26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Hari Pertama SNMPTN Berlangsung Lancar

Penyandang Tunanetra Belum Leluasa

MEDAN-Lima penyandang tuna netra peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Universitas Negeri Medan (Unimed) tetap bersemangat. Di sisi mereka ada seorang pendamping untuk membacakan soal ujian dan membantu mengisi lembar jawaban. Sayang, mereka tampak tak leluasa dengan kondisi tersebut.

Pasalnya, kelima peserta berkebutuhan khusus itu tidak ujian di ruangan khusus. Hal ini membuat kekhususan mereka menjadi perhatian peserta lain. Setidaknya, soal ujian yang harus dibacakan pendamping dan jawaban yang mereka berikan tentunya menghasilkan suara. Ketidakleluasaan peserta tunanetra ini diakui langsung oleh Rektor Unimed Prof Dr Ibnu Hajar Damanik. “Perlu juga direncanakan tempat khusus kepada peserta seperti ini sehingga dapat lebih tenang ketika menyelesaikan jawabannya,” ungkap sang rektor saat memantau pelaksanaan SNMPTN di Unimed, Selsa (12/6).

Lima peserta berkebutuhan khusus itu merupakan peserta yang tergabung dalam  19.116 calon mahasiswa yang mendaftar di Unimed. Adapun kelima calon mahasiswa tersebut yakni Roma Siska T yang megikuti ujian di gedung Serba Guna, Timson Aritonang dan Ririn Sianipar keduanya ujian di Fakultas Ilmu Sosial, Tetty Uli Resti N ujian di Fakultas Teknik, dan Landes Soaloon di Fakultas Ilmu Pendidikan.

Rektor juga menyampaikan niatnya untuk membawakan usulan pengadaan naskah soal dengan huruf braille pada rapat SNMPTN di pertemuan Forum Rektor Perguruan Tinggi Negeri.

Sedangkan ketua panitia Lokal 14 Universitas Negeri Medan Prof Dr Khairil Ansari didampingi Humas Unimed Tapil Rambe menambahkan, 19.116 peserta itu terbagi atas kategori IPA 4.863, IPS 7.783 dan IPC 6.471. Mereka tersebar di Kampus Unimed, IAIN SU, dan UMSU serta beberapa sekolah yang berada di sekitar lokasi ujian.

Pengawas yang diturunkan, ungkap Khairil, sebanyak 2.000 orang dan melaksanakan tugasnya sejak naskah soal masuk untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan dengan pengawalan ketat petugas kepolisian.

Lebih lanjut Khairil memastikan bahwa tidak ada peserta dengan nomor ganda karena peserta telah lebih baik ketika melakukan pendaftaran melalui internet. “Alhamdulillah peserta telah paham prosesnya,” ungkap Khairil.

Sementara itu, sebanyak 151 personel kepolisian turut awasi pelaksanaan hari pertama SNMPTN USU dan Unimed. Pengawasan tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan adanya tindak kecurangan yang terjadi dalam pelaksanaan SNMPTN yang diselenggarakan 12-13 Juni 2012.
Hal ini disampaikan Rektor Universitas Sumatarea Utara (USU) Prof Syahril Pasaribu, beserta Kapolresta Medan, Kombes Pol Monang Situmorang, saat melakukan peninjauan ujian SNMPTN jalur tulis di SMA Bhayangkari Jalan KH Wahid Hasyim Medan, Selasa (12/6).

“Untuk pengamanan pelaksanaan SNMPTN selain melibatkan pengamanan dari internal kita juga meminta bantuan dari aparatur kepolisian untuk mencegah bentuk kecurangan dalam pelaksanaannya,” ucapnya Syahril.

Dalam kesempatan itu Syahril mengakui jika pelaksanaan ujian SNMPTN hari pertama berjalan lancar tanpa ada kendala. Hal itu dibenarkan Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang. “Selain petugas berpakaian dinas kita juga menempatkan personil berpakaian sipil,”sebut Monang.
Kapolresta juga mengakui tidak menemukan adanya bentuk kecurangan dalam pelaksanaan ujian SNMPTN hari pertama.

57 Peserta Tidak Hadir

Sementara pantauan di lokasi, rektor dan jajaran pembantu rektor, serta Kapolresta mengunjungi tiga lokasi ujian yakni di SMP/SMU Bhayangkari, Auditorium USU, dan Fakultas Hukum USU.

Di SMP/SMU Bhayangkari, yang mana lokasi tersebut menyediakan daya tampung 360 orang, yang terbagi dalam 18 ruangan. Di ruang Auditorium A, sektor II- IPA dengan daya tampung 400 yang terbagi dalam delapan ruangan, sedangkan Auditorium sektor III-IPS menyediakan daya tampung 200 peserta yang terbagi dalam empat ruangan.

