30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Medan Belum Berhasil Turun ke Level 1, Vaksinasi Lansia Jadi Penyebab

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Status Level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan masih berada di Level 2. Meski angka penurunan kasus terus terjadi, ternyata hal itu tidak serta merta membuat Kota Medan turun ke Level 1. Penyebabnya karena tingkat vaksinasi masyarakat dengan kategori Lanjut Usia (Lansia) masih belum sesuai target.

VAKSIN LANSIA: Seorang lanjut usia (lansia) saat disuntik vaksin Covid-19.istimewa/sumu tpos.

Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan, meskipun secara keseluruhan tingkat vaksinasi Covid-19 di Kota Medan sudah mencapai target atau sudah di atas 70 persen.

Namun saat ini Kota Medan belum bisa masuk ke Level 1 dikarenakan adanya kendala dengan vaksinasi yang belum tercukupi dari target di Kecamatan.

“Tolong ini menjadi catatan bagi vaksinasi lansia, (camat dan lurah) yang baru dilantik hari ini, pahami program-program yang sudah ditetapkan,” tegas Bobby dalam kegiatan pelantikan puluhan Camat dan Lurah serta sejumlah jabatan administrator dan pengawas di jajaran Pemko Medan, Jumat (12/11) di kantor Wali Kota Medan.

Bobby pun meminta agar para Camat dan Lurah di Kota Medan dapat membantu memaksimalkan pelaksanaan vaksinasi Lansia di wilayahnya masing-masing. Setiap Kecamatan dan Kelurahan, diharapkan dapat berkolaborasi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).”Terutama Pak Lurah Bu Lurah, Pak Camat Bu Camat, kolaborasi sangat penting. Pahami tupoksi dan tugasnya, kolaborasi dan komunikasi untuk memenuhi dan menyukseskan program (vaksinasi lansia) kita ini,” pungkasnya.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan Sudari ST meminta Dinas Kesehatan untuk turut berkoordinasi dengan pihak Kecamatan dan Kelurahan dalam menyukseskan program vaksinasi lansia di Kota Medan.

Politisi PAN itu menegaskan, Dinas Kesehatan harus mendapatkan data dari setiap Kecamatan dan Kelurahan tentang jumlah warga lansia di wilayahnya yang belum divaksinasi. “Lalu Dinas Kesehatan juga harus jemput bola, datangi para lansia kita dengan didampingi pihak Kecamatan dan Kelurahan. Harus fokus dilakukan. Kalau bisa fokus seperti itu, kita yakin vaksinasi lansia kita bisa meningkat cepat dan PPKM Kota Medan bisa segera turun ke Level 1,” pungkasnya.

Pemerintah Genjot Vaksinasi Lansia

Pemerintah mengakui capaian vaksinasi lansia masih belum sesuai harapan karena beberapa hal seperti hambatan akses serta faktor informasi yang keliru. Padahal, kelompok ini berisiko tinggi mengalami gejala yang lebih berat saat terpapar virus Covid-19. Karena itu, pemerintah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat terus menggenjot vaksinasi lansia.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kelompok lansia selalu menjadi prioritas vaksinasi Covid-19, termasuk di Indonesia yang telah memulai vaksinasi lansia sejak Maret 2021.

“Targetnya, minimal dosis pertama dikejar sampai akhir Desember 2021. Karena kita tahu, kesakitan dan kematian pada usia di atas 59 tahun meningkat 6-7 kali lebih tinggi daripada non lansia,” kata Nadia.

Nadia menyebut hingga saat ini, baru 43 persen sasaran vaksinasi lansia mendapatkan dosis pertama. Hal ini justru berbanding terbalik dengan capaian vaksinasi secara umum, di mana 61 persen sasaran sudah tervaksinasi, sehingga kurang sekitar 40 persen yang harus dikejar.

“Capaiannya belum sesuai harapan, disebabkan beberapa hal seperti hambatan akses serta faktor informasi yang keliru. Sementara, kelompok ini berisiko tinggi mengalami gejala yang lebih berat saat terpapar virus Covid-19,” ujarnya.

