25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Anak Tunggal yang Pintar dan Suka Memberi

Maria Rina Chrissanty Sinaga Tersangka Money Laundring Rp3 M

Maria Rina Chrissanty Sinaga (29), agen BNI Life Jalan HM Yamin Medan, hingga kini mendekam di sel penjara. Gadis itu terlibat kasus money laundering (pencucian uang, Red) sebesar Rp3 miliar. Bagaimanakah sosok Maria sebenarnya? Wartawan koran ini coba menelusurinya.

Syahrial Siregar, Medan.

BERDIRI: Rumah milik Maria, tersangka money laundring berdiri  Jalan Kiwi Raya, Perumnas Mandala, Jumat (12/10).//Syahrial/SUMUTPOS
BERDIRI: Rumah milik Maria, tersangka money laundring berdiri di Jalan Kiwi Raya, Perumnas Mandala, Jumat (12/10).//Syahrial/SUMUTPOS
Wartawan Koran ini menelusuri kediaman Maria Rina Chrissanty Sinaga di Jalan Kiwi Raya, Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang.
Dari luar, rumah berwarna kuning muda, dan berpagar setinggi 150 centimeter berwarna hitam. Lebar rumahnya rumahnya sekitar 6 meter, tak beda jauh dengan rumah disekitarnya, hanya saja bentuknya sudah direnovasi, seperti dipasang atap genteng berwarna biru, dan berlantai dua.

Maria diketahui tetangganya menempati rumah dan merenovasinya pada awal tahun lalu, dan sebelumnmya tinggal di rumah opungnya di Jalan Kiwi XVI. Rumah itu dibelinya sejak bekerja di BNI Life, bahkan rumah itu hingga kini ditempati orangtuanya.

Seperti diutarakan sejumlah tetangganya, Maria dikenal sebagai anak pintar, pendiam dan baik hari. Bahkan, kepintaran Maria itu diketahui sejak masa sekolah dulu.
“Maria dulu sama opungnya sejak lahir. Ibu kandung Maria juga tinggal satu rumah sama opungnya. Sedangkan ayah Maria berada di Jakarta sudah lama. Maria itu anak tunggal,” kata tetangga Maria yang tak ingin namanya dikorankan demi menjaga hubungan baik.

Pujian untuk Maria tak hanya dating dari tetangganya, melainkan di tempat kerjanya, di BNI Life Jalan HM Yamin Maria dikenal sebagai pekerja yang baik. Sejumlah pegawai BNI Life Jalan HM Yamin mengaku terkejut dengan kasus yang menyeret rekan mereka tersebut.

Menurut seorang pegawai wanita bagian admin yang tidak mau disebutkan namanya, ia mengenal Maria sebagai sosok yang baik perangainya.  “Saya lihat orangnya baik. Sama kayak pegawai di sini semua, biasa-biasa saja. Tapi kan kita nggak tahu kebusukan dalam hatinya. Makanya kami terkejut,” ujar wanita bertugas sebagai admin di kantor tersebut.

Ditegaskannya, Maria bekerja sebagai Agency BNI Life atau pencari nasabah secara lepas di asuransi BNI Life dan bukan sebagai pegawai BNI Life. “Saya tidak tahu berapa lama Maria bekerja sebagai agen untuk BNI. Sebelum saya masuk, kayaknya sudah disini. Jadi disini itu namanya agen. Semua tak terikat,” ujarnya.

Dikatakannya, sebelum kasus penggelapan itu terungkap, nasabah asuransi rekrutan Maria tidak banyak datang ke kantor. Namun, sejak akal-akalannya ketahuan, banyak nasabah yang datang mencarinya. “Banyak kali yang datang mencarinya ke kantor semenjak kasus ini terendus polisi,” bebernya.

Sumut Pos kembali mendatangi langsung rumah Maria yang tak memiliki nomor itu. Setibanya di rumah itu, seorang pria bermarga Hutabarat mengaku sebagai paman Maria keluar. “Cari siapa ya pak?,” tanyanya kepada Sumut Pos.
Pria yang belakangan diketahui sebagai adik kandung ibunya Maria itu mengaku, pemilik rumah dan sedang tidak berada di tempat. “Pemiliknya lagi pergi bang, ada urusan. Saya disuruh kakak saya menjaga rumah ini,” ujarnya.
Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti apa sebenarnya kasus yang dilakukan keponakannya itu, hingga ditahan di Poldasu. “Ya gak tau kali aku apa kasusnya. Taunya cuma dari media saja,” ungkapnya.

Saat disinggung bagaimaina kepribadian Maria, dia mengatakan Maria adalah sosok yang baik. “Kalau saya lagi nggak kerja, saya sekali-sekali minta uang sama dia. Setiap saya minta selalu dikasih, yah suka memberi,” ujarnya. (*)
Seperti yang dilihat wartawan koran ini dari teras rumah tersebut, di dinding bagian dalam rumah itu, banyak koleksi foto-foto Maria. Dalam foto itu, Maria terlihat sedang berpose bersama orangtua dan opungnya. (*)

Maria Rina Chrissanty Sinaga Tersangka Money Laundring Rp3 M

Maria Rina Chrissanty Sinaga (29), agen BNI Life Jalan HM Yamin Medan, hingga kini mendekam di sel penjara. Gadis itu terlibat kasus money laundering (pencucian uang, Red) sebesar Rp3 miliar. Bagaimanakah sosok Maria sebenarnya? Wartawan koran ini coba menelusurinya.

