalah seorang karyawan toko kKain, Mai Rizal (36). Warga Jalan Pipit XII Kelurahan Kenangan Baru Kecamatan Percut Sei Tuan ini diduga menjadi korban keganasan pelaku perampokan. Leher Mai Rizal digorok, di tubuhnya terdapat 41 tusukan, anak dan istrinya disekap.

Peristiwa itu terjadi Minggu (12/5) sekitar pukul 03.30 WIB. Saat itu korban bersama istrinya, Mariani (29) serta tiga orang anaknya menempati rumah majikannya. Keterangan dari pihak kepolisian menyebutkan, usai dibunuh, para pelaku lalu melarikan sepeda motor korban jenis Supra X 125 BK 6482 UR, uang Rp4 juta, sejumlah perhiasan dan telepon genggam. “Perkiraan kejadiannya sekitar pukul setengah tiga pagi. Pelaku kita prediksi lebih dari 3 orang,” kata Kanit Reskrim Polsek Medan Area, AKP J Banjarnaor.

Dia mengatakan, korban ditemukan tewas dengan luka potong di leher depan dan luka tusuk di bagian punggung sebanyak 8 liang. “Dalam menjalankan aksinya, semua pelaku menggunakan sebo (penutup wajah). Modus yang dilakukan, 4 pelaku menaiki becak bermotor (betor), lalu berhenti di TKP dan langsung mencongkel pintu garasi yang terbuat dari kayu. Setelah masuk ke rumah, pelaku sempat berkelahi dan menghabisi nyawa korbannya, keempat pelaku kemudian melarikan diri. Saat ini kita masih melakukan pengejaran terhadap pelaku,” ungkapnya.

Ditemui di RSU Pirngadi, kakak kandung korban, Melinda (37) mengatakan kejadian itu bermula saat korban beserta istrinya Ani (27) dan ketiga anaknya, Rika(10), Sapira (8) dan Iman (3) tengah tertidur pulas di rumah yang sekarang ini mereka jaga (lokasi kejadian). Namun aksi itu diketahui istri korban, Ani. Tak mau aksinya diketahui orang lain tiga pelaku langsung membekap Ani ke dalam kamar tempat 3 anaknya juga tidur. Sementara itu, korban tertidur di ruangan TV terpisah dari istri dan anaknya.

“Mendengar suara gaduh dari istri dan pelaku itu, Rizal terbangun. Masih pakai sarung Rizal pun mendatangi kamar istrinya. Melihat sang istri disekap, diapun langsung melakukan pembelaan, namun saat itu pelaku langsung mengajar dan menikam korban hingga puluhan kali,” katanya.

Pihak Polsek Medan Area yang mendaftar kejadian itu langsung turun ke lokasi guna olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) selanjutnya setelah pendataan selesai, untuk kepentingan penyelidikan. Petugas kepolisian mengevakuasi mayat korban ke Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan.

Kepala kedokteran Forensik dan Mediko – Legal RSUD dr Pirngadi Medan, dr Surjit Singh, SPF, DFM, mengatakan korban mengalami luka gorokan dileher dan puluhan luka tusuk ditubuh korban. “Ini hanya pemeriksaan luar, jadi dari pemeriksaan luar yang kita lakukan, kita jumpai luka gorok dileher korban sehingga saluran pencernaan dan pernafasan terputus dan juga kita jumpai bekas luka tusukan hingga mencapai puluhan yang tidak tembus,” katanya.
Sementara H Zamzami (48) pemilik rumah mengaku korban memiliki perangai yang baik. Selain loyal bekerja, korban juga memiliki inisiatif tinggi pada setiap kerjaan.

“Rizal itulah karyawanku yang paling capek kurasa. Karena ia bukan saja mengerjai tugas toko saja, melainkan juga mau membantu saya diluar kerjaan itu, seperti dia mau mengantarkan anak saya sekolah, bahkan ia mau membantu saya untuk belanja keperluan rumah. Ia memang benar-benar rajin,” ujar Zamzami pemilik toko kain Family Usaha di Jalan Denai.

Sebagai pekerja lama yang tidak bermasalah, Rizal dipercaya menempati rumah H.Zamzami (Toke) di Jalan Jermal VII Medan Denai (lokasi Rizal tewas). Hingga rumah itu sampai laku dijual kepada Sopiyan Nasution (65) warga Denai. Sopiyan pembeli masih mempercayainya untuk menjaga rumah itu. “Betapa baiknya Rizal itu sudah laku rumah saya itu saya jual. Namun pembeli rumah saya itu senang padanya dan sehingga ia juga mempercai agar Rizal tetap menjaganya,” katanya. (gir/ial/gus/mag-13)

Medan Aman?

Posisi Mayat Keluarga Kepala Dusun

TKP: Jalan Besar Namorambe Dusun Pondok Tengah, Desa Suka Mulia Hilir Kecamatan Namorambe, Deliserdang, Minggu (12/5) pagi

  1. Patar Ginting (50)
    Ditemukan dalam posisi duduk diteras rumah dengan luka bacok di kepala, leher, dan dagu.
  2. Handayani (45)
    Ditemukan di kamar mandi dengan kondisi tanpa celana serta luka di perut dan leher.
  3. Aisyah Ginting (7)
    Ditemukan di ruang tengah dengan kondisi luka sabetan di leher.

Posisi Mayat di Medan Denai
TKP: Jalan Jermal VII Medan Denai, Minggu (12/5) pagi

Mai Rizal (36)
Ditemukan di garasi mobil dengan leher digorok dan di tubuhnya terdapat 41 tusukan

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/