Nadia menjelaskan, kelompok lansia tidak perlu khawatir karena vaksin Covid-19 sudah melalui uji klinis, sangat aman dan efek sampingnya kecil. Pada hasil uji klinis, usia tidak mempengaruhi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).

“Justru vaksin Covid-19 ini ditujukan bagi lansia dan orang yang punya komorbid, karena itulah kelompok yang terbanyak terdampak dengan sakit parah bahkan kematian,” paparnya.

Menurutnya, jika target vaksinasi tidak tercapai, maka Indonesia tidak bisa seutuhnya membentuk kekebalan kelompok. Sedangkan wilayah dengan cakupan vaksinasi di atas 70%, situasi pandemi dapat beralih ke endemi, sehingga kasus akan sangat rendah.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) laman vaksin.kemkes.go.id memberikan update terbaru mengenai vaksinasi lanjut usia (lansia) per Jumat (12/11) pukul 12.00 Waktu Indonesia Barat (WIB). Dari laporan tersebut, didapati bahwa sudah ada 9.366.546 orang atau 43,46 persen lansia yang divaksinasi dosis pertama dan 5.829.773 orang atau 27,05 persen disuntik dosis kedua. Adapun vaksinasi lansia yang dicanangkan pemerintah adalah sebanyak 21.553.118 orang.

Selanjutnya adalah kategori anak usia 12-17 tahun dengan target vaksinasi sebanyak 26.705.490 orang.

Hingga sekarang, angka vaksinasi untuk golongan tersebut adalah 14.883.914 orang atau 55,73 persen untuk vaksin dosis pertama dan 8.882.295 orang atau 33,26 persen mendapatkan vaksin dosis kedua.

Golongan berikutnya adalah vaksinasi tenaga kesehatan (nakes) dengan target 1.468.764 orang. Saat ini terdapat total 2.023.712 orang atau 137,78 persen nakes yang mendapatkan dosis pertama dan 1.913.222 orang atau 130,26 persen mendapatkan vaksinasi dosis kedua. Kemudian, ada 1.180.004 orang atau 80,34 persen nakes yang sudah mendapatkan vaksin booster atau dosis ketiga.

Untuk vaksinasi petugas publik, saat ini sudah ada 28.186.668 orang atau 162,67 persen mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 23.491.519 orang atau 135,58 persen di antaranya mendapatkan dosis kedua. Target vaksinasi petugas publik sendiri adalah sebanyak 17.327.167 orang di seluruh Indonesia. Sebagai informasi, vaksinasi petugas publik tersebut juga mencakup tenaga pendidik (tendik) dengan jumlah 2.722.781 orang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 2.331.759 di antaranya sudah mendapatkan dosis kedua. Sasaran terakhir adalah masyarakat rentan dan umum dengan target capaian 141.211.181 orang.

Saat ini, total 73.400.524 orang atau 51,98 persen sudah mendapatkan vaksin dosis pertama dan 41.617.497 orang atau 29,47 persen mendapatkan vaksin dosis kedua. Lebih lanjut, pada program Vaksinasi Gotong Royong, terdapat 1.218.861 orang atau 8,13 persen telah divaksinasi dosis pertama dan 1.082.400 orang atau 7,22 persen divaksinasi dosis kedua. Masih melalui laman yang sama, hingga Jumat hari ini pukul 12.00 WIB, terdapat 129.089.388 masyarakat Indonesia atau sebesar 61,98 persen sudah mendapatkan vaksin dosis pertama. Di antara jumlah tersebut total ada 82.818.492 orang atau 39,77 persen mendapatkan suntikan dosis kedua.

Perlu diketahui, pemerintah saat ini menargetkan sebanyak 208.265.720 orang sebagai sasaran vaksinasi Covid-19 untuk membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok. Vaksinasi Covid-19 diberikan dua dosis dan penyuntikannya dilakukan sebanyak dua kali. Program ini ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat, mulai dari lansia, anak-anak, nakes, petugas publik, tendik, hingga masyarakat rentan dan umum. Sementara itu, tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 masih terus meminta masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) meski telah selesai divaksinasi. Pasalnya, selain vaksin, disiplin penerapan prokes merupakan salah satu cara ampuh untuk mencegah risiko penularan Covid-19. (map/cnn/kps)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Status Level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan masih berada di Level 2. Meski angka penurunan kasus terus terjadi, ternyata hal itu tidak serta merta membuat Kota Medan turun ke Level 1. Penyebabnya karena tingkat vaksinasi masyarakat dengan kategori Lanjut Usia (Lansia) masih belum sesuai target.