Sementara untuk Fakultas Hukum dengan total 1020 peserta dan 57 diantaranya tidak hadir.
Dalam kesempatan itu salah satu peserta ujian Fanny mengaku, SNMPTN tahun ini adalah kesempatan kedua kali yang dilakukannya setelah pada tahun sebelumnya Fanny tidak lulus mengambil Fakultas Kedokteran USU.

“Tahun ini pilihan utama saya yakni Farmasi UGM, dan Kedua Farmasi ITB. Semoga saja kesempatan kedua ini bisa lulus,” ujar wanita lulusan  Santo Thomas 1.

Penambahan Kuota 10 Persen tak Masalah

Terkait penambahan kuota bagi mahasiswa baru sebanyak 10 persen dari tahun sebelumnya ditanggapi potof oleh pihak USU dan Unimed. Rektor Unimed Prof Ibnu Hajar menganggap kebijakan pemerintah melalui Kemdikbud tersebut adalah instruksi yang harus dijalankan dengan optimal. “Untuk tahun ini memang ada penambahan kuota 10 persen, yang mana dari 5000 an kursi pada tahun 2011 menjadi 5500 kursi pada 2012. Dengan adanya penambahan ini kita optimalkan yang ada saat ini sebelum dilengkapinya seluruh fasilitas,”ujar Ibnu.

Untuk menyiasati jumlah dosen bilang Ibnu, Unimed akan memanfaatkan para dosen yang memiliki jumlah jam mengajar yang kosong. Sedangkan untuk keterbatasan ruang mengajar Unimed akan menyikapi dengan mencoba menata secara baik serta layak untuk digunakan.Dalam kesempatan itu, Ibnu juga mengakui pihaknya telah berdiskusi dengan Menteri Pendidikan terkait adanya rencana pembangunan gedung dan penambahan dosen yang akan disediakan kementrian pada 2013 mendatang.

“Mudah-mudahan saja pada 2013, penambahan gedung dan penyediaan dosen oleh Kementrian bisa terealisasi,”ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Pembantu Rektor I USU, Prof Zulkifli Nasution. Zulkifli mengaku, jika USU siap dengan penambahan jumlah kuota kursi mahasiswa baru untuk menggenjot Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi, asalkan disesuaikan dengan jumlah dosen, gedung, dan sarana lainnya. “Ini karena sudah perintah pusat, tapi kita tetap menyesuaikan dengan jumlah dosen gedung yang ada di kampus ini,”sebutnya. (uma/gus)

Penyandang Tunanetra Belum Leluasa

MEDAN-Lima penyandang tuna netra peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Universitas Negeri Medan (Unimed) tetap bersemangat. Di sisi mereka ada seorang pendamping untuk membacakan soal ujian dan membantu mengisi lembar jawaban. Sayang, mereka tampak tak leluasa dengan kondisi tersebut.

Pasalnya, kelima peserta berkebutuhan khusus itu tidak ujian di ruangan khusus. Hal ini membuat kekhususan mereka menjadi perhatian peserta lain. Setidaknya, soal ujian yang harus dibacakan pendamping dan jawaban yang mereka berikan tentunya menghasilkan suara. Ketidakleluasaan peserta tunanetra ini diakui langsung oleh Rektor Unimed Prof Dr Ibnu Hajar Damanik. “Perlu juga direncanakan tempat khusus kepada peserta seperti ini sehingga dapat lebih tenang ketika menyelesaikan jawabannya,” ungkap sang rektor saat memantau pelaksanaan SNMPTN di Unimed, Selsa (12/6).

Lima peserta berkebutuhan khusus itu merupakan peserta yang tergabung dalam  19.116 calon mahasiswa yang mendaftar di Unimed. Adapun kelima calon mahasiswa tersebut yakni Roma Siska T yang megikuti ujian di gedung Serba Guna, Timson Aritonang dan Ririn Sianipar keduanya ujian di Fakultas Ilmu Sosial, Tetty Uli Resti N ujian di Fakultas Teknik, dan Landes Soaloon di Fakultas Ilmu Pendidikan.

Rektor juga menyampaikan niatnya untuk membawakan usulan pengadaan naskah soal dengan huruf braille pada rapat SNMPTN di pertemuan Forum Rektor Perguruan Tinggi Negeri.

Sedangkan ketua panitia Lokal 14 Universitas Negeri Medan Prof Dr Khairil Ansari didampingi Humas Unimed Tapil Rambe menambahkan, 19.116 peserta itu terbagi atas kategori IPA 4.863, IPS 7.783 dan IPC 6.471. Mereka tersebar di Kampus Unimed, IAIN SU, dan UMSU serta beberapa sekolah yang berada di sekitar lokasi ujian.

Pengawas yang diturunkan, ungkap Khairil, sebanyak 2.000 orang dan melaksanakan tugasnya sejak naskah soal masuk untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan dengan pengawalan ketat petugas kepolisian.

