Program pengendalian kependudukan ada program di hulu. Sehingga, kalau program ini tidak berhasil akan berpengaruh pada program pembangunan. “Karena tingkat perekonomiam bergantung juga pada jumlah penduduk,” katanya.
Untuk itu saat ini BKKBN sedang fokus pada Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang arah kebijakan dan strategi pembangunan kependudukan dan KB diantaranya penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang memadai.
Bicara soal kesehatan produksi (kespro), dr Beni menyebut kebanyakan masalah kesehatan reproruksi terjadi akibat hubungan bebas remaja. Berdasarkan data yang dia dapat, 80 persen hubungan intim si anak terjadi di rumah. “Kenapa, karena rumahnya kosong. Nah makanya perlu pendidikan karakter keluarga. Sekolah terbaik bagi anak adalah keluarganya, madrasah terbaik bagi keluarga ada orangtuanya,” ungkap dr Beni.
Dia menerangkan pentingnya menjaga Kespro. Dari perspektif kesehatan dengan menjaga Kespro relevansinya ada pada kesehatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), termasuk PMS dan HIV/AIDS.
“Sementara itu dari sudut pandang KB menjaga kesehatan organ reproduksi adalah untuk pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi, pencegahan dan penanganan Infertilitas (mandul) dan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Simpelnya, keluarga yang bahagia adalah keluarga yang sehat mulai dari orangtuanya dan anak-anaknya,” terang Beni.
Sementara itu, Sri Rahayu Sanusi, dalam paparannya mengatakan dampak overpopulasi relevansinya pada sumber daya alam. Peningkatan pertumbuhan pendudukan sudah tentu berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan SDA. “Padahal, SDA itu ada batasannya. Bagaimana caranya ya itu dilakukan pengendalian populasi dengan Program KB,” katanya.
Begitupun, menurutnya ada stigma yang harus diputus. Suami juga harus ikut berperan dalam menjaga kesehatan istri. “Artinya, bila si istri tidak mampu untuk memakai alkon KB, suami lah yang menggunakan. Tujuannya agar angka kelahiran diatur, ibu sehat, lahir keluarga yang sejahtera. Karena padadasarnya peningkatan jumlah anggota keluarga pasti dibarengi peningkatan biaya hidup, seperti kebutuhan makanan dan pendidikan,” pungkansya. (dvs/azw)