VAKSIN LANSIA: Seorang lanjut usia (lansia) saat disuntik vaksin Covid-19.istimewa/sumu tpos.

Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan, meskipun secara keseluruhan tingkat vaksinasi Covid-19 di Kota Medan sudah mencapai target atau sudah di atas 70 persen.

Namun saat ini Kota Medan belum bisa masuk ke Level 1 dikarenakan adanya kendala dengan vaksinasi yang belum tercukupi dari target di Kecamatan.

“Tolong ini menjadi catatan bagi vaksinasi lansia, (camat dan lurah) yang baru dilantik hari ini, pahami program-program yang sudah ditetapkan,” tegas Bobby dalam kegiatan pelantikan puluhan Camat dan Lurah serta sejumlah jabatan administrator dan pengawas di jajaran Pemko Medan, Jumat (12/11) di kantor Wali Kota Medan.

Bobby pun meminta agar para Camat dan Lurah di Kota Medan dapat membantu memaksimalkan pelaksanaan vaksinasi Lansia di wilayahnya masing-masing. Setiap Kecamatan dan Kelurahan, diharapkan dapat berkolaborasi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).”Terutama Pak Lurah Bu Lurah, Pak Camat Bu Camat, kolaborasi sangat penting. Pahami tupoksi dan tugasnya, kolaborasi dan komunikasi untuk memenuhi dan menyukseskan program (vaksinasi lansia) kita ini,” pungkasnya.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan Sudari ST meminta Dinas Kesehatan untuk turut berkoordinasi dengan pihak Kecamatan dan Kelurahan dalam menyukseskan program vaksinasi lansia di Kota Medan.

Politisi PAN itu menegaskan, Dinas Kesehatan harus mendapatkan data dari setiap Kecamatan dan Kelurahan tentang jumlah warga lansia di wilayahnya yang belum divaksinasi. “Lalu Dinas Kesehatan juga harus jemput bola, datangi para lansia kita dengan didampingi pihak Kecamatan dan Kelurahan. Harus fokus dilakukan. Kalau bisa fokus seperti itu, kita yakin vaksinasi lansia kita bisa meningkat cepat dan PPKM Kota Medan bisa segera turun ke Level 1,” pungkasnya.

Pemerintah Genjot Vaksinasi Lansia

Pemerintah mengakui capaian vaksinasi lansia masih belum sesuai harapan karena beberapa hal seperti hambatan akses serta faktor informasi yang keliru. Padahal, kelompok ini berisiko tinggi mengalami gejala yang lebih berat saat terpapar virus Covid-19. Karena itu, pemerintah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat terus menggenjot vaksinasi lansia.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kelompok lansia selalu menjadi prioritas vaksinasi Covid-19, termasuk di Indonesia yang telah memulai vaksinasi lansia sejak Maret 2021.

“Targetnya, minimal dosis pertama dikejar sampai akhir Desember 2021. Karena kita tahu, kesakitan dan kematian pada usia di atas 59 tahun meningkat 6-7 kali lebih tinggi daripada non lansia,” kata Nadia.

Nadia menyebut hingga saat ini, baru 43 persen sasaran vaksinasi lansia mendapatkan dosis pertama. Hal ini justru berbanding terbalik dengan capaian vaksinasi secara umum, di mana 61 persen sasaran sudah tervaksinasi, sehingga kurang sekitar 40 persen yang harus dikejar.

“Capaiannya belum sesuai harapan, disebabkan beberapa hal seperti hambatan akses serta faktor informasi yang keliru. Sementara, kelompok ini berisiko tinggi mengalami gejala yang lebih berat saat terpapar virus Covid-19,” ujarnya.

Nadia menjelaskan, kelompok lansia tidak perlu khawatir karena vaksin Covid-19 sudah melalui uji klinis, sangat aman dan efek sampingnya kecil. Pada hasil uji klinis, usia tidak mempengaruhi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).

