30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Berdasarkan Data yang Dirangkum Pemko Medan, Seharusnya Medan PPKM Level 3

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution mengaku optimistis Kota Medan segera turun dari status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 menjadi Level 3. Bahkan Bobby mengklaim, berdasarkan data yang dirangkum Pemko Medan, saat ini seharusnya Kota Medan sudah berada di level 3.

TINJAU ICU COVID-19: Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution meninjau ruangan ICU Covid-19 di RSUD dr Pirngadi Medan yang memiliki fasilitas kesehatan cukup lengkap. Pemko Medan mengklaim, saat ini kasus Covid-19 di Kota Medan terus menurun, bahkan sudah layak turun status dari PPKM Level 4 menjadi level 3.

Menurut Bobby, hal itu dikuatkan dengan tidak adanya penambahan zona merah di Kota Medan saat ini. Namun begitu, dia mengimbau masyarakat harus terus menjaga protokol kesehatan (Prokes) agar keadaan terus membaik dan kasus Covid-19 di Medan tidak kembali melonjak.

“Level PPKM sudah turun, jangan terus lengah, masker tak dipakai lagi, jarak tak dijaga lagi, jangan begitu. Harus tetap disiplin,” kata Bobby saat bergotong-royong membersihkan lingkungan bersama warga dan Komunitas Satu Hati di Komplek Asia Mega Mas, Medan Area, Minggu (12/9).

Pasalnya, langkah itu adalah strategi yang dapat mempercepat menurunkan status level PPKM di Kota Medan yang saat ini masih level 4. “Kembali saya imbau, kita dalam upaya menanggulangi Covid-19 tak bisa hanya pemerintah, hanya TNI-Polri, tapi harus semua lapisan masyarakat ikut serta,” ucap Bobby.

Saat ini, terang Bobby, kasus aktif Covid-19 di Kota Medan hanya tinggal di angka 2.000-an. Padahal sebelumnya, kasus aktif Covid-19 di Kota Medan mencapai 7.000-an kasus. “Data per hari ini, kasus aktif ada 2.000-an, tapi kita terus perbaiki data kita ya. PPKM itukan untuk mengajari disiplin, hingga kita bisa hidup berdampingan. Dengan terus menjaga prokes dan kedisiplinan masyarakat, kita juga terus perbaiki data. Mudah-mudahan kita bisa turun ke level III atau II,” harapnya.

Sebelumnya, Bobby menegaskan, pihaknya terus berupaya secara serius dalam menanggulangi Covid-19 dengan menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo soal maksimalisasi penanganan Covid-19. Bobby justru menilai, upaya dan keseriusan Pemko Medan tersebut harus terhambat akibat buruknya koordinasi pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, utamanya soal pendataan Covid-19. Alhasil, Pemko Medan harus melakukan pendataan ulang dengan cara manual.

Bobby pun menjelaskan, terkait pendataan pasien Covid-19 di Kota Medan yang disebut kacau oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, hal itu bukanlah kesalahan Pemko Medan. Menurutnya, selama ini Pemko Medan mengalami masalah pendataan yang bersumber dari RS atau klinik swasta di Kota Medan. Pasalnya, data pasien Covid-19 dari rumah sakit atau klinik milik swasta di Medan justru langsung dilaporkan ke Pemprov Sumut, bukan ke Pemko Medan.

“Klinik-klinik dan rumah sakit swasta melapor ke Provinsi Sumut, termasuk hasil tes PCR. Kalau hasilnya positif ataupun negatif, mereka melapornya ke Pemprov Sumut, bukan ke Pemko Medan,” ucap Bobby saat meninjau lokasi banjir di Jalan Intisari, Medan Tembung, Sabtu (11/9).

Sayangnya, saat data sudah ada di Pemprov Sumut, Pemko Medan mengaku kesulitan saat meminta data tersebut. Alhasil, hal itulah yang akhirnya membuat data pasien Covid-19 yang dirilis Pemko Medan sering tidak sesuai dengan kondisi riil. “Memang kita akui belum semua data bisa kita input, karena memang terkendala dengan data yang langsung masuk ke Pemprovsu. Ketika kami minta data itu, sulitnya minta ampun. Pemprov juga saya rasa pahamlah, saya bukan menyalahkan siapa-siapa. Tapi ini persoalannya,” ujarnya.

Akibatnya, kata Bobby, Data Covid-19 di Kota Medan belum bisa dilaporkan kepada Kementerian. Sembari terus diperbaiki, Pemko Medan terpaksa harus mendata lagi secara langsung ke lapangan. Caranya, Bobby memerintahkan setiap Kecamatan untuk mendata hingga ke rumah-rumah warga.