Lebih lanjut Khairil memastikan bahwa tidak ada peserta dengan nomor ganda karena peserta telah lebih baik ketika melakukan pendaftaran melalui internet. “Alhamdulillah peserta telah paham prosesnya,” ungkap Khairil.

Sementara itu, sebanyak 151 personel kepolisian turut awasi pelaksanaan hari pertama SNMPTN USU dan Unimed. Pengawasan tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan adanya tindak kecurangan yang terjadi dalam pelaksanaan SNMPTN yang diselenggarakan 12-13 Juni 2012.
Hal ini disampaikan Rektor Universitas Sumatarea Utara (USU) Prof Syahril Pasaribu, beserta Kapolresta Medan, Kombes Pol Monang Situmorang, saat melakukan peninjauan ujian SNMPTN jalur tulis di SMA Bhayangkari Jalan KH Wahid Hasyim Medan, Selasa (12/6).

“Untuk pengamanan pelaksanaan SNMPTN selain melibatkan pengamanan dari internal kita juga meminta bantuan dari aparatur kepolisian untuk mencegah bentuk kecurangan dalam pelaksanaannya,” ucapnya Syahril.

Dalam kesempatan itu Syahril mengakui jika pelaksanaan ujian SNMPTN hari pertama berjalan lancar tanpa ada kendala. Hal itu dibenarkan Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang. “Selain petugas berpakaian dinas kita juga menempatkan personil berpakaian sipil,”sebut Monang.
Kapolresta juga mengakui tidak menemukan adanya bentuk kecurangan dalam pelaksanaan ujian SNMPTN hari pertama.

57 Peserta Tidak Hadir

Sementara pantauan di lokasi, rektor dan jajaran pembantu rektor, serta Kapolresta mengunjungi tiga lokasi ujian yakni di SMP/SMU Bhayangkari, Auditorium USU, dan Fakultas Hukum USU.

Di SMP/SMU Bhayangkari, yang mana lokasi tersebut menyediakan daya tampung 360 orang, yang terbagi dalam 18 ruangan. Di ruang Auditorium A, sektor II- IPA dengan daya tampung 400 yang terbagi dalam delapan ruangan, sedangkan Auditorium sektor III-IPS menyediakan daya tampung 200 peserta yang terbagi dalam empat ruangan.

Sementara untuk Fakultas Hukum dengan total 1020 peserta dan 57 diantaranya tidak hadir.
Dalam kesempatan itu salah satu peserta ujian Fanny mengaku, SNMPTN tahun ini adalah kesempatan kedua kali yang dilakukannya setelah pada tahun sebelumnya Fanny tidak lulus mengambil Fakultas Kedokteran USU.

“Tahun ini pilihan utama saya yakni Farmasi UGM, dan Kedua Farmasi ITB. Semoga saja kesempatan kedua ini bisa lulus,” ujar wanita lulusan  Santo Thomas 1.

Penambahan Kuota 10 Persen tak Masalah

Terkait penambahan kuota bagi mahasiswa baru sebanyak 10 persen dari tahun sebelumnya ditanggapi potof oleh pihak USU dan Unimed. Rektor Unimed Prof Ibnu Hajar menganggap kebijakan pemerintah melalui Kemdikbud tersebut adalah instruksi yang harus dijalankan dengan optimal. “Untuk tahun ini memang ada penambahan kuota 10 persen, yang mana dari 5000 an kursi pada tahun 2011 menjadi 5500 kursi pada 2012. Dengan adanya penambahan ini kita optimalkan yang ada saat ini sebelum dilengkapinya seluruh fasilitas,”ujar Ibnu.

Untuk menyiasati jumlah dosen bilang Ibnu, Unimed akan memanfaatkan para dosen yang memiliki jumlah jam mengajar yang kosong. Sedangkan untuk keterbatasan ruang mengajar Unimed akan menyikapi dengan mencoba menata secara baik serta layak untuk digunakan.Dalam kesempatan itu, Ibnu juga mengakui pihaknya telah berdiskusi dengan Menteri Pendidikan terkait adanya rencana pembangunan gedung dan penambahan dosen yang akan disediakan kementrian pada 2013 mendatang.

“Mudah-mudahan saja pada 2013, penambahan gedung dan penyediaan dosen oleh Kementrian bisa terealisasi,”ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Pembantu Rektor I USU, Prof Zulkifli Nasution. Zulkifli mengaku, jika USU siap dengan penambahan jumlah kuota kursi mahasiswa baru untuk menggenjot Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi, asalkan disesuaikan dengan jumlah dosen, gedung, dan sarana lainnya. “Ini karena sudah perintah pusat, tapi kita tetap menyesuaikan dengan jumlah dosen gedung yang ada di kampus ini,”sebutnya. (uma/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/