27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Para Pekerja Mengaku Sakit saat ‘Melayani’

Foto: Gatha Ginting/PM Para homo yang terjaring saat penggerebekan di kos-kosan Jalan Garpu Ayahanda Medan, dimintai keterangan di Polsek Medan Baru.

Foto: Gatha Ginting/PM
Para homo yang terjaring saat penggerebekan di kos-kosan Jalan Garpu Ayahanda Medan, dimintai keterangan di Polsek Medan Baru.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk melakoni pekerjaan sebagai penjaja jasa seks khusus pria sesama jenis bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, aktifitas itu terus dilakoni oleh para pekerja yang mengaku tak memiliki pilihan lain hingga mereka tetap menjalankan kegiatan tersebut.

Dari ke 4 pekerja, Ahmad Dadang merupakan sosok paling favorit bagi pelanggan. Dari fisik, ia terlihat putih, bersih dan tampan. Bentuk tubuhnya atletis membuatnya menjadi ‘bintang’ dibanding rekan kerjanya yang lain.

Hal itu dikatakan Rudi lantaran setiap pelanggan datang, Ahmad lah yang paling sering diminta untuk melayani baik kusuk, lulur, totok wajah bahkan sodomi.

“Yang paling sering dipakai pelanggan ya Ahmad bang, aku juga tak tahu kenapa. Mungkin ada sesuatu yang menarik dari dia itu sehingga buat pelanggan tertarik sama dia,” kata Rudi selaku bos usaha terselubung tersebut.

Ahmad Dadang sendiri saat ditemui mengisahkan sepak terjangnya menjadi penjaja seks untuk sejenisnya. Untuk urusan sodomi, ia sudah sering disodomi pelanggan. Baginya itu bukan pekerjaan mudah, karena harus merasakan sakit luar biasa.

“Sudah sejak SMAlah kalau aku. Itu kalau disodomi ya sakit. Sakitnya luar biasa lho bang. Cuma namanya sudah kerjaan ya dinikmati aja. Karena kita dibayar untuk disodomi,” kata Ahmad.

Soal rasa sakit yang dialami saat disodomi pun dibenarkan Joni, Syapii dan Gunawan. Rasa perih tak terlepas dari para pekerja seks khusus sesama pria ini saat disodomi. (wel/bd)

Foto: Gatha Ginting/PM Para homo yang terjaring saat penggerebekan di kos-kosan Jalan Garpu Ayahanda Medan, dimintai keterangan di Polsek Medan Baru.

Foto: Gatha Ginting/PM
Para homo yang terjaring saat penggerebekan di kos-kosan Jalan Garpu Ayahanda Medan, dimintai keterangan di Polsek Medan Baru.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk melakoni pekerjaan sebagai penjaja jasa seks khusus pria sesama jenis bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, aktifitas itu terus dilakoni oleh para pekerja yang mengaku tak memiliki pilihan lain hingga mereka tetap menjalankan kegiatan tersebut.

Dari ke 4 pekerja, Ahmad Dadang merupakan sosok paling favorit bagi pelanggan. Dari fisik, ia terlihat putih, bersih dan tampan. Bentuk tubuhnya atletis membuatnya menjadi ‘bintang’ dibanding rekan kerjanya yang lain.

Hal itu dikatakan Rudi lantaran setiap pelanggan datang, Ahmad lah yang paling sering diminta untuk melayani baik kusuk, lulur, totok wajah bahkan sodomi.

“Yang paling sering dipakai pelanggan ya Ahmad bang, aku juga tak tahu kenapa. Mungkin ada sesuatu yang menarik dari dia itu sehingga buat pelanggan tertarik sama dia,” kata Rudi selaku bos usaha terselubung tersebut.

Ahmad Dadang sendiri saat ditemui mengisahkan sepak terjangnya menjadi penjaja seks untuk sejenisnya. Untuk urusan sodomi, ia sudah sering disodomi pelanggan. Baginya itu bukan pekerjaan mudah, karena harus merasakan sakit luar biasa.

“Sudah sejak SMAlah kalau aku. Itu kalau disodomi ya sakit. Sakitnya luar biasa lho bang. Cuma namanya sudah kerjaan ya dinikmati aja. Karena kita dibayar untuk disodomi,” kata Ahmad.

Soal rasa sakit yang dialami saat disodomi pun dibenarkan Joni, Syapii dan Gunawan. Rasa perih tak terlepas dari para pekerja seks khusus sesama pria ini saat disodomi. (wel/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/