31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

TNI Kerahkan Tujuh Kapal Perang Jaga Perbatasan

BELAWAN-TNI mengerahkan tujuh unit kapal perang di wilayah blok Ambalat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Penjagaan ketat dilakukan, setelah sebelumnya sempat terjadinya gesekan antara Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dengan Kapal Tentara Laut Diraja Malaysia (TDLM) disekitar perairan tersebut.

JAGA:Satu unit KRI tengah berjaga ketat  perairan Ambalat  berbatasan langsung  Malaysia. Setelah sebelumnya terjadi gesekan  Kapal Tentara Laut Diraja Malaysia (TDLM) disekitar perairan tersebut.
JAGA:Satu unit KRI tengah berjaga ketat di perairan Ambalat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Setelah sebelumnya terjadi gesekan dengan Kapal Tentara Laut Diraja Malaysia (TDLM) disekitar perairan tersebut.

“Ada 7 unit kapal perang TNI siaga disana (Ambalat), kita akan tetap menjaga perbatasan laut Ambalat. Karena sebelumnya sempat KRI kita bersenggolan dengan kapal perang TDLM,” ujar  Kepala Dinas Hidro Oseanografi (Hidros), Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia S Sos, di Mako Lantamal I Belawan, Sabtu (2/3) kemarin.

Aan, menyebutkan insiden di perairan Ambalat itu sudah ditangani. Kapal perang berbendera Malaysia yang berada di perairan sengketa itu juga sudah dihalau. ”Apapun niatnya, kalau masuk ke teritorial tentunya kita halau. Artinya kita tetap mengedepankan upaya penyelesaian secara diplomatik,” ujarnya.

Menurut mantan Dan Lantamal IX Ambon ini, dalam mengamankan wilayah batas laut Indonesia yang luas, bukanlah semudah dibayangkan. Apalagi Indonesia terdiri dari negara kepulauan yang mempunyai wilayah perairan yang sangat luas. Dia mengaku, untuk mengamankan perairan perbatasan di Indonesia, TNI masih kekurangan armada kapal.

“Kapal perang yang selalu beroperasi di sepuluh perbatasan laut Indonesia termasuk  di perbatasan Malaysia dan Philipina idealnya masih kurang. Saat ini kita baru punya 125 unit kapal perang, padahal dengan kondisi batas laut kita sangat luas atau idealnya kita harus memiliki 350 unit kapal perang,” ujarnya.

Selain itu, dia juga mengaku untuk operasi pengawasan dan penjagaan batas laut pemerintah membatasi penggunaan bahan bakar armada kapal, sehingga mau tidak mau harus digunakan secara bergantian.

”Itupun dari seluruh armada yang kita miliki, hanya sekitar 25 hingga 30 unit kapal perang saja yang dioperasikan setiap harinya,” imbuhnya. (rul)

BELAWAN-TNI mengerahkan tujuh unit kapal perang di wilayah blok Ambalat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Penjagaan ketat dilakukan, setelah sebelumnya sempat terjadinya gesekan antara Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dengan Kapal Tentara Laut Diraja Malaysia (TDLM) disekitar perairan tersebut.

JAGA:Satu unit KRI tengah berjaga ketat  perairan Ambalat  berbatasan langsung  Malaysia. Setelah sebelumnya terjadi gesekan  Kapal Tentara Laut Diraja Malaysia (TDLM) disekitar perairan tersebut.
JAGA:Satu unit KRI tengah berjaga ketat di perairan Ambalat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Setelah sebelumnya terjadi gesekan dengan Kapal Tentara Laut Diraja Malaysia (TDLM) disekitar perairan tersebut.

“Ada 7 unit kapal perang TNI siaga disana (Ambalat), kita akan tetap menjaga perbatasan laut Ambalat. Karena sebelumnya sempat KRI kita bersenggolan dengan kapal perang TDLM,” ujar  Kepala Dinas Hidro Oseanografi (Hidros), Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia S Sos, di Mako Lantamal I Belawan, Sabtu (2/3) kemarin.

Aan, menyebutkan insiden di perairan Ambalat itu sudah ditangani. Kapal perang berbendera Malaysia yang berada di perairan sengketa itu juga sudah dihalau. ”Apapun niatnya, kalau masuk ke teritorial tentunya kita halau. Artinya kita tetap mengedepankan upaya penyelesaian secara diplomatik,” ujarnya.

Menurut mantan Dan Lantamal IX Ambon ini, dalam mengamankan wilayah batas laut Indonesia yang luas, bukanlah semudah dibayangkan. Apalagi Indonesia terdiri dari negara kepulauan yang mempunyai wilayah perairan yang sangat luas. Dia mengaku, untuk mengamankan perairan perbatasan di Indonesia, TNI masih kekurangan armada kapal.

“Kapal perang yang selalu beroperasi di sepuluh perbatasan laut Indonesia termasuk  di perbatasan Malaysia dan Philipina idealnya masih kurang. Saat ini kita baru punya 125 unit kapal perang, padahal dengan kondisi batas laut kita sangat luas atau idealnya kita harus memiliki 350 unit kapal perang,” ujarnya.

Selain itu, dia juga mengaku untuk operasi pengawasan dan penjagaan batas laut pemerintah membatasi penggunaan bahan bakar armada kapal, sehingga mau tidak mau harus digunakan secara bergantian.

”Itupun dari seluruh armada yang kita miliki, hanya sekitar 25 hingga 30 unit kapal perang saja yang dioperasikan setiap harinya,” imbuhnya. (rul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/