Menyikapi ini, anggota Komisi E DPRD Sumut Nezar Djoeli meminta agar Dinas Kesehatan Sumut tanggap dalam menghadapi ancaman serius dari virus difteri. Kata dia, virus yang menyebar lewat udara itu sangat mematikan. “Jangan setelah menjadi bencana nasional baru sibuk. Jadi Dinkes Sumut harus mencari antisipasinya,” ujarnya di gedung dewan, Selasa (12/12).
Dia meminta agar Dinkes Sumut mengkordinasikan seluruh puskesmas yang ada di daerah dengan berkordinasi ke Dinkes Kabupaten/Kota. Menurutnya, perlu ada penanganan serius. Dia bilang, apabila antisipasi cepat dilakukan, masyarakat Sumut bisa terhindar dari penyakit tersebut.
“Kalau memang cara mengatasinya dengan cara vaksinasi, maka harus segera dilakukan. Petugas penyuluhan atau petugas puskesmas turun ke masyarakat, lakukan jemput bola. Jangan setelah ada yang terindikasi baru bertindak,” sebutnya.
Politisi Nasdem ini juga khawatir difteri dapat dengan mudah menyerang anak-anak yang belum memiliki imun tubuh yang kuat. “Anak-anak sangat rentan terkena. Bukan berarti orang dewasa tidak, makanya perlu antisipasi sedini mungkin,” bebernya.
Anggota Komisi E lainnya dari Fraksi PKS, Ikrimah Hamidy juga menyarankan agar peran Puskesman lebih ditingkatkan dalam rangka mengantisipasi difteri. Pada umumnya, kata Ikrimah, difteri menyerang orang yang daya tahan tubuhnya lemah seperti anak-anak. “Dengan peran aktif puskesmas diharapkan dapat melakukan detekai dini kasus difteri,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, upaya pencegahan lain yang dapat dilakukam adalah vaksinasi. Sedangkan kepada yang sudah terlanjur kena maka dilakukan penanganan serius agar tidak menyebar atau menular ke mana-mana. “Apabila terlambat atau mengabaikan sakit ini, bisa berakibat fatal,” tegasnya.
Secara kasat mata, Ikrimah melihat belum ada peran aktif dari Dinkes Sumut untuk mengkordinasikan seluruh Puskesmas di Kabupaten/Kota untuk mencegah peredaran difteri. “Puskesmas itu memang di bawah Dinkes Kabupaten/Kota. Tapi, Dinkes Sumut bisa menjadi leader untuk menangani kasus tersebut khususnya dalam upaya pencegahan,” pungkasnya.
Sementara, Ketua Komisi B DPRD Kota Medan Rajuddin Sagala juga mendesak Dinkes Kota Medan proaktif lakukan pengawasan terhadap penyakit difteri ke Puskesmas ke seluruh kecamatan. “Pihak Dinkes Medan mesti mengawasi. Jangan sudah kena baru diobati. Sebab lebih baik mencegah daripada mengobati,” kata Ketua Komisi B DPRD Medan, Rajuddin Sagala kepada Sumut Pos, Selasa (12/12).
Dinkes Medan, kata Rajuddin, harus segera menyampaikan upaya antisipasi ke Puskesmas-puskesmas yang ada di Medan, sekaitan wabah penyakit tersebut. “Kita harapkan penyakit itu jangan sampai terjadi di Medan. Kalau sampai terjadi, bukan satu dua orang yang terjangkit melainkan bisa merebak ke masyarakat Medan secara luas,” katanya.
Politisi PKS ini mengungkapkan, hal kedua yang penting diperhatikan yakni harus ada imbauan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan. Apalagi, mengingat cuaca yang sering hujan, diyakini sangat mudah wabah-wabah penyakit menjangkit masyarakat. “Terkhusus warga Medan yang tinggal di pinggiran yang begitu rentan terkena penyakit. Belum lagi selain faktor cuaca, akibat debu dan polusi udara sangat rentan mengundang penyakit, termasuk difteri,” katanya.
Lebih lanjut kata Rajuddin, masyarakat perlu diingatkan untuk menjaga makanan yang dikonsumsi. Artinya jangan sembarangan mengonsumsi jajajan-jajanan yang belum tentu bersih dan higienis. “Terutama di sekolah-sekolah yang saya pikir Dinkes Medan perlu setiap saat merazia, untuk mengetahui mana makanan yang pantas dikonsumsi atau tidak,” katanya.