Syahrial Siregar, Medan.

BERDIRI: Rumah milik Maria, tersangka money laundring berdiri  Jalan Kiwi Raya, Perumnas Mandala, Jumat (12/10).//Syahrial/SUMUTPOS
BERDIRI: Rumah milik Maria, tersangka money laundring berdiri di Jalan Kiwi Raya, Perumnas Mandala, Jumat (12/10).//Syahrial/SUMUTPOS
Wartawan Koran ini menelusuri kediaman Maria Rina Chrissanty Sinaga di Jalan Kiwi Raya, Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang.
Dari luar, rumah berwarna kuning muda, dan berpagar setinggi 150 centimeter berwarna hitam. Lebar rumahnya rumahnya sekitar 6 meter, tak beda jauh dengan rumah disekitarnya, hanya saja bentuknya sudah direnovasi, seperti dipasang atap genteng berwarna biru, dan berlantai dua.

Maria diketahui tetangganya menempati rumah dan merenovasinya pada awal tahun lalu, dan sebelumnmya tinggal di rumah opungnya di Jalan Kiwi XVI. Rumah itu dibelinya sejak bekerja di BNI Life, bahkan rumah itu hingga kini ditempati orangtuanya.

Seperti diutarakan sejumlah tetangganya, Maria dikenal sebagai anak pintar, pendiam dan baik hari. Bahkan, kepintaran Maria itu diketahui sejak masa sekolah dulu.
“Maria dulu sama opungnya sejak lahir. Ibu kandung Maria juga tinggal satu rumah sama opungnya. Sedangkan ayah Maria berada di Jakarta sudah lama. Maria itu anak tunggal,” kata tetangga Maria yang tak ingin namanya dikorankan demi menjaga hubungan baik.

Pujian untuk Maria tak hanya dating dari tetangganya, melainkan di tempat kerjanya, di BNI Life Jalan HM Yamin Maria dikenal sebagai pekerja yang baik. Sejumlah pegawai BNI Life Jalan HM Yamin mengaku terkejut dengan kasus yang menyeret rekan mereka tersebut.

Menurut seorang pegawai wanita bagian admin yang tidak mau disebutkan namanya, ia mengenal Maria sebagai sosok yang baik perangainya.  “Saya lihat orangnya baik. Sama kayak pegawai di sini semua, biasa-biasa saja. Tapi kan kita nggak tahu kebusukan dalam hatinya. Makanya kami terkejut,” ujar wanita bertugas sebagai admin di kantor tersebut.

Ditegaskannya, Maria bekerja sebagai Agency BNI Life atau pencari nasabah secara lepas di asuransi BNI Life dan bukan sebagai pegawai BNI Life. “Saya tidak tahu berapa lama Maria bekerja sebagai agen untuk BNI. Sebelum saya masuk, kayaknya sudah disini. Jadi disini itu namanya agen. Semua tak terikat,” ujarnya.

Dikatakannya, sebelum kasus penggelapan itu terungkap, nasabah asuransi rekrutan Maria tidak banyak datang ke kantor. Namun, sejak akal-akalannya ketahuan, banyak nasabah yang datang mencarinya. “Banyak kali yang datang mencarinya ke kantor semenjak kasus ini terendus polisi,” bebernya.

Sumut Pos kembali mendatangi langsung rumah Maria yang tak memiliki nomor itu. Setibanya di rumah itu, seorang pria bermarga Hutabarat mengaku sebagai paman Maria keluar. “Cari siapa ya pak?,” tanyanya kepada Sumut Pos.
Pria yang belakangan diketahui sebagai adik kandung ibunya Maria itu mengaku, pemilik rumah dan sedang tidak berada di tempat. “Pemiliknya lagi pergi bang, ada urusan. Saya disuruh kakak saya menjaga rumah ini,” ujarnya.
Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti apa sebenarnya kasus yang dilakukan keponakannya itu, hingga ditahan di Poldasu. “Ya gak tau kali aku apa kasusnya. Taunya cuma dari media saja,” ungkapnya.

Saat disinggung bagaimaina kepribadian Maria, dia mengatakan Maria adalah sosok yang baik. “Kalau saya lagi nggak kerja, saya sekali-sekali minta uang sama dia. Setiap saya minta selalu dikasih, yah suka memberi,” ujarnya. (*)
Seperti yang dilihat wartawan koran ini dari teras rumah tersebut, di dinding bagian dalam rumah itu, banyak koleksi foto-foto Maria. Dalam foto itu, Maria terlihat sedang berpose bersama orangtua dan opungnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/