MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat disambangi ke kos-kosan Jl. Garpu No 27, lokasi penggrebekan prostitusi terselubung, sekitar lokasi kos-kosan tampak sepi. Kos-kosan itu terdiri dari 20 kamar kos. Gedungnya berlantai III dan mayoritas dihuni oleh orang-orang yang telah berkeluarga.
Di lokasi kos-kosan tersebut, salah satu penghuni Maya boru Simanjuntak (37) mengatakan jika pemilik kos tak berada di Medan melainkan di luar kota. Untuk itu, kos-kosan tersebut dipercaya untuk dikelola oleh seseorang yang ia sendiri pun tak begitu kenal betul.
“Kalau yang punya bukan di sini di luar kota. Di sini ada penanggung jawabnya aja, jadi misalkan ada penghuni baru ya ke penanggung jawabnya itu melapor,” katanya seraya mengatakan jika kos-kosan tersebut sangat aman lantaran mayoritas penghuninya sudah berkeluarga.
Ditanyai soal sosok 6 pemuda yang diamankan dari kos-kosan tersebut, ibu anak 2 ini mengaku tak mengenalnya lantaran masih belum genap seminggu mengontrak. “Saya kurang kenal mereka itu siapa, tapi saya tahu kalau mereka ngekos disini. Mereka di lantai III, tepat di atas kamar saya inilah. Kamar itu yang mereka huni,” katanya.
Soal aktivitas ke 6 pria yang ternyata menjadi penyedia jasa sodomi, sontak Maya terkejut dan mengaku sama sekali tak mengetahuinya. Bahkan, Maya terlihat ketakutan lantaran memiliki anak laki-laki yang berusia 10 tahun.
“Aduh, ngeri kali lah itu. Aku ada anak laki-laki umur 10 tahun, untung lah mereka dibawa dari sini. Takut juga lah kalau begitu,” kata wanita yang mengenakan baju merah muda ini.
Akan tetapi, Maya menjelaskan jika setiap malam penghuni kamar tersebut memang kerap kedatangan tamu. Akan tetapi, Maya menilai hal itu sebagai sesuatu yang wajar lantaran ia tak mengetahui soal aktifitas para pria tersebut.
“Kalau tamu sering datang kalau malam, mereka parkir di bawah itu. Kadang naik kereta kadang mobil. Ya begitu lah yang saya lihat kegiatan mereka selama beberapa hari ini,” katanya menjelaskan.
Ditanyai soal biaya kos di kos-kosan bernomor 27 itu, Maya mengatakan jika untuk setahun dikenakan biaya Rp 9 juta. Namun ada pula kos-kosan yang dibayar bulanan.
“Per tahunnya kayak kamar saya ini Rp 9 juta, tapi ada yang bulanan juga cuma saya kurang tahu berapa harga perbulan,” katanya seraya mengakhiri perbincangan.(wel/bd)