“Data kita sudah diperbaiki, belum dilaporkan karena kita minta data di Pemprovsu tidak ada. Kalau pakai data all record tak bisa, karena langsung masuk ke Pemprovsu. Itu harusnya data kami di-share jugalah. Itu yang kami juga perlukan, jadi kami sekarang langsung datang ke kecamatan, kelurahan cek satu-satu rumah warga,” ujarnya.

Bobby menegaskan, Pemko Medan sejauh ini sudah gencar dalam melakukan pendataan. Dan dari data yang sudah dirangkum, Pemko Medan mengklaim jika sebenarnya saat ini Kota Medan sudah berada dalam status zona orange dan tidak ada penambahan zona merah.

Dengan upaya keras Pemko Medan dalam menurunkan angka Positif Covid-19, terang Bobby, hingga per Sabtu (11/9) kemarin, Pemko Medan mengklaim jika angka aktif Covid-19 di Kota Medan telah turun ke angka 2.000, dari sebelumnya tembus 7.000-an kasus aktif. “Kabarnya Senin nanti (hari ini), mau dipanggil Gubsu lagi soal pendataan ini. Dulu pernah juga dipanggil, itu untuk apa coba ditanya. Padahal kita sudah berkali-kali minta untuk sinkronisasi datanya. Sekali lagi kami minta agar datanya diinput ke kami juga, nanti kami kumpulkan dan kami laporkan ke kementerian,” katanya.

Menurut Bobby, dengan koordinasi yang selama ini coba dibangun Pemko Medan kepada Pemprov Sumut, Bobby menyebut sempat mendengar adanya ungkapan dari pihak Pemprov Sumut bahwa Pemko Medan tidak baik dalam pengelolaan data. “Padahal kami berkali-kali minta data, tapi sejauh ini tak pernah pas. Ya saya kurang paham juga apa masalahnya, yang jelas ini harus diperbaiki antara Dinkes Sumut dan Medan. Dinkes Sumut selama ini banyak minta data, kita sudah berikan,” tegasnya.

Kasus Positif Terus Turun

Tren kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Medan terus menunjukkan angka penurunan yang signifikan. Saat ini, kasus hariannya sudah tidak sampai 200 kasus per hari. Kendati demikian, masyarakat diminta tidak kendor protokol kesehatan (prokes) meski kasus sudah menurun.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Mardohar Tambunan mengatakan, berdasarkan pantauannya kini tingkat ketaatan masyarakat dalam menjalankan prokes mulai kendor. Bahkan, bukan hanya masyarakat di pinggiran kota tetapi di perkantoran juga mulai tak taat lagi dengan prokes. “Palingan yang tampak taat itu di mal atau kawasan yang memang ketat aturan prokes. Misalnya, tidak bisa masuk jika belum vaksin, tidak menggunakan masker dan lengkap dengan pengecekan suhu tubuh,” kata Mardohar kepada wartawan belum lama ini.

Karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat agar terus memperketat prokes. Dengan begitu, angka penularan virus corona di Kota Medan dapat menurun terus sehingga kegiatan-kegiatan masyarakat dapat kembali normal. “Ini yang menjadi masalahnya, jika dibilang turun langsung kendor prokes. Ayolah taat prokes, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan hindari kerumunan. Kita ini (Kota Medan) tinggal sedikit laginya kasusnya, jadi masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam hal ini,” ujar dia.

Terpisah, Dosen Fakultas Kedokteran USU dr M Fauzi Siregar SpOnk Rad mengingatkan, agar penurunan yang terjadi jangan langsung membuat berpuas diri masyarakat. Maka dari itu, harus ditingkatkan lagi karena pandemi belum selesai.

“Terus tingkatkan lagi, jangan sampai muncul varian baru. Saya kira langkah-langkah yang perlu diintensifkan lagi kedepannya, termasuk terus melakukan sosialisasi prokes. Dengan demikian, masyarakat mengetahui bagaimana supaya menghindari terinfeksi virus. Selain itu, cakupan dan laju vaksinasi harus dipercepat supaya terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok dengan harapan dapat cepat berakhirnya pandemi ini,” kata Fauzi dihubungi wartawan.

Dia menuturkan, dalam menekan angka penyebaran corona ini, agar banyak elemen masyarakat yang dilibatkan seperti tokoh masyarakat dan tokoh agama. “Dengan melibatkan tokoh-tokoh tersebut, diharapkan masyarakat patuh dan mau aktif menjalankan prokes serta mengikuti vaksinasi,” tandasnya. (map/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution mengaku optimistis Kota Medan segera turun dari status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 menjadi Level 3. Bahkan Bobby mengklaim, berdasarkan data yang dirangkum Pemko Medan, saat ini seharusnya Kota Medan sudah berada di level 3.

