KF Menunggu Masa Wisuda
Siapa sangka di balik sosok Khafid Fathoni (KF) yang dikenal pendiam tersimpan sebuah misteri. Sesuai rilis Mabes Polri yang disampaikan Kadiv Humas Irjen Boy Rafli Amar, KF yang berasal dari Dusun Gebang Desa Walikukun Kecamatan Widodaren, Ngawi itu memiliki peran sentral. Yakni, sebagai peracik bom panci yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive).
Penangkapan KF jelas membuat pihak kerabat kaget. Ridwan (66), seorang kerabat KF mengungkapkan jika selama ini KF dikenal ramah dengan keluarga. KF merupakan pemuda yang sopan dan menghormati kedua orangtuanya. KF saat ini sedang menunggu masa wisudanya di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Solo. ‘’Dia mau wisuda,’’ ujarnya.
Selama berkomunikasi dengan KF, kata dia, tak pernah ada pembicaraan yang mengarah ke ideologi radikal tertentu. Ridwan mengungkapkan, selama ini tak pernah melihat atribut aliran-aliran tertentu yang dibawa kerabatnya itu. ‘’Kami biasa berkomunikasi, tanya kabar. Tapi tidak pernah ada bahasan aliran-aliran ke arah fanatik agama,’’ ujar pensiunan PNS ini.
Sementara, Budiono, Ketua RT 002 Dusun Gebang, Desa Walikukun Kecamatan Widodaren, Ngawi mengungkapkan jika dalam kesehariannya KF merupakan pemuda pendiam. KF tidak banyak berkomunikasi dengan tetangga sekitarnya. Namun, pemuda 22 tahun itu dikenal aktif beribadah. Bahkan, hampir tiap subuh ke musala yang tak jauh dari rumahnya untuk menajalankan ibadah salat Subuh. ‘’Dia (KF, Red) dikenal pendiam, aktif ibadah,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Lawu.
Di sisi lain, Polres Ngawi siagakan dua pertiga personelnya untuk melakukan pengamanan di wilayah Bumi Orek-Orek. Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi adanya potensi serupa di Ngawi dan sekitarnya. Termasuk menekan ancaman yang dilakukan kelompok tertentu di wilayah Ngawi. ‘’Kekuatan kami dua pertiga personel yang sudah disiagakan,’’ ungkap Kompol Suhono, Wakapolres Ngawi.
Dia mengungkapkan, untuk meningkatkan pengamanan tersebut pihaknya terus berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror dan Satuan Brimob Polda Jatim. Misalnya dengan saling bertukar informasi untuk mendapatkan perkembangan terkini. Tentang potensi perkembangan kelompok-kelompok radikal yang masih mengancam. Wakapolres Ngawi ini mengaku, sudah menyiagakan sekitar 300 orang personelnya dari berbagai kesatuan dan jajaran di bawah Polres Ngawi. ‘’Bahkan sebelum adanya penangkapan (KF, Red) itu kami sudah mulai siaga,’’ beber Suhono.
Dia menuturkan, pihaknya mulai melakukan deteksi dini ancaman teroris dengan meletakkan personel di objek-objek vital wilayah hukumnya. Sayangnya, di mana titik tersebut tak disebutkan. Suhono mengungkapkan, deteksi dini itu dilakukan pula untuk peningkatan pengamanan masyarakat jelang liburan Natal dan tahun baru. Tiap kesatuan bertugas sesuai fungsi masing-masing, terutama Sat Intelijen. ‘’Tim intel sudah kami sebar koordinasi sudah kami lakukan objek-objek vital mana saja yang perlu ekstra pengamanan,’’ tambahnya.
Suhono juga menambahkan, akan mempersiapkan tim khusus untuk melakukan sterilisasi di sejumlah rumah ibadah di Ngawi. Petugas khusus itu diterjunkan dengan peralatan lengkap. Mulai dari alat pendeteksi logam, kaca identifikasi, dan sebagainya. Itu dilakukan untuk menekan adanya ancaman teroris saat hari-hari besar. Sterilisasi tersebut bakal dilakukan dalam waktu dekat. ‘’Nanti ada anggota yang diterjunkan khusus untuk melakukan sterilisasi rumah ibadah di Ngawi, mereka semua dilengkapi peralatan,’’ tambahnya.
Suhono masih enggan menyebutkan langkah yang akan diambil pihak kepolisian pasca penangkapan KF. Terkait sterilisasi rumah orang tua KF, Suhono mengaku menunggu hasil koordinasi yang dilakukan pihaknya dengan tim Densus 88. Sebab, kewenangan kebijakan terkait perkara itu ada di Densus 88 sebagai tim yang bertugas membasmi teroris di Indonesia. ‘’Nanti tunggu hasil koordinasi dengan satuan tingkat atas kami,’’ tambahnya. (idr/bil/ian/ota/jpg/adz)