MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan korupsi adalah kejahatan serius. Korupsi merusak pasar, merusak proses demokrasi, melanggar HAM, meruntuhkan tatanan hukum, menurunkan kualitas hidup, dan biasanya dia menyakiti orang yang miskin. Oleh karenanya korupsi harus dijadikan musuh bersama.
“Para koruptor yang merugikan keuangan negara rata-rata berstatus profesional dan memiliki prediket sebagai orang terdidik. Mayoritas koruptor itu Magister. Nah, kenapa? Karena korupsi selalu di lingkungan orang orang dengan kekuasaan,” katanya saat memberikan kuliah umum dengan tema Peran Perguruan Tinggi Dalam Pemberantasan Korupsi, di Universitas HKBP Nommensen Medan, Kamis (12/12) pagin
Laode sempat bertanya kepada para mahasiswa, apakah saat pemilihan presiden dan legislatif April 2019 menerima tawaran mencoblos dengan iming-iming uang. “Siapa yang pernah ditawari uang? Itu salah satu contoh korupsi merusak demokrasi. Jangan berharap kita mendapatkan wakil rakyat di parlemen yang baik. Padahal pemilu dilakukan sungsang. Jangan heran Indeks Persepsi Korupsi Indonesia lamban naik,” tuturnya.
Kata dia, 1.500 karyawan, termasuk pegawai tidak tetap (kontrak) KPK bertugas bertanggung jawab menangani korupsi dari Aceh sampai Papua. Keterbatasan tersebut, membuat KPK kesulitan mengawasi setiap lika-liku proyek negara.
Oleh sebab itu, Laode mengajak setiap elemen pemerintahan dan akademisi meningkatkan kesadaran korupsi. “Kita harus berupaya sekurang-kurangnya di lingkungan kita untuk jauh lebih baik ke depan,” katanya lagi.
Untuk itu, pemilik gelar hukum dari Universitas Hasanuddin Makassar ini meminta mahasiswa dan pengajar kampus mulai membiasakan hidup jujur dan disiplin. Sebab mahasiswalah yang menjadi corong pemimpin masa depan.
“Sebab sulit dibayangkan, bila mahasiswa yang titip absen, korupsi logistik oleh aktivis mahasiswa setiap kegiatan, atau dosen yang menjual modul pembelajaran hingga akreditasi kampus yang tidak sesuai dengan sebenarnya, ke depan menjadi pemimpin negara,” katanya.
Laode mengaku terkesima dengan sebuah kalimat dari Alkitab yang terpampang di pintu masuk Gedung Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen. Tulisan itu merupakan kalimat dalam Alkitab Amsal 1:7 yakni: “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”.
“Saya berdiri, saya melihat tulisan itu, dari Amsal. Saya kira di situ semua sudah jelas. Kitab-kitab agama lainnya juga ada menjelaskan ini. Korupsi bukan cuma jahat. Tapi jauh lebih jahat dari kejahatan-kejahatan lainnya,” ujar Laode.
Rektor Universitas HKBP Nommensen Dr Haposan Siallagan meminta mahasiswa mencermati apa yang disampaikan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. Sebab apa yang disampaikan sejalan dengan cita cita rektorat Universitas HKBP Nommensen.
“Karena kita akan menghadirkan pusat studi Korupsi di Universitas HKBP Nommensen Medan dan merencakan ada Mata Kuliah Anti Korupsi di Universitas HKBP Nommensen,” tutupnya. (rel/mea)