“Justru vaksin Covid-19 ini ditujukan bagi lansia dan orang yang punya komorbid, karena itulah kelompok yang terbanyak terdampak dengan sakit parah bahkan kematian,” paparnya.

Menurutnya, jika target vaksinasi tidak tercapai, maka Indonesia tidak bisa seutuhnya membentuk kekebalan kelompok. Sedangkan wilayah dengan cakupan vaksinasi di atas 70%, situasi pandemi dapat beralih ke endemi, sehingga kasus akan sangat rendah.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) laman vaksin.kemkes.go.id memberikan update terbaru mengenai vaksinasi lanjut usia (lansia) per Jumat (12/11) pukul 12.00 Waktu Indonesia Barat (WIB). Dari laporan tersebut, didapati bahwa sudah ada 9.366.546 orang atau 43,46 persen lansia yang divaksinasi dosis pertama dan 5.829.773 orang atau 27,05 persen disuntik dosis kedua. Adapun vaksinasi lansia yang dicanangkan pemerintah adalah sebanyak 21.553.118 orang.

Selanjutnya adalah kategori anak usia 12-17 tahun dengan target vaksinasi sebanyak 26.705.490 orang.

Hingga sekarang, angka vaksinasi untuk golongan tersebut adalah 14.883.914 orang atau 55,73 persen untuk vaksin dosis pertama dan 8.882.295 orang atau 33,26 persen mendapatkan vaksin dosis kedua.

Golongan berikutnya adalah vaksinasi tenaga kesehatan (nakes) dengan target 1.468.764 orang. Saat ini terdapat total 2.023.712 orang atau 137,78 persen nakes yang mendapatkan dosis pertama dan 1.913.222 orang atau 130,26 persen mendapatkan vaksinasi dosis kedua. Kemudian, ada 1.180.004 orang atau 80,34 persen nakes yang sudah mendapatkan vaksin booster atau dosis ketiga.

Untuk vaksinasi petugas publik, saat ini sudah ada 28.186.668 orang atau 162,67 persen mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 23.491.519 orang atau 135,58 persen di antaranya mendapatkan dosis kedua. Target vaksinasi petugas publik sendiri adalah sebanyak 17.327.167 orang di seluruh Indonesia. Sebagai informasi, vaksinasi petugas publik tersebut juga mencakup tenaga pendidik (tendik) dengan jumlah 2.722.781 orang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 2.331.759 di antaranya sudah mendapatkan dosis kedua. Sasaran terakhir adalah masyarakat rentan dan umum dengan target capaian 141.211.181 orang.

Saat ini, total 73.400.524 orang atau 51,98 persen sudah mendapatkan vaksin dosis pertama dan 41.617.497 orang atau 29,47 persen mendapatkan vaksin dosis kedua. Lebih lanjut, pada program Vaksinasi Gotong Royong, terdapat 1.218.861 orang atau 8,13 persen telah divaksinasi dosis pertama dan 1.082.400 orang atau 7,22 persen divaksinasi dosis kedua. Masih melalui laman yang sama, hingga Jumat hari ini pukul 12.00 WIB, terdapat 129.089.388 masyarakat Indonesia atau sebesar 61,98 persen sudah mendapatkan vaksin dosis pertama. Di antara jumlah tersebut total ada 82.818.492 orang atau 39,77 persen mendapatkan suntikan dosis kedua.

Perlu diketahui, pemerintah saat ini menargetkan sebanyak 208.265.720 orang sebagai sasaran vaksinasi Covid-19 untuk membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok. Vaksinasi Covid-19 diberikan dua dosis dan penyuntikannya dilakukan sebanyak dua kali. Program ini ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat, mulai dari lansia, anak-anak, nakes, petugas publik, tendik, hingga masyarakat rentan dan umum. Sementara itu, tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 masih terus meminta masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) meski telah selesai divaksinasi. Pasalnya, selain vaksin, disiplin penerapan prokes merupakan salah satu cara ampuh untuk mencegah risiko penularan Covid-19. (map/cnn/kps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/