MEDAN, SUMUTPOS.CO – Universitas Prima Indonesia (UNPRI), angkat bicara terkait dengan temuan 5 jenazah di Kampus UNPRI yang terletak di Jalan Sampul, Kota Medan. Pihak kampus menyatakan mayat tersebut adalah cadaver di Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran (FK) UNPRI.
Cadaver ini, merupakan jenazah atau mayat, yang badan atau tubuh yang sudah mati atau tidak bernyawa. Biasa digunakan untuk bahan praktikum bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran di setiap perguruan tinggi.
Dosen Anatomi Fakultas Kedokteran UNPRI Medan, Dr dr Ali Napiah, MKT, MKM, menjelaskan dirinya diminta mendampingi tim Bidang Dokkes dan Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumut, untuk melakukan pemeriksaan cadaver tersebut, di Laboratorium Anatomi FK Kampus UNPRI, Selasa (12/12/2023)
“Saya menyatakan bahwa tanggal 12 Desember 2023, sekitar jam 3 sore atas permintaan polisi. Saya mendampingi polisi dari Polda dan tim Laboratorium Forensik Poldasu memeriksa di Laboratorium anatomi FK UNPRI lima cadaver bak dari Laboratorium anatomi,” ucap Ali, dalam keterangannya melalui YouTube PRIMTV, dikutip Sumut Pos, Rabu (13/12).
Ali menjelaskan cadaver itu, dikeluarkan dari bak dan dijejerkan ke meja. Kemudian, pihak kepolisian dari Polda Sumut, melakukan pemeriksaan cadaver tersebut, di ruang Laboratorium Anatomi FK UNPRI.
“Saya tegaskan cadaver-cadaver tersebut, yang ada di FK UNPRI dan digunakan sebagai media belajar dan praktikum anatomi sejak tahun 2008 dan sogyanya setiap Fakultas Kedokteran di Indonesia memiliki cadaver di laboratorium anatomi,” jelas Ali.
Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Kolonel (Purn) drg Susanto, M.Kes mengungkapkan tidak benar dengan ditemukan mayat yang ada di kampus ia bertugas tersebut.
“Bila memang ada terjadi tindak pembunuhan di lingkungan UNPRI, maka saya sebagai salah satu pimpinan adalah orang yang pertama yang akan melaporkan tindak pidana tersebut kepada pihak yang berwajib,” ucap Susanto, dalam klarifikasi yang disiarkan di laman Youtube PRIMTV.
Susanto menjelaskan bahwa cadaver yang ada di kampus UNPRI itu, sudah ada sejak Fakultas kedokteran berdiri pada 2008.
“Di dalam laboratorium anatomi, salah satu media belajar adalah cadaver, yaitu tubuh manusia yang diawetkan. Di lab anatomi FK UNPRI terdapat lima cadaver. Satu perempuan dan empat laki-laki,” jelas Susanto.
Susanto juga kecewa dengan tindakan kepolisian yang dinilai semena-mena. Dia menyesalkan kedatangan polisi pada 11 Desember 2023 malam. Saat itu, polisi mendesak untuk melakukan penggeledahan di UNPRI.
“Untuk diketahui, pada malam hari tidak ada petugas yang bisa mendampingi, tetapi mereka memaksa untuk masuk dan satpam akhirnya memberikan izin untuk menggeledah dan tidak didapati apapun pada saat itu,” jelas Susanto.
“Kemudian di hari berikutnya, penggeledahan dilakukan kembali pada pagi hari sampai dengan malam hari dan dijumpai 5 cadaver di dalam bak di laboratorium anatomi,” kata Susanto.
Susanto menyayangi cadaver itu, dikeluarkan untuk dilakukan pemeriksaan. Pihak Kampus UNPRI mengikuti keinginan pihak kepolisian, dari Polda Sumut dan Polrestabes Medan.
“Yang sangat kami sesalkan, pada saat penggeledahan pada tanggal 12 Desember 2023, ada perintah untuk mengosongkan kampus. Padahal saat itu sudah diberikan izin untuk pemeriksaan. Dengan perintah tersebut, pihak kampus sangat keberatan dan pada saat yang bersamaan, sedang berlangsung proses pembelajaran, kuliah, praktikum, dan ujian,” sebut Susanto.
“Dan bahkan ada ancaman untuk mem-police line-kan kampus, sehingga memancing keributan yang bisa mengganggu kenyamanan proses belajar mahasiswa dan dapat memicu keributan mahasiswa dengan polisi,” ujar Susanto.
UNPRI meminta Kapolda Sumatera Utara untuk mengevaluasi dan menindak anak buahnya yang dinilai telah berlaku semena-mena di kampus mereka. Susanto juga menanyakan soal penggeledahan yang dilakukan tanpa surat perintah.
Dia juga mempertanyakan soal kasus pembunuhan yang menjadi dugaan. “Harapan kami kepada Bapak-Bapak sebagai penegak hukum yang bertugas menjaga ketertiban dan melayani masyarakat untuk dapat bekerja secara profesional dan memperhatikan semua aspek dan efek dari tindakan yang dilakukan. Karena kampus merupakan institusi pendidikan yang memiliki integritas,” tandasnya.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol. Hadi Wahyudi mengungkapkan pihaknya, masih terus melakukan penyidikan terkait dengan 5 mayat yang ditemukan di Kampus UNPRI tersebut.
Hadi mengungkapkan penyidik Satreskrim Polrestabes Medan, tengah melakukan kordinasi dan meminta keterangan pihak rektorat hingga pihak kampus UNPRI Medan.
“Polrestabes Medan, bahwa diduga itu adalah jenazah atau mayat manusia, saat ini Polrestabes Medan terus melakukan kordinasi dan komunikasi dengan pihak rektorat dan kampus. Agar kita bisa mendalami jenazah tersebut,” ucap Hadi kepada wartawan, di Warkop Jurnalis Medan, kemarin siang.
Hadi mengungkapkan dalam penanganan penemuan mayat itu, dilakukan penyelidikan bersama tim kepolisian gabungan dari Polrestabes Medan, Bidang Dokkes Polda Sumut dan Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumut.
“Masih dilakukan pendalaman oleh Dokkes dan Labfor Polda Sumut. Saat ini, kita terus bekerja,” jelas Hadi.
Hadi mengungkapkan sejumlah saksi sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian, untuk mendalami penyelidikan penemuan mayat itu.
Disinggung soal 5 mayat sudah dievakuasi atau belum?. Hadi mengatakan jenazah masih di Kampus UNPRI Medan. Dan petugas sedang mendalami dari asal usul mayat.
“(5 mayat) Masih ada di Kampus. Di bagian tahap penyelidikan,” tandas Hadi.(gus/ram)