TINJAU ICU COVID-19: Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution meninjau ruangan ICU Covid-19 di RSUD dr Pirngadi Medan yang memiliki fasilitas kesehatan cukup lengkap. Pemko Medan mengklaim, saat ini kasus Covid-19 di Kota Medan terus menurun, bahkan sudah layak turun status dari PPKM Level 4 menjadi level 3.

Menurut Bobby, hal itu dikuatkan dengan tidak adanya penambahan zona merah di Kota Medan saat ini. Namun begitu, dia mengimbau masyarakat harus terus menjaga protokol kesehatan (Prokes) agar keadaan terus membaik dan kasus Covid-19 di Medan tidak kembali melonjak.

“Level PPKM sudah turun, jangan terus lengah, masker tak dipakai lagi, jarak tak dijaga lagi, jangan begitu. Harus tetap disiplin,” kata Bobby saat bergotong-royong membersihkan lingkungan bersama warga dan Komunitas Satu Hati di Komplek Asia Mega Mas, Medan Area, Minggu (12/9).

Pasalnya, langkah itu adalah strategi yang dapat mempercepat menurunkan status level PPKM di Kota Medan yang saat ini masih level 4. “Kembali saya imbau, kita dalam upaya menanggulangi Covid-19 tak bisa hanya pemerintah, hanya TNI-Polri, tapi harus semua lapisan masyarakat ikut serta,” ucap Bobby.

Saat ini, terang Bobby, kasus aktif Covid-19 di Kota Medan hanya tinggal di angka 2.000-an. Padahal sebelumnya, kasus aktif Covid-19 di Kota Medan mencapai 7.000-an kasus. “Data per hari ini, kasus aktif ada 2.000-an, tapi kita terus perbaiki data kita ya. PPKM itukan untuk mengajari disiplin, hingga kita bisa hidup berdampingan. Dengan terus menjaga prokes dan kedisiplinan masyarakat, kita juga terus perbaiki data. Mudah-mudahan kita bisa turun ke level III atau II,” harapnya.

Sebelumnya, Bobby menegaskan, pihaknya terus berupaya secara serius dalam menanggulangi Covid-19 dengan menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo soal maksimalisasi penanganan Covid-19. Bobby justru menilai, upaya dan keseriusan Pemko Medan tersebut harus terhambat akibat buruknya koordinasi pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, utamanya soal pendataan Covid-19. Alhasil, Pemko Medan harus melakukan pendataan ulang dengan cara manual.

Bobby pun menjelaskan, terkait pendataan pasien Covid-19 di Kota Medan yang disebut kacau oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, hal itu bukanlah kesalahan Pemko Medan. Menurutnya, selama ini Pemko Medan mengalami masalah pendataan yang bersumber dari RS atau klinik swasta di Kota Medan. Pasalnya, data pasien Covid-19 dari rumah sakit atau klinik milik swasta di Medan justru langsung dilaporkan ke Pemprov Sumut, bukan ke Pemko Medan.

“Klinik-klinik dan rumah sakit swasta melapor ke Provinsi Sumut, termasuk hasil tes PCR. Kalau hasilnya positif ataupun negatif, mereka melapornya ke Pemprov Sumut, bukan ke Pemko Medan,” ucap Bobby saat meninjau lokasi banjir di Jalan Intisari, Medan Tembung, Sabtu (11/9).

Sayangnya, saat data sudah ada di Pemprov Sumut, Pemko Medan mengaku kesulitan saat meminta data tersebut. Alhasil, hal itulah yang akhirnya membuat data pasien Covid-19 yang dirilis Pemko Medan sering tidak sesuai dengan kondisi riil. “Memang kita akui belum semua data bisa kita input, karena memang terkendala dengan data yang langsung masuk ke Pemprovsu. Ketika kami minta data itu, sulitnya minta ampun. Pemprov juga saya rasa pahamlah, saya bukan menyalahkan siapa-siapa. Tapi ini persoalannya,” ujarnya.

Akibatnya, kata Bobby, Data Covid-19 di Kota Medan belum bisa dilaporkan kepada Kementerian. Sembari terus diperbaiki, Pemko Medan terpaksa harus mendata lagi secara langsung ke lapangan. Caranya, Bobby memerintahkan setiap Kecamatan untuk mendata hingga ke rumah-rumah warga.

“Data kita sudah diperbaiki, belum dilaporkan karena kita minta data di Pemprovsu tidak ada. Kalau pakai data all record tak bisa, karena langsung masuk ke Pemprovsu. Itu harusnya data kami di-share jugalah. Itu yang kami juga perlukan, jadi kami sekarang langsung datang ke kecamatan, kelurahan cek satu-satu rumah warga,” ujarnya.

Bobby menegaskan, Pemko Medan sejauh ini sudah gencar dalam melakukan pendataan. Dan dari data yang sudah dirangkum, Pemko Medan mengklaim jika sebenarnya saat ini Kota Medan sudah berada dalam status zona orange dan tidak ada penambahan zona merah.

Dengan upaya keras Pemko Medan dalam menurunkan angka Positif Covid-19, terang Bobby, hingga per Sabtu (11/9) kemarin, Pemko Medan mengklaim jika angka aktif Covid-19 di Kota Medan telah turun ke angka 2.000, dari sebelumnya tembus 7.000-an kasus aktif. “Kabarnya Senin nanti (hari ini), mau dipanggil Gubsu lagi soal pendataan ini. Dulu pernah juga dipanggil, itu untuk apa coba ditanya. Padahal kita sudah berkali-kali minta untuk sinkronisasi datanya. Sekali lagi kami minta agar datanya diinput ke kami juga, nanti kami kumpulkan dan kami laporkan ke kementerian,” katanya.

Menurut Bobby, dengan koordinasi yang selama ini coba dibangun Pemko Medan kepada Pemprov Sumut, Bobby menyebut sempat mendengar adanya ungkapan dari pihak Pemprov Sumut bahwa Pemko Medan tidak baik dalam pengelolaan data. “Padahal kami berkali-kali minta data, tapi sejauh ini tak pernah pas. Ya saya kurang paham juga apa masalahnya, yang jelas ini harus diperbaiki antara Dinkes Sumut dan Medan. Dinkes Sumut selama ini banyak minta data, kita sudah berikan,” tegasnya.

Kasus Positif Terus Turun

Tren kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Medan terus menunjukkan angka penurunan yang signifikan. Saat ini, kasus hariannya sudah tidak sampai 200 kasus per hari. Kendati demikian, masyarakat diminta tidak kendor protokol kesehatan (prokes) meski kasus sudah menurun.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Mardohar Tambunan mengatakan, berdasarkan pantauannya kini tingkat ketaatan masyarakat dalam menjalankan prokes mulai kendor. Bahkan, bukan hanya masyarakat di pinggiran kota tetapi di perkantoran juga mulai tak taat lagi dengan prokes. “Palingan yang tampak taat itu di mal atau kawasan yang memang ketat aturan prokes. Misalnya, tidak bisa masuk jika belum vaksin, tidak menggunakan masker dan lengkap dengan pengecekan suhu tubuh,” kata Mardohar kepada wartawan belum lama ini.

Karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat agar terus memperketat prokes. Dengan begitu, angka penularan virus corona di Kota Medan dapat menurun terus sehingga kegiatan-kegiatan masyarakat dapat kembali normal. “Ini yang menjadi masalahnya, jika dibilang turun langsung kendor prokes. Ayolah taat prokes, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan hindari kerumunan. Kita ini (Kota Medan) tinggal sedikit laginya kasusnya, jadi masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam hal ini,” ujar dia.

Terpisah, Dosen Fakultas Kedokteran USU dr M Fauzi Siregar SpOnk Rad mengingatkan, agar penurunan yang terjadi jangan langsung membuat berpuas diri masyarakat. Maka dari itu, harus ditingkatkan lagi karena pandemi belum selesai.

“Terus tingkatkan lagi, jangan sampai muncul varian baru. Saya kira langkah-langkah yang perlu diintensifkan lagi kedepannya, termasuk terus melakukan sosialisasi prokes. Dengan demikian, masyarakat mengetahui bagaimana supaya menghindari terinfeksi virus. Selain itu, cakupan dan laju vaksinasi harus dipercepat supaya terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok dengan harapan dapat cepat berakhirnya pandemi ini,” kata Fauzi dihubungi wartawan.

Dia menuturkan, dalam menekan angka penyebaran corona ini, agar banyak elemen masyarakat yang dilibatkan seperti tokoh masyarakat dan tokoh agama. “Dengan melibatkan tokoh-tokoh tersebut, diharapkan masyarakat patuh dan mau aktif menjalankan prokes serta mengikuti vaksinasi,” tandasnya. (map/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/